RENCANA

3.2K 115 5
                                    

"Maaf" ucap Baron seraya menjauhkan dirinya.

Seina hanya menatap Baron datar, dia masih kecewa dan marah namun, disaat bersamaan ia tak tega melihat kambingnya nangis seperti saat ini.

Seina masuk ke dalam kamarnya di ikut Baron dari belakang.

"Mau ngomong apaan?" ucap Seina menatap Baron dengan tatapan yang sulit diartikan.

Baron mendekat dan duduk di ranjang Seina menatap sekeliling kamar, ia sedang menyusun kata -kata.

"Mending lo pergi, daripada ga guna juga lo disini!" ucap Seina tenang namun, mampu membuat Baron merasakan aura tegang disekitarnya.

"Sei,,," lirih Baron dengan tidak menatap Seina. Ia sudah mengahpus cairan bening yang sempat keluar tadi.

Seina beranjak dari duduknya dan hendak ke dapur karena ia haus.

"Sei, lo mau kemana?"

"Ke laut, kalo perlu ke surga!" desis Seina dan pergi meninggalkan Baron.

Grep

Baron memeluk Seina dari belakang sebelum Seina berjalan lebih jauh lagi.

"Sei, maafin gw. Gw salah..."

"Emang."

"Gw udah lakuin kesalahan."

"Baru nyadar lo?!"

"Sei, sumpah gw ga ciuman sama cabe-cabean tengik itu."

"Eleh."

"Sei, maafin gw karena udah merampas first kiss lo,hiks...."
"Gw tau gw salah, dan lo juga salah Sei,"ucap Baron masih memeluk Seina dari belakang.

Seina memutar badannya dan menghadap Baron.

" Udah itu aja? "

Baron melepas pelukannya dan menatap mata Seina.

"Udah, dan lo ga mau jelasin sesuatu?" tanya Baron.

"G."

"Kenapa lo pelukan sama dia?" tanya Baron dengan nada yang terdengar seperti cemburu? Jelas!

"Bukan gw yang meluk." ucap Seina seraya berjalan ke luar kamar.

Baron menatap punggu Seina bingung.

"Tapi, gw liat sendiri."

"Lo pasti liatnya separo doang?" tuduh Seina dan tebakannya tepat sekali.

"Iya. Gw cemburu."

"Pantes, pas Adrian peluk gw, gw langsung ngelepasin pelukannya."

Seina mengambil gelas dan menuangkan air putih.

Glek,,, glek,,, glek,,,,

Saat Seina sedang minum, mata Baron tak pernah lepas dari wajah Seina dan lambat laun turun menuju bibir merah Seina. Yang sialnya sangat menggoda. Demi apapun, Baron dan Seina baru melakukan kissing di bibir saat kejadian kemarin. Itupun, karena Baron gemas mendengar ucapan Seina yang acuh padanya.

Tangan Baron terulur dan menghapus sisa air yang ada di bibir bawah Seina. Baron dapat merasakan bahwa Seina menegang, dan jangan lupakan matanya yang merem melek, yang membuat Baron gemas.

Cup

Baron mencium bibir Seina sebentar dan mengusap bibir bawahnya sebagai sentuhan terakhir seraya menatap Seina dengan senyum.

Seina yang mendapat ciuman untuk kedua kalinya, hanya mampu diam saja.

"Maaf, karena gw udah ambil ciuman pertama lo dengan tidak romantis dan asal lo tau nyet, itu juga ciuman pertama gw."

Seina mengerjapkan matanya dan blush,,,,

Wajah Seina memerah.

"Hahaha, lo gemesin banget si nyet." ucap Baron seraya mendekap Seina ke dalam dada bidangnya.

"Malu,ih." ucap Seina seraya memukul dada Baron.

"Jadi, kita udah baikkan?" tanya Baron seraya mencium puncak kepala Seina.

"Belum, ada syaratnya!"

Baron memutar bola matanya, selalu saja begini. Pasti, Seina akan minta es atau makanan pedas,huh.

"Apa syaratnya?"

"Beliin es sama seblak mang uduy yang di depan komplek."

"Pilih salah satu aja,"

Seina seketika langsung melepaskan pelukkannya dan menatap Baron dengan wajah cemberut.

"Ya udah, ga usah maafan."

"Hm,, iyaiya. Kuy beli?" ucap Baron dengan malas.

"Kuylah." ucap Seina semangat dan langsung berlari menuju kamar untuk mengganti pakaian.

×××

Baron dan Seina berjalan kaki menuju warung seblak mang uduy.

"Nyet, lo merasa aneh ga si sama sikap Mareta ke gw?"

"Hm,"

"Kayaknya dia sengaja bikin hubungan kita renggang deh? coba deh lo hubungin kejadian tadi di sekolah. Nih, pas lo yang liat dan dengar kalo gw yang cium Mareta. Itu bohong, gw sama dia ga ciuman dan soal bibir gw yang basah dan sedikit bengkak karena gw makan nasi goreng pedas dan sialnya pedasnya ga sesuai dengan takaran yang gw minta. Dan kejadian berikutnya, Adrian yang meluk lo? lo ga ngerasa ada yang aneh gitu? gw si merasa mereka memang sengaja buat rencana ini." ucap Baron panjang lebar.

"Gw si ga mikir kesana, tapi setelah ditelaah ada benernya juga si."

"Nyet, gimana kalo kita ikutin aja permainan mereka, dengan pura-pura kalo kita emang lagi renggang dan kita akan lihat sejauh mana mereka akan bertindak."

Seina tampak sedang menimbang ucapan Baron dan setelah dirasa rencana Baron tidak buruk juga akhirnya ia menyetujuinya.

"Okey,"



















JANGAN LUPA VOTE + KOMENNYA

Typo? Komen aja 👌

COUPLE TOXICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang