Keluarga

653 100 22
                                    

🎵EXO : Heart Attack

Tolong Vote dan Komen 🤟

Eunwoo terus berjalan fokus tanpa menghiraukan beberapa bisikan yang mengusik indera pendengarannya. Aroma obat obatan menyeruak menembus penciumannya tapi ia tidak peduli. Ia terus menyusuri lorong lorong bercat putih dengan interior pintu seragam. Hingga kakinya berhenti di depan sebuah lorong sepi dengan penjagaan super ketat yang ia kenali sebagai tukang pukul keluarga kakeknya. Seketika semua tukang pukul yang berjaga berbaris dan serempak membungkuk memberi hormat pada Eunwoo. Seperti biasanya, Eunwoo hanya menampilkan senyum ramah miliknya.

"Apa Aku boleh masuk ke dalam?" Tanyanya pada salah satu tukang pukul. Salah satu tukang pukul lantas mempersilakan Eunwoo untuk membuka pintu ruang inap Sana.

Tangan Eunwoo memutar knop pintu dan seketika matanya menangkap objek Sana yang tersenyum ke arahnya penuh antusias. Tapi tidak lama ekspresi wajah kekasih sepupunya itu berubah murung seakan kecewa dengan kedatangan Eunwoo. Mungkin Sana memang tengah menunggu orang lain jadinya ia sedikit kecewa.

Tidak jauh dari ranjang Sana terlihat juga Yeri dan Lay. Lay yang melihat kedatangan Eunwoo dengan cepat berdiri dan sedikit membungkuk memberi hormat, jauh berbeda dengan sikap saudari sepupunya. Yeri hanya memutar bola matanya seperti kesal dan tidak suka akan kedatangannya. Tapi ia bisa memaklumi itu karena memang seperti itu ekspresi paling wajar yang sering ditampilkan keluarga Oh padanya.

"Kenapa Kakak dateng kesini?" Ucap Yeri ketus tanpa menoleh lagi ke arah Eunwoo. Eunwoo tetap senang meskipun Yeri bersikap tidak sopan padanya setidaknya adik sepupunya itu masih mau memanggilnya kakak.

"Cuma mau jenguk tunangan Sehun" jawab Eunwoo seraya berjalan mendekat ke arah ranjang Sana. Sana sedikit tersenyum canggung. Mungkin karena pertemuan terakhir mereka yang kurang menyenangkan. Terlebih lagi sikap Soojung juga membuat Sana sedikit waspada dengannya.

"Ini buat Kamu" Eunwoo memberikan buket bunga yang sedari tadi ia genggam. Sana hanya berucap terima kasih dengan lirih.

"Gimana keadaan Kamu? Apa udah lebih baik?" Tanya Eunwoo pada Sana.

"Lumayan" jawab Sana singkat.

"Lay, apa Kamu tahu siapa pelakunya?" Kali ini Eunwoo mengalihkan pandangannya pada Lay yang juga berdiri tidak jauh dari ranjang Sana.

"Tidak, Aku tidak tahu. Tapi Aku sedang menyelidikinya" Eunwoo hanya mengangguk mengerti.

"Dimana Sehun?" Eunwoo sedikit menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan sepupu sekaligus rival abadinya itu.

"Sehun lagi keluar beli makanan" kali ini Sana mulai merasa nyaman dan berani merespon Eunwoo.

Tidak lama dari pembicaraan mengenai Sehun, pintu ruang inap Sana kembali terbuka. Sosok Sehun tampak berdiri di ambang pintu. Matanya lantas menyorot kehadiran Eunwoo yang berdiri tepat di sebelah ranjang Sana. Ekspresi Sehun tidak jauh berbeda dengan ekspresi ditampilkan Yeri. Wajahnya menampilkan ketidakantusiasan dirinya akan kehadiran saudara sepupunya itu. Tapi Eunwoo tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Ia tetap tersenyum ramah seakan tidak ada dendam yang ia simpan untuk keluarganya itu.

"Hai Hun. Lama tidak bertemu dengamu. Bagaimana kabarmu?" Ucap Eunwoo tanpa menghilangkan senyumannya. Sehun tidak langsung menjawab sapaan dari Eunwoo. Ia hanya berjalan mendekat pada Sana yang hanya bisa berdiam diri dengan wajah cemas.

Black PearlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang