Pagi ini merupakan hari teristemawa dan hari yang paling dinantikan oleh Seina. Karena, hanya di akhir pekan seperti inilah Seina dapat tidur sepuasnya dan terus bergelung dalam hangatnya selimut serta guling.
Terbukti sekarang, Seina masih berada di balik selimut tebal yang menutup semua tubuh kecilnya, jika di lihat seperti tidak ada orang di kanar tersebut.
Tok
Tok
Tok
"SEI BANGUN! ADA BARON NIH.'
"SEI?" teriak Senja di balik pintu coklat Seina yang di depan pintu tersebut tertera nama Seina Wiloka.
No responde
Senja yang tidak mendapatkan jawaban dari dalam langsung membuka pintu kamar Seina, yang tidak terkunci.
Ceklek
"Loh, Sei kemana?" gumam Senja seraya berjalan mendekat ke ranjang Seina.
Senja membuka selimut bergambar shaun the sheep perlahan dan Senja melengkungkan senyuman ketika melihat Seina yang ternyata ada di balik selimut.
"Kirain, Seina kabur." gumam Senja.
Hell, kabur? yang benar saja! Seina tidak akan kabur dari rumah hanya untuk mendapatkan kenikmatan tidur tanpa ada orang yang mengganggunya. Menurut Seina itu lebay dan Seina tidak suka kata lebay harus atau bahkan disandikan dengan kata tersebut. Jangan harap!
Senja kembali keluar setelah tahu bahwa Seina masih tertidur. Senja berjalan ke ruang tamu yang di sana tengah duduk dua orang.
Baron menoleh saat Senja hampir mendekati mereka.
"Sei-nya, masih tidur. Kamu bangunin aja sana." ucap Senja seraya duduk disamping Samudra-Ayah Seina.
Tanpa menjawab apapun, Baron segera beranjak dan meninggalkan bonyol Seina yang sedang romantis-romantisan.
"Gw juga bisa romantisan sama monyet gw. Emang mereka doang." batin Baron seraya melirik camernya yang sedang berpelukan seraya menonton kartun dengan badan yang kotak dan berwarna kuning.
×××
Baron sudah berada di dalam kamar monyetnya, kamar yang menurutnya biasa aja tapi mampu membuatnya nyaman berada terus menerus di dalam kamar ini.
Baron berjalan ke arah kasur Seina dan Baron hanya dapat melihat kepala Seina saja sedangkan seluruh tubuhnya, dari bahu sampai kaki tertutup oleh selimut Shaun the sheep tersebut.
"Nyet, bangun." ucap Baron seraya duduk ditepi kasur Seina.
No responde
Tangan Baron terulur untuk mengelus puncak kepala Seina "Hey, bangun!"
"Hey...hey tayo. Hey tayo." ucap Baron dengan nada Hey Tayo.
Lagi, Seina tidak terusik oleh apapun. Akhirnya, sebuah ide terlintas dalan otak cerdas Baron.
Baron beranjak dari kasur dan dia sudah berdiri di depan pintu dengan keadaan seperti siap lari saat lomba.
Baron menggerak-gerakan tangan dan kaki seperti pemanasan.
"Satu,satu.dua,dua.tiga,tiga.huuuu" ucap Baron dan mulai memposisikan dirinya.
Baron mengambil ancang-ancang terlebih dahulu.
"Satu...dua...tiga!" ucapnya dibarengi dengan dirinya yang lari ke atas kasur Seina dan merosot persis di samping Seina seperti peselancar.
Baron bangkit dari keadaan telungkup dan langsung loncat loncat di atas kasur Seina yang membuat tubuh Seina ikut naik turun seperti tubuh Baron sekarang.
Baron terus lompat dan berjalan jalan di atas kasur Seina memperagakan gerakan monyet. Jadi, Seina tepat sekali memanggil Baron dengan sebutan monyet. Lihatlah, bahkan Baron menggaruk garuk kepalanya seperti monyet dan jangan lupakan mulutnya yang dia samakan juga seperti monyet. Astaga Baron, andai saja Seina sekarang sudah bangun. Habislah dia diejek oleh Seina wkwkwk.Baron sesekali mengelus pipi Seina yang sedikit tembam agar terbangun.
Sepuluh menit kemudian, Baron lelah dan memilih untuk tiduran di samping Seina dengan Seina yang masih terlelap sempurna.
