Seorang Pembunuh

734 104 50
                                        

🎵BTS : Blood Sweat and Tears

Tolong Vote dan Komen 🤟

Kakek Oh berjalan dengan santai tanpa mengurangi aura wibawa dalam dirinya. Ia melangkah dengan pasti menuju ruang pertemuan. Hari ini ia sengaja mengadakan pertemuan dengan beberapa keluarga yang memang bekerja sama dengan keluarganya. Ia hanya ingin menyampaikan berita baik mengenai kehamilan Sana.

Tanpa kakek Oh ketahui, hampir seluruh keluarga tengah menunggu kedatangannya dengan gelisah. Berita kehamilan Sana membuat keluarga keluarga lain merasa resah dan terancam. Sejak awal kehadiran Sana adalah ancaman. Dunia hitam mereka tidaklah pantas ditempati oleh gadis asing seperti Sana. Tapi keluarga Oh tetap bersikukuh menerimanya sebagai menantu mereka.

Sana akan menjadi wanita satu satunya yang akan mendampingi pewaris tunggal keluarga mafia sektor Asia Tenggara itu. Tentu posisinya menjadi incaran bagi keluarga keluarga lain termasuk keluarga yang beraliansi dengan keluarga Oh. Kematian Sana adalah tujuan utama hampir seluruh keluarga mafia lainnya.

Kehamilan Sana menandakan posisinya semakin kuat. Dua pewaris telah bersamanya. Sehun dan calon anaknya. Keluarga Oh akan menjaga Sana bak seorang putri. Tidak akan ada seorang pun yang dapat mendekati putri kerajaan mereka.

Eunwoo berdiri di ambang pintu seraya menunggu kakeknya datang. Kehamilan Sana tidak terlalu mengusiknya karena tujuannya hanya untuk membuat saudara sepupunya sengsara. Merasakan penderitaan yang selama ini ia dan Soojung rasakan. Sehun harus merasakan bagaimana rasanya kehilangan orang paling ia sayangi dan ia cintai.

"Kenapa Kamu belum masuk?" Suara kakek Oh menyadarkan Eunwoo dari lamunan sesaatnya. Ia lantas membungkuk memberi hormat pada kakeknya itu.

"Aku menunggu Kakek datang. Beberapa orang pasti tidak akan menerimaku dengan baik. Jadi Aku memilih untuk diam di luar sampai Kakek datang" jelas Eunwoo. Kakek Oh hanya mengangguk dan segera beralih dari hadapannya.

Eunwoo segera mengikuti dari arah belakang. Suara riuh seketika menjadi hening. Eunwoo melangkah ke salah satu kursi kosong yang letaknya jauh dari kursi kakeknya seperti hubungan keduanya yang tidak pernah benar benar dekat. Eunwoo tidak lebih dari orang asing di tengah tengah keluarganya sendiri. Keluarga yang harusnya menyambut kedatangan dirinya dengan kehangatan. Harapan sederhana yang tidak pernah terwujud walaupun sekejap mata. Impian yang tidak pantas untuk ia impikan. Karena sampai kapanpun keadaannya akan tetap sama. Keluarganya adalah keluarga pengkhianat dan sampai kapanpun akan tetap seperti itu.

Tatapan penuh percaya yang selalu ia lihat dari sorot mata kakeknya untuk Sehun tidak akan pernah mengarah pada dirinya. Eunwoo cukup tahu diri. Letak keluarganya sudah sangat rendah. Ia tidak akan memohon hanya untuk tatapan itu. Ia tidak ingin semakin rendah dan terinjak lebih lama lagi.

"Tuan muda Eunwoo, Tuan Oh memanggil Anda" bisik Yunho yaitu kaki tangan kakeknya tepat di telinga Eunwoo. Seketika Eunwoo menegapkan kepalanya dan menoleh pada kakeknya. Semua pandangan mengarah pada Eunwoo yang masih terdiam.

"Kenapa duduk disana? Duduk di sebelah Kakek. Sehun tidak akan datang. Jadi duduk di sini" Eunwoo tersenyum samar. Ia segera bangkit dan menghampiri kursi di sebelah kakeknya. Kursi yang biasanya Sehun gunakan.

Pada akhirnya Eunwoo hanyalah pemeran pengganti. Pemeran yang diharapkan kehadirannya saat pemeran utama tidak ada. Mungkin Eunwoo harus puas dengan posisinya sekarang. Setidaknya kakeknya menganggap kehadiran dirinta dan tidak melihat dirinya sebagai orang asing.

"Baik, mungkin dari kalian sudah mendengar berita bahagia keluargaku. Mungkin dari kalian ada yang merasa bahagia dan mungkin juga telah menyalakan alarm tanda bahaya" ucap Kakek Oh dari kursinya.

Black PearlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang