07 Juli 2020
Hari ini merupakan hari dimana semua kerja keras OSIS MPK akan terrealisasikan. Panggung sudah siap dengan segala dekorasi unik dan kreatif. Semua tak luput dari kerja keras OSIS MPK untuk membuat semua terlihat luar biasa.
Seina sedang baris menunggu giliran untuk masuk ke dalam sekolah. Niatnya, Seina ingin membolos. Seina pasti akan jadi patung di acara seperti ini. Sebab, sahabat dan tunangannya itu pasti sibuk dengan tugasnya.
Seina dengan wajah betenya maju selangkah karena barisan di depan juga maju. Ia sangat sangat tidak mood! ia butuh es sekarang juga!
Dari gerbang dalam sekolah, Seina tak sengaja melihat Baron yang sudah rapi dengan pakaian panitianya. Baron dan anak yang lainnya terutama panitia menginap di sekolah untuk mempersiapkan semuanya.
Seina dapat melihat mata Baron yang sedikit memerah itu serta kantung mata yang sedikit menghitam sangat kontras dengan kulit Baron.
Saat giliran Seina yang akan di periksa barang bawaannya. Baron segera mengampiri Seina dan menyuruh rekannya untuk memeriksa yang lain. Ia tak suka jika Seina harus di sentuh oleh siapapun selain dirinya juga keluarga besar Seina dan Baron.
"Marah,eh?" gumam Baron seraya memeriksa tas selempang Seina.
Seina membuang wajahnya kesal. Ia dipaksa datang oleh Baron ke acara ini sedangkan dia sudah dipastikan akan melamun sepanjang acara dan akan menjadi patung.
Baron memegang dagu Seina dan mengarahkannya untuk menatap matanya.
"Aku kangen kamu." ucap Baron dengan suara beratnya.
"Bacot. Tau gua males ke acara ginian." gerutu Seina seraya memutar bolanya sebal dan langsung pergi setelah di rasa sudah selesai diperiksa.
"Gua duduk dimana?" gumam Seina seraya menatap sekelilingnya yang sudah mulai ramai dan Seina tak mengenal siapapun.
Seina menyesal karena jarang bergaul akibatnya ia jadi tak tahu siapa siapa. Banyak yang mengenal dirinya tapi dirinya tak begitu mengenal mereka.
Tanpa Seina sadari, Baron sudah berdiri di belakangnya. Baron tahu, bahwa Seina pasti tidak mau datang ke acara ini. Seina pasti lebih memilih diam di runah. Tapi, ia ingin selalu bisa melihat Seina. Baron kangen Seina.
Tangan Baron terulur mengusap puncak rambut Seina. Seina mendongak melihat sang pelaku.
"Gua duduk dimana?" tanya Seina dengan ngegas.
Baron meraup wajah kesal Seina dan memitungnya di ketiak.
"LEPASIN ANJIR. GUA LAGI MARAH SAMA LO!"teriak Seina yang mengundang semua perhatian temen teman sekolahnya.
"Itu ka Baron ngapain ka Seina?"
"Lah, itu ngapa dah teriak teriak. Keserupan?"
"Sumpah ya, itu pasangan ga ada akurnya. Heran gw."
"Bang Baron ama cewenya ngapa ga pernah adem ayem si. Kek pasangan yang lain."
"Demi, baru kali ini gua liat pasangan. Ngomong kasar mulu kalo udah ketemu."
"Tonjok perutnya Sei."
"Injek kakinya Sei."
Seina yang mendengar saran dari teman seangkatannya. Langsung mempraktikannya.
Grep
Baru saja Seina ingin menonjok perut Baron. Namun, Baron lebih dulu membalik badannya ke depan dengan posisi Baron memeluk Seina dari belakang dan hal itu makin membuat teman-teman sekolahnya makin histeris.
KAMU SEDANG MEMBACA
COUPLE TOXIC
Teen Fiction#8 couplegoals (19-12-19) #1 girlfriend (2-2-20) #3 boyfriend (18-7-20) UNTUK TEMEN-TEMEN YANG BARU BACA CERITA GW INI, GW HARAP TEMEN-TEMEN BACA CHAPTER "PENGUMUMAN" DULU DAN GW HARAP TEMEN-TEMEN KASIH FEEDBACK YANG BAIK UNTUK GW DAN CERITA INI ☺ ...