Tangan nakal Baron mulai bergerak kearah pinggang Seina dan memeluknya. Kini, wajah Seina dan Baron berhadapan bahkan Baron dapat dengan jelas melihat wajah Seina yang sedang tertidur itu.
Sungguh, Baron mengakui jika Seina itu cantik dan baby face. Baron senyum-seyum sendiri melihat ekspresi wajah Seina yang berkedut akibat dia tiup.
"Hussshhhh" suara hembusan nafas mulut Baron.
"Hahaha." tawa Baron tertahan ketika melihat ekspresi wajah monyetnya yang menurut nya itu sangat lucu.
Tangan baron tak tinggal diam, dia memencet hidup Seina selama beberapa detik.
1
2
3
PLAK!
"AAAWS"teriak Baron ketika tangannya di gampar oleh Seina.
"NGAPAIN LO BANGSAT? LO MAU BUAT GW MATI?!"ucap Seina ngegas.
"KAGAKLAH BEGO, ENTAR GW JADI DUDA LAGI. DIHH, OGAH."
"GA USAH NGEGAS DONG!" ucap Seina masih dnegan ngegasnya.
Baron menggaruk tengkuknya "Iya nyet, banyak bacot bener heran gw."
"Bangun cepetan! gw mau ajak lo jalan nih. Baikkan gw?""OGAH." tolak Seina dan membenamkan kembali tubuhnya di dalam hangatnya selimut tebal.
"Kambing bener, kebo banget si lo nyet."
"Ga usah lo absen semua bego temen lo itu!" celetuk Seina yang tidak di mengerti oleh Baron.
"Hah?" tanya Baron tak paham.
Seina tak menggubris ucapan makhluk astral yang nenyerupai dewa yunani itu, Seina bangun dan mendudukan tubuhnya. Namun, saat dia hendak duduk ternyata tangan Baron masih berada di pinggangnya walaupun tidak erat.
Baron yang mengetahui bahwa Seina akan melepaskan pelukkannya,segera mempererat pelukkannya dan membawa Seina ke dalam dada bidang Baron.
"Udah tidur aja lagi, gw juga jadi ngantuk nih." ucap Baron seraya menahan rontaan dari monyet yang sungguh aktif sekali.
"Lepas!" ucap Seina seraya meronta dalam dekapan Baron. Sesunggunya, Seina sangat suka seperti ini, tapi Seina 'kan malu.
Baron tak melonggarkan pelukkannya sama sekali, bahkan dia sudah memejamkan kedua matanya tersebut.
"Nafas nyet, mati beneran aja lo." ucap Baron yang menyadarkan Seina untuk segera menafas, pasalnya dia menahan nafas akibat ulah Baron juga.
"Ruk, minggir elah." ucap Seina seraya mendorong dada Baron. Namun, hasilnya sama tidak terjadi apapun.
Akhirnya, Seina memilih mengalah demi beruk kesayangannya itu. Seina ikut memejamkan kedua matanya. Namun, belum juga kedua kelopak mata Seina tertutup Baron membuat ulah kembali.
"Sei?" ucap Baron dengan posisi kepala yang tertanam diceruk leher Seina.
"Hm."
"Lo bau jigong anjer." ucap Baron dengan santainya dan langsung menjauh dari Seina.
"GA USAH LO BILANGIN JUGA NJIR, TADI 'KAN GW SURUH LEPAS ITU BIAR GW MANDI." ucap Seina ngegas dan menahan cairan bening agar tidak keluar dari tempatnya.
Dengan kecepetan komet melesat Baron segera memeluk Seina dan membawanya kedalam dekapan.
Baron tidak serius kok bicaranya tapi, kenapa Seina baper kayak gini. Aha, Baron tahu pasti Seina udah cinta mati sama Baron. Jadi gampang baperan. Ahh, senangnya dicintai oleh orang yang kita cinta (: happy boy not sad boy
KAMU SEDANG MEMBACA
COUPLE TOXIC
Teen Fiction#8 couplegoals (19-12-19) #1 girlfriend (2-2-20) #3 boyfriend (18-7-20) UNTUK TEMEN-TEMEN YANG BARU BACA CERITA GW INI, GW HARAP TEMEN-TEMEN BACA CHAPTER "PENGUMUMAN" DULU DAN GW HARAP TEMEN-TEMEN KASIH FEEDBACK YANG BAIK UNTUK GW DAN CERITA INI ☺ ...