Akhirnya selama beberapa hari aku mencari jawaban atas apa yang aku inginkan.
Sholat istikharoh dan mencari jawaban dari apa yang aku butuhkan.
"Najwa, apa Najwa ingin abi dirumah ini?" Tanyaku hati-hati.
Najwa mengerjapkan matanya, lalu menggeleng tegas.
"Najwa tidak mau babah disini!" Jawab Najwa tegas dengan mata berkaca-kaca.
Aku terdiam, mencerna jwaban Najwa. Aku salah bicara sepertinya.
Aku usap punggung Najwa halus, dan membiarkannya dengan segala pikirannya.
"Najwa mau ayah. Najwa mau ayah tinggal disini. Apa bisa Ummah?" Tanya Najwa padaku.
Deg
Jantungku berdegup kencang, aku tersenyum menatap Najwa.
"A-Ayah?" Tanyaku sekali lagi.
Najwa mengangguk mantap.
"Kenapa?" Tanyaku lagi.
"Ayah sayang Najwa," jawab Najwa dengan mata berbinar.
Aku terdiam, bismillah...
Aku kini telah bersiap mengajar di rumah Haris, Najwa ikut bersamaku kali ini.
Saat aku berjalan ke depan rumah, sudah ada Max di depan. Aku semakin gugup, aku tidak yakin. Kenapa aku jadi gugup saat bertemu dengannya?
"Assalamu'alaikum wanita- wanitanya ayah," sapa Max dengan senyum merekah.
"Wa-wa'alaikum salam," jawabku gugup.
Aku mengunci pintu rumah, Najwa sudah berlari dan berada di pelukan Max sekarang.
"Ayo, kita ke tempat Haris kan, sweety?" Tanya Max lembut seperti biasanya.
Aku mengangguk,mengikuti Max di belakang. Kami masuk mobil dan berlalu meninggalkan rumah.
"Ayah, apa ayah mau tinggal dirumah kami?" tanya Najwa tiba-tiba.
Max menengok kaget, lalu kembali tersenyum.
"Mau banget. Emang kenapa?" Tanya Max dengan terus sambil menyetir.
Aku lihat dia melirikku sekarang. Aku berpura-pura sibuk dengan hpku.
"Ummah, ayah mau katanya. Bagaimana, bolehkah?" Tanya Najwa padaku dengan senyum lebarnya.
Aku menatap Najwa gugup, aku masih terdiam.
"Ummah, bagaimana?" Desak Najwa karena aku tak segera menjawab pertanyaannya.
Aku melihat Max yang tersenyum penuh arti padaku. Aku tidak tahu harus menjawab apa sekarang.
"Nanti ayah bicarakan lagi dengan Ummah," kata Max kemudian.
Aku mendesah lega, setidaknya Max menyelamatkanku dari suasana seperti tadi.
"Ummah tanya, apa Najwa mau babah tinggal dirumah?" Cerita Najwa pada Max.
Aku lihat Max terkejut, lalu menatap sendu ke arahku. Aku terdiam, hanya bisa menunduk.
"Najwa mau?" Tanya Max lirih.
"Tidak, Najwa mau sama ayah saja. Babah tidak sayang kami. Dia sudah ada Ummi dan dede bayinya disana. Mereka jahat pada Najwa," terang Najwa dengan tangis terisak.
Aku menatap Najwa dan menangis. Merengkuh Najwa dalam pelukanku.Memejamkan mataku, menyesali semua yang terjadi. Ini semua salahku, salahku.
"Najwa tidak boleh bicara seperti itu. Jika Ummah ingin begitu. Naj-Najwa ha-harus nurut," kata Max terbata.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABI UNTUK NAJWA (End)
Spiritual#rank1 Repost- dalam tahap revisi Menjadi single mother diusia muda bukanlah hal mudah. Aku tahu perceraian adalah hal yang paling dibenci Allah... Tapi aku bisa apa?? 'Ummah kenapa babah ngga pernah pulang?' 'Kapan babah pulang ummah?' 'Ummah, apa...