Happy weekend....
jangan lupa vote, komen dan follow yaaa....
Belajar dengan Haris hanya berjalan setengah jam. Itu karena mbak Asih yang meminta. Dan sekarang, aku dan mbak Asih sedang ngeteh cantik di taman. Enak bukan makan gaji buta?
"Jadi, kok bisa bareng gitu sama Max?" Tanya mbak Asih yang lagi-lagi masih kepo.
Aku melirik mbak Asih, menghembuskan nafas pelan. Lelah juga rasanya menghadapi si kepo ini.
"Ck, mbak kaya ngga tahu aja. Dia kan kaya jelangkung. Datang tak dijemput pulang minta di rudal!" Jawabku ketus.
Mbak Asih sampai tertawa lepas mendengar jawabanku.
"Hahahahahha... Kamu ih, ada - ada aja," jawab mbak Asih sambil mengibas kibaskan tangannya ke udara.
"Lah, emang gitu kan," kataku acuh.
"Hm, kamu kenapa ngga suka banget sih sama Max?" Tanya mbak Asih setelah meredakan tawanya.
Aku menggeser posisi dudukku dan menghadap mbak Asih.
"Lah, bayangin mbak. Dia itu selalu nyolot kalo ngomong sama aku. Mana tadi ngegondol sepatuku lagi. Terpaksa aku ngikut. Mamang ojol sampai aku cancel loh," jawabku panjang lebar.
"Hah, dia nenteng sepatu kamu?" Tanya mbak Asih kaget.
Aku mengangguk cepat.
"Menyebalkan banget dong. Ih, ampun deh dimana-mana ketemu dia. Noh, orangnya nongol," kataku judes sambil menunjuk sinis Max yang sedang berjalan ke arah kami.
Mbak Asih menengok lalu terkekeh kecil.
"Jodoh kali," kata Mbak Asih pelan.
Aku mendelik mendengar perkataan mbak Asih. Ngga kebayang gimana pusingnya aku dengar dia mengoceh setiap hari kaya kaleng rombeng. Aku sampai bergidik ngeri hanya dengan membayangkannya saja.
"Kenapa?" Tanya mbak Asih.
"Aku ngeri bayanginnya. Ih, pasti pusing banget denger kaleng rombeng tiap hari," jawabku dengan bergidik ngeri.
Mbak Asih terkekeh lagi.
"Kalian lucu yah," katanya lagi.
"Hei, ini sepatu kamu. Aku lupa," kata Max sambil menyerahkan sepatu heels ku yang ditentengnya.
"Aku?" Tanya mbak Asih kaget. "Udah aku kamu aja."
"Apaan deh mbak," jawabku judes.
Aku ambil sepatu di tangan Max.
"Ngga ada acara makasih atau apa gitu?" Sindir Max langsung.
"Aku ngga minta. Jadi, buat apa makasih?" Jawabku acuh.
Max hanya menggelengkan kepalanya.
" Dasar, keras kepala emang," gumamnya lirih yang masih aku dengar.
Aku angkat bahuku tak perduli.
"Sejak kapan aku kamu gitu?" Tanya Mbak Asih penuh selidik.
"Kepo banget sih lo, mbak," jawab Max mendelik lalu pergi gitu aja.
Aku menatapnya heran, ada apa emang kalo aku kamu?
Aneh dasar!
KAMU SEDANG MEMBACA
ABI UNTUK NAJWA (End)
Spiritual#rank1 Repost- dalam tahap revisi Menjadi single mother diusia muda bukanlah hal mudah. Aku tahu perceraian adalah hal yang paling dibenci Allah... Tapi aku bisa apa?? 'Ummah kenapa babah ngga pernah pulang?' 'Kapan babah pulang ummah?' 'Ummah, apa...