PERPISAHAN

2 0 0
                                    

Malam ini, adalah malam terakhir Badai, dan Bintang tinggal di Panti Asuhan Langit Biru, mereka merasa bahagia, sekaligus sedih. Karena harus berpisah dengan adik-adiknya, dan juga karena mereka kini bisa tinggal kembali berasama Keluarga.
"Adik-adikku semua, malam ini adalah malam terakhir Kakak disini, mulai besok Kakak akan tinggal kembali bersama Om, dan Tante. Jelas Bintang.
"Tapi Kakak, janji kakak pasti sering main kesini. Timpal Badai.
"Janji Ya Kak. Pinta Yuna.
"Iya sayang, kalau Kakak kangen pasti Kakak kesini. Ucap Bintang, sambil menggendong Yuna.

***
"Assalamualaikum.... Ucap Bintang saat memasuki rumah Om Fadli, dan Tante Gia.
"Waalaikumsalam..... Ucap seorang anak perempuan berusia kurang lebih 13 tahun.
"Alina, kamu belum tidur? Tanya Tante Gia.
"Belum, aku belum ngantuk soalnya. Jawab Alina, anak Tante Gia, dan Om Fadli.
"Kenalin mereka adalah kakak-kakak sepupu kamu. Ucap Om Fadli pada sang puteri.
"Hai aku Alina Azuma Febiola, kalian panggil aja Alina. Ucap Alina mengulurkan tangan.
"Aku Bintang.
"Aku Badai.
"Ka Bintang, Ka Badai masuk yuk. Ajak Alina, kepada Bintang, dan Badai.
"Alina tolong antar mereka ke kamar nya ya. Pinta Tante Gia.
"Iya mih, nanti aku antar. Ucap Alina menurut.

***
"Nah Ka Bintang, Ka Badai ini kamar kalian. Kakak, anggap aja seperti rumah sendiri. Pinta Alina, kepada Bintang, dan Badai.
"Makasih banyak Lin. Ucap Badai pada Alina.
"Sama-sama Kak, ya udah aku ke kamar aku dulu ya. Pamit Alina.

***
Keesokan harinya.
"Pagi Om, Tante,. Sapa Bintang.
"Pagi. Jawab Tante Gia sambil menyendok nasi untuk sang suami.
"Alina kemana Tante? Tanya Bintang.
"Alina sudah berangkat. Jawab Om Fadli.
"Sama siapa Om? Tanya Bintang.
"Sama sopir. Jawab Tante Gia.
"Adikmu mana? Tanya Om Fadli.
"Lagi siap-siap. Jawab Bintang.
Tak lama kemudian Badai datang, wajah nya sangat pucat, dan hidung nya mengeluarkan darah.
"Badai? Ucap Om Fadli terkejut.
"Kamu kenapa? Tanya Tante Gia panik.
"Gapapa kok Tante. Jawab Badai, sambil memegangi kepala nya.
Hidung nya kini mengeluarkan darah yang sangat banyak. Om Fadli, yang baru saja memasukkan sesuap nasi panik, dan berusaha menolong sang Keponakan.

BERSAMBUNG

BULAN & BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang