SENJA DAN TEH HANGAT

11 1 0
                                    

Langit mulai berwarna jingga, senja pun mulai datang. Menemani, Bulan yang tengah duduk sendiri di belakang rumahnya. Saat asyik melamun, sang Mama datang membawa sepiring kue kesukaan nya, dan dua cangkir, dan teko yang terbuat dari tanah liat, teko tersebut berisi teh hangat. Dan meletakkan nya di meja.
"Makasih Ma. Ucap Bulan, sambil mengambil sepotong kue, dari piring.
"Sama-sama, gimana Sekolah kamu hari ini sayang?
"Alhamdulillah.... Lancar Ma, tadi ya aku ada Ulangan harian Antropologi. Jelas Bulan.
"Hasilnya? Tanya Mama, sambil menuang teh ke dalam cangkir, yang juga terbuat dari tanah liat.
"Alhamdulillah.... Dapat 78.
"Bagus, nah sekarang kamu harus lebih rajin belajar ya. Ucap sang Mama, sambil menyeruput sedikit teh hangat tersebut.
"Beres Ma. Ucap Bulan, sambil menuang teh hangat ke dalam cangkir, dan ia menyeruput sedikit teh hangat nya.
"Enak banget Ma, ini teh terenak yang Mama buat. Puji, Bulan sambil meletakkan kembali cangkir nya di meja.
"Ya, biasanya gitu. Kalau teh, ditempatkan di teko yang terbuat dari tanah liat, biasanya lebih nikmat. Jelas Mama.
"Mama, kok baru bikin? Kenapa, nggak dari dulu aja? Tanya Bulan penasaran.
"Mama baru nemu, pas tadi Mama sama, Bi Onah merapi kan Gudang. Jelas sang Mama.
Bulan mengangguk mengerti lalu berkata. "Okay deh nggak apa-apa kok, makasih ya Ma.
"Sama-sama sayang. Oh iya, kamu tahu nggak? Tanya Mama.
"Apa Ma?
"Teko ini, juga dulu teko kesayangan Omah. Omah, kalau bikin teh untuk Mama, dan Opah pasti pakai teko ini. Jelas Mama.
"Oh ya? Terus, dulu Mama suka nggak? Tanya Bulan.
"Ya suka donk, makanya pas dulu kita tinggal di Prancis juga, sebenarnya teko ini udah Mama bawa kesana. Jelas sang Mama.
"Wahhh gitu ya Ma? Tapi kok, baru ada sekarang? Tanya Bulan.
"Pas dulu, Mama juga nyimpan di Gudang. Pas dibawa, nggak sadar ternyata ini kebawa. Jelas Mama.
Bulan hanya mengangguk mengerti, sambil mengambil sepotong kue lagi.
"Btw, sebentar lagi kamu kan ulang tahun. Mau dirayakan atau tidak? Ini, kan sweet 17. Tanya sang Mama.
"Boleh Ma, tapi aku mau ngundang anak-anak Panti Asuhan Langit Biru ya Ma. Izin Bulan, pada sang Mama.
"Iya sayang, boleh banget.
"Makasih Ma. Ucap Bulan, sambil memeluk sang Mama.

BERSAMBUNG

BULAN & BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang