Sekelompok Rubah

1.1K 153 35
                                    

🎵Block B : Jackpot

Hola halo yorobun
Author kembali jeng jeng jeng
Maaf kalo apdetnya author sering telat dan sebagainya
Soalnya matkul author semakin mematikan 😂😂😂
Dan doain ya minggu depan author uts 🙏🙏🙏🙏
Dan doain selama uts masih bisa produktif 😆😆😆

Pokoknya selamat membaca
Jangan lupa vote sama komennya

Untuk kalian para silent readers mohon pengertiannya. Aku sebagai author sudah merelakan waktu buat apdet cerita tapi kalian gak pernah hargai usaha aku. Lebih baik sedikit yang baca tapi menghargai daripada banyak tapi gak pernah hargai. Tolong aktif juga. Author suka kalo kalian aktif komen. Suatu penghargaan tersendiri buat author. Makasih juga buat kalian kalian yang udah aktif 😙😙😙.

Mohon maaf aja kalo tiba tiba author berentiin cerita ini buat sementara. Maaf buat readers yang sudah aktif ya 🙏🙏🙏
Saya juga butuh dihargai. Terima kasih

================================
Sehun membuka mata secara perlahan. Sesekali ia mengerjapkan matanya. Hingga dengan jelas ia menatap wajah Sana yang masih terlelap tepat di dekapannya. Gadis itu akhirnya memilih untuk tidur dengannya semalam meskipun butuh sedikit perjuangan untuk membuatnya mengatakan iya. Tiba tiba saja bibir Sehun menampilkan senyum tipis. Ia merapikan beberapa helai rambut yang menutupi wajah Sana. Ia menyelipkan beberapa helai rambut itu dibalik daun telinga Sana. Suara deringan hp mengubah fokus Sehun dari Sana. Segera ia menekan layar untuk menjawab panggilan yang ternyata dari adik perempuannya.

"Kenapa?" Jawab Sehun tanpa basa basi.
.
"Ini masih pagi. Kenapa keluarga bajingan itu mau kesini?"
.
"Sana belum bangun. Kira kira mereka nyampe disini jam berapa?"
.
"Masih ada waktu satu jam"
.
"Bilang ke Kim, cariin dress buat Sana"
.
"Habis ini aku kasih tau dress kesukaan Sana lewat pesan"
.
"Bilang juga ke kakek, aku sama Sana turun kalo semuanya udah kumpul"
.
"Kalo tanya alasannya. Sana masih istirahat"

Sehun memutuskan panggilan Yeri secara sepihak. Adiknya memang selalu saja mengganggu waktu terbaik dalam hidupnya. Ia tidak akan pernah berhenti berbicara. Dan tentu saja terkadang membuat kepala Sehun sedikit pusing. Tapi berbanding terbalik dengan adik lelakinya. Guanlin lebih banyak diam dan lebih sering berkutat dengan komputer. Dan adik lelakinya itu memang terbilang jenius. Hobinya saja meretas situs situs pemerintah dan mengambil beberapa data yang memang diperlukan untuk bisnis keluarganya. Cukup berguna. Meskipun begitu Yeri tidak buruk, ia salah satu penembak jitu. Untuk tadi malam pengecualian. Saat biasa, ia dapat menembak semua sasarannya dengan tepat. Karena kakeknya, yaitu Kakek Oh memang mendatangkan salah satu sniper hebat dari Rusia hanya untuk menjadi guru bagi Yeri.

Sehun melihat jam yang menempel pada dinding kamarnya dan menunujukkan pukul sembilan pagi. Tepat pukul sepuluh keluarga Cha, keluarga pamannya akan datang untuk sarapan bersama. Keluarga yang menjelma menjadi rubah licik. Keluarganya dan Keluarga pamannya itu tidak pernah benar benar akrab. Hanya terlihat hangat di permukaan, meskipun di belakang selalu siap dengan senjata masing masing. Keluarga Oh dan keluarga Cha tidak begitu saja menjadi seperti sekarang. Semua berawal saat adik ayahnya, yaitu bibinya memilih berkhianat dan memilih cintanya dengan mengorbankan keluarganya sendiri. Dan tentu saja dengan berat hati kakeknya harus menerima permintaan putrinya itu. Bukan Kakek Oh jika harus berlutut hanya karena sebuah perubahan kecil. Bukan karena hanya sebuah pernikahan seorang musuh menjadi seorang teman. Kakeknya memang selalu tersenyum dan membuka tangannya lebar saat menyambut menantu barunya saat itu. Meskipun tanpa ada yang tahu di balik badannya, ia telah mempersiapkan sebuah senjata mematikan yang siap menggantikan tangan dan kakinya yang tak lagi sekuat dulu, yaitu Sehun. Kakek Oh dengan sengaja melatih cucunya itu untuk mengambil alih posisinya. Dan tentu termasuk rasa sakit yang ia miliki juga. Sehun akan selalu siap menyalurkan rasa kecewa, amarah yang kakeknya rasakan selama ini. Semua hal itu membuat dirinya tak pernah merasa iba terhadap siapapun. Termasuk orang terdekatnya sekalipun. Sehun benar benar salinan dari kakeknya. Tersenyum bukan berarti ramah. Ia menyimpan semua hal dengan rapi.

Black PearlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang