AUN -10. Bertemu Babah, lagi

59.8K 4.5K 35
                                    

Tidak ada perempuan manapun di dunia ini yang bercita-cita menjadi janda.

Apalagi aku adalah janda muda dengan anak satu. Menjadi janda di usia muda, dengan masa lalu menyeramkan tentu saja membuat aku tidak mudah jatuh cinta lagi.

Setahun berlalu, Najwa masih intens berhubungan dengan Kak Umar. Hubungan kami membaik, dan yang membuat aku menjauh dan enggan bertemu dengan Kak Umar adalah dia selalu meminta kesempatan lagi. Bagiku, tidak ada lagi kesempatan untuk Kak Umar.

Kalian tahu, kesempatan ke dua selalu ada. Tapi kesempatan ketiga adalah kebodohan. Dan aku bukan salah satu dari si bodoh itu.

Maaf, jika kalian pikir kalimatku itu kasar. Tapi sungguh, tidak akan ada lagi kesempatan untuk lelaki egois itu.

"Ummah, kangen babah," rajuk Najwa padaku pagi ini.

Aku menatapnya sebentar, hanya senyum tipis yang aku berikan.

Terakhir mereka bertemu beberapa bulan lalu. Saat ada acara pengajian di rumah Ummi. Itupun hanya sehari.

"Ummah, kangen babah," kata Najwa sekali lagi dengan nada manja.

"Ini telpon babah," kataku sambil memberikan hpku.

Najwa terlonjak gembira. Tanpa sadar aku kembali menangis.

Aku sangat dekat dengan abi, tapi saat ini anakku bahkan kesulitan untuk sekedar mengadu pada ayahnya saat ada masalah.

Aku bergegas meninggalkan Najwa, aku biarkan mereka mengobrol bebas.

Najwa akan canggung jika berbicara dengan ayahnya dan ada aku disekitarnya.

Dia hanya anak-anak biasa, tapi dia begitu istimewa. Tanpa berkata apapun, dia akan tahu, bahwa Ummahnya tidak nyaman dengan ayahnya.

Terlihat dengan jelas di mataku. Najwa tertawa bahagia saat berbicara dengan babahnya.

Dia begitu bahagia sekarang...

"Jangan menangis lagi," kata Ummi mengagetkanku.

Aku tersenyum dan mengangguk.

"Tidak semua orang mendapatkan apa yang dinginkan ya, Ummi," bisikku lirih.

Ummi tersenyum lalu mengusap punggungku lembut.

"Setiap orang memiliki batas waktu masing-masing, Khumaira. Dan mungkin waktu jodohmu dengan Umar telah selesai," kata Ummi lembut.

Kalian tahu, mengikhlaskan semua yang terjadi bukan hal mudah. Tapi akan sangat tidak mudah lagi jika tidak pernah bisa mengikhlaskan.

Aku seka air mataku kasar, bersamaan dengan Najwa yang berlari menghambur ke pelukanku.

"Ummah! Najwa akan ke rumah babah!" Teriak Najwa.

"Oh iya?" Tanyaku antusias.

Najwa mengangguk dengan senyum merekah.

"YEEEAAAYYYYY!!!!!! Najwa terlihat sangat bahagia.

....

jangan lupa vote, komen dan follow yaaah...
happy weekend dears

ABI UNTUK NAJWA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang