Kembali

811 96 40
                                    

🎵Ailee : Heaven

Tolong Vote dan Komen 🤟

Sehun terus menerus menatap Sana yang masih terpejam di hadapannya. Tangannya tiba tiba bergerak meraba permukaan perut Sana yang masih terlihat rata. Sekilas senyum terukir singkat di bibir Sehun. Bayangan tentang dirinya yang akan dipanggil ayah telah mengambil separuh dari kerja otaknya. Semua imajinasi indah telah menari nari di dalam pikirannya. Sehun sangat tidak sabar menantikan kehadiran jagoan kecil yang tentu akan selalu berada di samping dirinya nanti. Hingga tanpa Sehun sadari ia terlalu gemas sampai meremas tangan Sana.

Sana terjaga akibat remasan Sehun di tangannya. Ia melirik Sehun yang tiba tiba saja merubah mimik wajahnya menjadi normal kembali. Sana mengerutkan dahinya karena melihat Sehun yang kini malah terdiam dan menampilkan wajah dingin seperti biasanya. Sorot mata Sana meminta penjelasan karena penasaran kenapa kekasihnya itu malah meremas tangannya.

"Kamu kenapa? Kok malah remes remes kayak tadi? Aku kaget" Sehun hanya bisa menggeleng.

"Aku gak apa apa kok" elak Sehun. Tapi Sana masih tidak percaya dengan jawaban Sehun yang terdengar tengah menutupi suatu kebohongan darinya.

"Kamu bohong. Kamu kenapa? Pokoknya harus cerita. Titik" Sana pura pura kesal dan memalingkan wajahnya ke sisi lain, tidak ingin menatap ke arah Sehun.

Sehun menghela nafas dan meraih tangan Sana dan mengecupnya singkat. Ia menepuk nepuk punggung Sana seraya menatapnya dengan lekat. Pandangan Sehun menerawang jauh di balik angan angannya. Sekilas senyum kembali hadir di bibirnya. Sana sedikit menoleh pada Sehun.

"Cerita?" Kali ini Sehun menerima permintaan Sana. Sana mulai mencari posisi ternyamannya dan bersiap mendengar cerita dari Sehun.

"Aku tadi cuma mikir aja tentang kita dan jagoan kecil ini" Sehun menunjuk perut Sana.

"Mikir apa emang?" Sana mulai penasaran dengan hasil pemikiran Sehun tentang mereka.

"Sembilan bulan kemudian dia bakal hadir di dunia ini dan kita resmi jadi orang tua. Kamu bakal dipanggil mama dan aku dipanggil ayah. Disaat itu kita akan bersama menjaga jagoan kecil kita. Mengajarkan banyak hal tentang isi dunia. Menggenggam tangannya dan mengajari kakinya kecilnya melangkah untuk pertama kalinya. Mungkin kehidupan kita berbeda dari kebanyakan keluarga lainnya. Tapi aku ingin anak kita nanti merasakan keluarga sebagaimana keluarga pada umumnya. Penuh rasa cinta dan kasih sayang" Sana menatap Sehun dengan mata yang sudah berkaca kaca. Tangannya meraih pipi Sehun dan mengusapnya lembut.

"Aku ingin memilikinya. Aku ingin menjadi seorang ayah. Dan Kamu telah mewujudkan satu impian kecilku yang semula tidak pernah aku bayangkan akan terjadi" Sehun menghela nafas berat. Ia menahan dadanya yang mulai sesak karena mencegah air matanya terjatuh.

"Terima kasih untuk semua yang telah Kamu berikan pada orang hina sepertiku" Sana tidak bisa lagi menahan tangisannya.

"Kamu bukan orang hina. Kamu itu Oh Sehun. Orang yang paling Sana cintai. Aku bangga memiliki laki laki seperti dirimu. Jadi jangan pernah pernah memandang rendah dirimu" ucap Sana di sela sela tangisannya.

"Jangan tinggalin Aku sendirian, Sana. Aku cuma ingin bersamamu. Hanya dirimu. Tolong percaya padaku" Sehun semakin dekat dengan Sana. Ia mulai menelusupkan kepalanya di sela sela ceruk leher Sana. Air matanya tidak lagi bisa ia bendung. Sehun menangis.

"Siapapun boleh mengambil apapun dariku. Tapi tidak untuk dirimu. Kamu hanya milik Sehun dan Sehun hanya milik Sana. Itu rumus mutlak. Gak ada yang boleh merubahnya" bisik Sehun.

***

Nancy meremas ujung kemeja yang ia kenakan. Matanya memerah bersamaan dengan adegan Sehun yang tengah memeluk Sana. Amarah dan rasa bencinya semakin memuncak. Keinginan untuk membalaskan dendamnya pada keluarga Oh telah mencapai keputusan final.

Black PearlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang