Senyuman

672 100 30
                                    

🎵Park Won : All Of My Life

Tolong Vote dan Komen 🤟

Sehun masih setia dengan genggamannya pada tangan Sana kini masih terlelap, tak sadarkan diri. Sudah hampir satu jam Sana tidak kunjung sadar dari pingsannya. Chanyeol memeriksa sekilas dan menganjurkan Sehun untuk membiarkan Sana istirahat. Tetapi Chanyeol juga menyarakan Sehun untuk memeriksa kepala Sana agar tidak menimbulkan asumsi terhadap kondisi Sana.

Mata Sehun sayup sayup terpejam tetapi tangannya menangkap pergerakan tangan kekasihnya. Secepat kilat Sehun kembali mengembalikan fokusnya. Menatap penuh harap ke arah wajah Sana.

"Se-hun" panggil Sana dengan suara paraunya.

"Iya Sana. Aku disini"

Sehun sedikit mencondongkan kepalanya mendekat pada wajah Sana. Menatap wajah kekasihnya itu dalam dalam.

"Apa ada yang sakit? Aku panggilin Chanyeol dulu ya"

Sehun siap membalik badannya tetapi genggaman tangan Sana malah mengerat. Ia menahan pergerakan Sehun yang akan beranjak pergi. Sehun kembali menoleh pada Sana. Ia melihat Sana yang kini menggeleng lemah mengisyaratkan Sehun untuk tetap diam disampingnya.

"Jangan pergi. Kamu disini aja. Aku gak apa apa kok"

Sehun mengangguk mengerti dengan permintaan Sana.

"Tapi anak kita baik baik aja kan?"

Sehun mengayunkan tangannya mendekat pada perut Sana. Secara perlahan ia mengusap perut Sana yang masih terlihat rata.

Tangan Sana bergerak menyentuh punggung tangan Sehun dan menghentikan pergerakkan mengelusnya. Sehun juga reflek menolehkan kepalanya menghadap wajah Sana. Seutas senyum tipis menghiasi bibir mungil milik Sana.

"Apa Kamu lupa sesuatu?"

Seketika dahi Sehun berkerut. Ia merasa tidak melupakan sesuatu.

"Maksud Kamu? Perasaan Aku gak lupa apa apa"

"Kamu kayaknya lupa kalo anak ini anak Oh Sehun. Jadi dia pasti kuat kayak ayahnya"

Sudut bibir Sehun segera terangkat sesaat setelah mendengar ucapan Sana.

"Bukan seperti ayahnya, tapi seperti kita. Kita berdua. Anak Sehun dan Sana akan menjadi anak yang kuat"

Sehun sengaja menyatukan keningnya dengan pelipis Sana dan membisikan kalimatnya.

***

Suara ketukan pintu yang terus berualang membuat Sehun akhirnya terbangun dan meloloskan satu umpatan dari bibirnya. Sana yang mendengar Sehun menggeram di sebelahnya ikut terbangun.

"Sapa yang pagi pagi ganggu? Gak tau apa kalo ini masih subuh" gerutu Sehun seraya bangkit dari kasur. Ia berjalan dengan cepat ke arah pintu dan memutar knop pintu tidak sabar.

"Mama membangunkan kalian pagi hari karena pukul sepuluh nanti kita akan berangkat ke Korea. Apa Kamu udah lupa, Hun?"

Nyonya Oh langsung saja menjelaskan tepat setelah anak tertuanya itu membuka pintu. Ia juga sudah mendengar segala sumpah serapah yang telah Sehun lontarkan sesaat sebelum membuka pintu kamarnya.

"Apa Sana sudah sehat? Atau Sana tidak usah ikut aja?"

Tanpa menunggu persetujuan Sehun, Nyonya Oh lantas berjalan memasuki ruang kamar anaknya. Ia berjalan dan mendekat ke kasur dimana Sana masih duduk tertegun dengan memegangi selimut untuk menutupi sebagian tubuhnya.

"Sana ikut aja ya Ma. Sana takut kalo sendirian di rumah"

Nyonya Oh mengangguk penuh perhatian dan mengecup sekilas bagian kepala menantunya itu.

Black PearlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang