SAHABAT TERBAIK

3 0 0
                                    

"BADAI! Teriak Bintang, saat melihat sang adik tumbang.
"Badai jangan tinggalkan Kakak. Ucap Bintang, saat melihat sang adik kaku.
"Sudah ayo kita bawa ke Rumah Sakit. Ucap Om Fadli sambil mengangkat tubuh sang keponakan.

***
Di sebuah ruang bertuliskan ICU Bintang terus mondar mandir tanpa tujuan yang jelas. Ia sangat panik, dengan kondisi sang adik.
"Bintang kenapa kamu gak pernah bilang? Sama kami, dengan kondisi Adikmu. Tanya Om Fadli.
"Maaf Tante, ini semua permintaan Badai. Ia, tak pernah mau menyusahkan orang lain. Bahkan, terkadang ia sering menolak untuk kemoteraphy. Ia lebih memilih menghabiskan dengan hal-hal lain. Jelas Bintang.
"Ya sudah lebih baik, kita berdoa saja. Semoga Badai dalam keadaan baik-baik saja. Ucap Tante Gia memeluk sang suami.
"Tante, aku berangkat Sekolah dulu ya, sudah jam segini. Pamit Bintang sambil mencium tangan Tante Gia, dan Om Fadli.

***
Bintang berlari memasuki gerbang Sekolah, karena sebentar lagi akan ditutup, karena bel masuk akan berbunyi 5 menit lagi. "Aduh, untung aja nggak terlambat. Ucapnya saat sampai di depan Kelas.
"Bintang? Tumben baru datang. Sambut Alan.
"Iya, biasa adik Gua pingsan terus sekarang lagi kritis. Jelas Bintang, sambil mengambil tissue untuk mengelap wajahnya yang penuh keringat.
"Badai masuk Rumah Sakit lagi? Tanya Alex.
"Iya, dia dirawat lagi. Jelas Bintang.
"Sekarang Badai sama siapa? Tanya Bulan sambil memberikan sebotol air mineral.
"Sama Om, dan Tante aku.  "Mereka baru aja tiba di Indonesia dua hari lalu, dan sekarang aku tidak tinggal di Panti Asuhan lagi. Jelas Bintang panjang lebar.
"Rumah Om kamu dimana? Tanya Bulan.
"Di Jalan Bunga Matahari nomer 18. Jelas Bintang.
"Boleh aku main? Tanya Bulan.
"Boleh, kebetulan tante aku mu kenal dengan kamu. Jelas Bintang.
Tak lama kemudian, bel masuk berbunyi dengan nyaring. Jam pertama adalah pelajaran Bu Nurma, yakni Sastra Indonesia. Namun, Bu Nurma tak bisa masuk, dan hanya memberikan tugas.

***
KRIIIIIIIING
Bel istirahat berbunyi nyaring, Bulan segera merapikan buku, dan memasukkan nya ke dalam tas.
"Bintang ke Kantin yuk. Ajak Bulan pada sang kekasih.
"Kamu aja, aku lagi nggak nafsu makan. Ucap Bintang lemas.
"Aku tahu kamu sedih, tapi jangan sampai nggak makan. "Nanti kalau nggak makan kamu bisa sakit, makan walau sedikit. Ucap Bulan sambil menyentuh lembut lengan sang kekasih.
"Iya udah nanti aku nyusul kamu duluan aja. Ucap Bintang sambil menyandarkan kepala ke meja.
"Ya udah, nanti aku belikan makanan ya. Ucap Bulan lembut.

***
"Hai Bulan, kamu sendirian? Tanya Anna.
"Bintang kemana? Tanya Akbar.
"Ada di Kelas, adiknya masuk Rumah Sakit lagi. Jelas Bulan.
"Ya udah beib, aku nemani Bintang aja ya di Kelas nya, kamu ke Kantin sama Bulan. Ucap Akbar pada sang kekasih.
"Ya udah deh, ayo Bulan ke Kantin. Ajak Anna.
"Iya Na. Oh iya Bar, nitip ini ya untuk Bintang. Ucap Bulan sambil memberikan dua buah roti keju, dan sekotak susu vanilla.
"Iya Bul, tar gua kasih ke Bintang. Ucap Akbar sambil meninggalkan Kopsis.

***
@Kelas
"Bintang. Sapa Akbar.
"Akbar? Ucap Bintang lemas.
"Nih dari pacar elu. Ucap Akbar, sambil memberikan roti keju, dan susu vanilla.
"Thanks. Ucap Bintang sambil membuka sebungkus roti keju, dan memakan nya dengan perlahan.
"Badai drop lagi? Tanya Akbar.
"Iya.
"Gua yakin, Badai pasti kuat kok. Seperti namanya, dia pasti bisa menghadapi semua cobaan dalam hidupnya. Ucap Akbar, pada sang sahabat.
"Thanks bro, elu emang sahabat terbaik. Ucap Bintang sambil memeluk Akbar.
"Sama-sama, ya udah habisin tuh roti. Kasian Bulan, udah beliin roti untuk elu. Ucap Akbar.
"Iya, elu mau gak? Kan ada dua nih. Tawar Bintang.
"Nggak usah makasih, tadi gua udah sarapan, Ibu gua masak tempe oreg. Jadi maish kenyang. Jelas Akbar panjang lebar.
"Ya udah gua makan dulu ya. Ucap Bintang sambil memakan sisa roti nya.

BERSAMBUNG

BULAN & BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang