Sabtu sore, setelah membantu sang Mama membuat kue, ia berkata kepada sang Mama. "Ma, Bulan nanti malam mau jalan ya sama Bintang. Mau makan malam boleh nggak? Tanya Bulan meminta izin.
"Tadinya Mama, mau ajak ke rumah Tante Dina, tapi terserah kamu mau ikut apa nggak.
"Kayaknya nggak deh Ma, mau makan malam aja.
"Ya udah, kalau itu mau kamu nggak apa-apa, asal jangan pulang larut.
"Beres Ma. Ucap Bulan, sambil memasukkan kue ke dalam oven.***
Malam ini Bulan, sudah siap mengenakan dress batik berwarna merah, rambutnya yang panjang, dan hitam. Dijepit sedikit, dan sisanya dibiarkan terurai, lalu ia mengoleskan sedikit lipsttick warna merah Stroberi ke bibirnya, dan terakhir, ia menyemprotkan parfum ke bajunya.
Saat, baru akan keluar kamar, Hana menelfon nya. "Hallo Hana, ada apa?
"Ka Bulan, nanti datang ke BLUE RESTO. Nah, Kakak, langsung aja ke meja yang udah di booking atas nama Ka Bintang.
"Iya, alamat nya dimana? Kamu, tolong sharelook aja sama Kakak.
"Oke Ka, bentar ya. Ucap Hana, mematikan telfon nya.
Tak lama kemudian notifikasi chat dari Hana muncul, dan sudah tertera lokasi Restoran nya. Bulan, kembali menelfon Hana. "Hallo Hana, lokasinya udah ada. Makasih banyak ya Dek.
"Iya sama-sama Ka.
Telfon pun dimatikan.***
Saat sampai di Restoran, Bulan langsung membayar Taxi, dan memasuki Restoran. "Malam Mba. Sapa seorang pelayan ramah. Sudah Reservation? Tanya Pelayan berwajah tampan tersebut, dengan ramah.
"Sudah Mas, atas Nama Bintang.
"Bintang, Bintang Adriansyah? Tanya pelayan tersebut.
"Iya Mas.
"Meja nomer 68, Mba silakan lurus belok kiri, nah ada di outdoor. Kata si Pelayan tersebut.
"Baik Mas, terimakasih.
"Sama-sama.***
Saat Bulan, menuju meja tersebut, Hana langsung mengingatkan pada Bintang. "Ka, itu Ka Bulan udah kesini.
"Udah ayo ngumpat dulu. Ajak Alan, sambil menarik tangan Bintang.
"Iya ayo. Timpal Alex, yang juga menarik tangan Bintang.
"Wehhhh pelan-pelan donk, sakit tau! Protes Bintang.
"Udah, ah kalau lama ntar ketahuan. Ucap Akbar dari belakang.
"Kita, ngumpat disana aja yuk. Saran Anna.
"Iya ayo. Ucap Hana, sambil mengikuti mereka.Bulan kaget, saat tiba di meja nomer 68 karena disitu sepi. "Loh kok sepi si? Tapi ini, benar nomer 68. Gumam Bulan.
Dari, kejauhan mereka terus memperhatikan Bulan, lalu Bintang berkata kepada seorang pelayan. "Mba, tolong kasih ini ke cewek yang ada di meja nomer 68. Kata Bintang, sambil memberikan sebuah tape recorder warna Pink, dengan hiasan pita yang sangat lucu.
"Baik Mas. Ucap si Pelayan ramah.***
"Permisi Mba. Kata pelayan Resto ramah.
"Ada apa Mba?
"Ini, ada yang nitip untuk Mba.
"Apa ini?
"Nggak tau deh Mba.
"Oke deh, makasih ya Mba.
"Sama-sama.
Bulan pun, langsung menekan tombol play yang ada pada tape recorder tersebut, dan terteralah, alunan puisi yang sangat lembut, dan puisi tersebut dibacakan eh Bintang.
"Ya ampun Bintang... Ucapnya menitipkan air mata.
Tak lama kemudian, Bintang datang sambil duduk di kursi, yang ada di depan Bulan. Ia, berkata kepada Bulan. "Aku tahu, puisi itu nggak seberapa. Tapi, ini cukup mewakili perasaan aku. Jelas Bintang.
"Maksud kamu? Tanya Bulan, tak mengerti.
"Aku, tahu aku tak pantas mengatakan ini, karena aku bukan siapa-siapa. Aku juga tahu, aku tak pantas untuk perempuan seperti kamu. Ucap Bintang, sambil menatap wajah Bulan.
"Emang ada apa? Tanya Bulan, setengah tak mengerti.
"Aku, suka sama kamu. Ini, aku rasain sejak awal kita ketemu. Lebih tepatnya, dua tahun lalu. Mungkin kamu nggak ingat, tapi aku ingat.
"Dua tahun lalu? Tanya Bulan bingung.
"Iya kita pernah ketemu dua tahun lalu. Jelas Bintang.Flasbback on
Siang hari di sebuah Taman, Bulan tengah asyik duduk menikmati pemandangan. Ditemani oleh sang Mama. "So Amaze, Ma. I like this, kapan kita kesini lagi? Tanya Bulan.
"Belum juga kita pulang Nak, udahlah toh kita kan pulang nya lusa. Kalau kamu mau kesini lagi, besok Mama temenin. Ucap sang Mama.
"Beneran Ma? Tanya Bulan semangat.
"Iyaa sayang.
"Asyikkkk, thank you so much Ma. I Love You.
"I Love You Too.
Lalu Bulan, dan sang Mama memutuskan berkeliling Taman, mereka melihat seorang, anak laki-laki seusia Bulan, sedang berjualan. Karena kasihan, Mama mengajak Bulan membeli makanan tersebut. "Berapa harga satu bungkusnya, Dek? Tanya Mama, pada anak laki-laki tersebut.
"Tiga ribu, harga nya Bu. Jawab nya sopan.
"Apa ini nama nya? Tanya Bulan.
"Ini namanya kue cucur.
"Ya udah, Ibu beli tiga bungkus ya. Ini, uangnya kembalinya kamu ambil aja. Kata Tante Oliv, sambil memberikan yang dua puluh ribu.
"Terimakasih Bu, tapi ini terlalu banyak. Tolak Bintang halus.
"Sudah tak apa-apa, ambil aja.
"Makasih Bu, semoga Allah membalas kebaikan Ibu.
"Aamiin...Flasbback of
"Jadi gitu cerita nya. Jelas Bintang.
"Ya ampun...
"Bulan, mau kah kamuenjadi pacarku? Aku adalah Bintang yang kesepian, aku sedang menunggu Rembulan, menemani malamku, aku ingin seperti bintang yang ada dilangit, yang selalu ditemani setia oleh bulan.
"Bintang, aku mau jadi pacar kamu. Karena, aku pun ingin seperti Rembulan, yang selalu menemani ribuan bintang.
"Cieeee, akhirnya kalian jadian. Goda Anna.
"Tinggal Ka Alan, dan Ka Alex yang belum punya pacar nih. Ledek Hana.
"Iya, mereka kan kembar. Biasanya, kembar selalu kompak, eh urusan asmara juga pada kompak. Goda Akbar.
"SIALAN LU SEMUA! Ucap, Alan kesal.
"Tau nih, ngeledek aja bisanya! Ucap Alex tak kala kesal.
"Udah, udah mendingan sekarang kita makan dulu ya. "Gua yang bayar deh. Ucap Bintang kepada teman-teman nya.
Lalu mereka pun memanggil Waiters untuk memesan makanan.Untuk Bulan, ia tak perduli apapun rasa makanan yang akan ia pesan, karena menurutnya kebahagiaan nya malam ini, sudah melebihi apapun. Ia, sangat bajahia, sambil menatap langit, ia merasa seperti Rembulan, yang selalu diselimuti oleh bintang-bintang. Namun, ia tak perduli lagi dengan ribuan bintang tersebut.
Karena, menurutnya satu Bintang yang kini ia miliki, sudah lebih dari cukup.
Itu, sudah melebihi bintang-bintang yang kini menghiasi langit malam.BERSAMBUNG

KAMU SEDANG MEMBACA
BULAN & BINTANG
Ficción GeneralBintang adalah seorang anak laki-laki berusia 17 tahun, ia sudah ditinggal kedua orangtua nya sejak umur 5 tahun. Sejak umur, segitu pula. Ia, dan sang adik yang hanya berjarak usia satu tahun. Harus, menetap di Panti Asuhan. Kehidupan nya berubah s...