Cintai Aku Lagi

786 100 30
                                        

🎵Infinite : Destiny

Tolong vote dan komen 🤟

"Kita akan lakukan malam ini. Habisi semuanya tanpa tersisa seorang pun. Keluarga Dragon dan Keluarga Oh harus berakhir malam ini juga"

Nancy menatap langit malam yang semakin pekat tanpa bintang. Embusan angin menusuk tulang tapi ia enggan untuk cepat cepat masuk ke dalam rumah. Suara di ujung sana masih terus berbicara tanpa jeda dan membuatnya semakin jengah mendengarnya.

"Aku akan melakukannya jika itu memang perintah. Dan perempuan bernama Sana itu memang adik perempuan Kwon Jiyong. Pasti Kau begitu menginginkannya bukan? Apalagi bayi dalam kandungannya"

Suara tawa renyah langsung melewati rongga telinga Nancy. Ia tahu apa yang sebenarnya keluarga keluarga begitu menginginkan Sana. Apalagi setelah tahu Sana sedang hamil anak Sehun. Bukan belas kasihan tapi semakin beringas ingin menghabisi.

"Aku akan membawa Sana ke hadapanmu malam nanti. Sebagai pencapaian kita" seringai Nancy seraya memutus sambungan teleponnya.

***

Suara dentuman keras membuat Jiyong terjaga di tengah lelapnya. Beberapa orang terdenger berteriak panik. Jiyong lantas bangkit dari kasurnya dan segera pergi mencari tahu keadaan apa yang tengah terjadi di mansionnya. Tapi belum sempat Jiyong membuka pintu, Taeyeon lebih dulu memasuki kamarnya. Jiyong akhirnya memahami jika rumahnya tengah di serang.

"Keluarga Choi melakukan penyerangan. Pagar masuk mansion telah mereka bom. Mereka sepertinya sudah menyiapkan semuanya dengan matang. Kita kalah jumlah Tuan. Dan sepertinya ia tahu tentang Nona Sana. Mereka tidak hanya mengincar kita. Keluarga Oh juga menjadi sasaran mereka" jelas Taeyeon pada Jiyong.

"Bagaiaman dengan adikku? Apa dia baik baik saja?"

Taeyeon diam. Ia tertunduk takut. Tapi seketika tangan Jiyong menghampiri pundaknya dan menggoyangkan tubuhnya, meminta penjelasan perihal Sana.

"Sehun tengah melakukan perlawanan di lantai bawah. Ketika Saya pergi ke kamar Nona Sana, tapi Saya tidak mendapatkan siapa siapa disana"

Jiyong mengerang frustasi. Suara tembakan terdengar saling bersaut-sautan semakin dekat dengan kamar tidurnya. Taeyeon dan Jiyong serempak menoleh ke arah pintu seperti memnantikan kedatangan seseorang dari balik pintu.

Brak!

Jiyong reflek menarik senjata di tangan Taeyeon dan mengarahkannya ke pintu. Sebelah tangannya meraih tubuh mungil Taeyeon ke dalam dekapannya.

"Apa Kau bisa keluar sekarang membantuku? Rumahmu tidak dalam keadaan baik. Dan Sanaku menghilang"

Sehun datang dengan pakaiannya yang jauh dari kata baik. Wajahnya sudah berkeringat dan napasnya tersengal. Jiyong tahu Sehun sama frustasinya dengan dirinya saat mengetahui Sana menghilang. Tapi keadaan rumahnya sama gentingnya sekarang. Jika mereka tidak menyelamatkan diri sekarang, mereka bisa mati konyol di tembak lawan.

"Apa Kau memiliki cadangan senjata? Beberapa tukang pukul keluargaku dan keluagamu sudah kewalahan melawan keluarga Choi. Sebaiknya kita lebih cepat bergegas ke lantai dasar"

Jiyong mengangguk dan membiarkan Sehun memasuki kamarnya. Ia segera membalik kasurnya karena disanalah ia menyimpan beberapa senjata api miliknya.

"Ambilah yang kau butuhkan"

Tanpa rasa sungkan, Sehun mengambil beberapa senjata yang memang ia butuhkan dan akan ia bagikan kepada beberapa anggota keluarganya.

"Setelah semua berakhir, bantulah Aku menemukan kekasihku" ucap Sehun. Jiyong sempat terdiam sesaat. Ia melirik pada Sehun yang fokus memilih senjata tapi ternyata pikirannya tetap tertuju pada Sana, adiknya.

Black PearlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang