RIP GREGO

17 0 0
                                    

Beberapa jam kemudian.
"Gimana kondisi anak saya? Tanya Tante Dina.
"Kondisi anak Ibu pasca operasi, masih sangat lemah. Tapi, kami akan terus berusaha memantau kondisi anak Ibu. Jelas dokter.
"Tolong, lakukan yang terbaik dok, untuk anak saya. Pinta Om Anton.
"Pasti Pak, akan kami lakukan semua yang terbaik.
"Tante, Tante yang sanar ya. "Ismi, yakin, Grego akan segera sembuh. Ucap Ismi, sambil merangkul Tante Dina.
"Iya Ismi, makasih banyak ya sayang. Kamu, selalu setia menemani Tante.
"Sama-sama Tante.

***
Disisi lain, Bintang sedang berjalan disamping sang adik. Yang, tengah di dorong menggunakan kursi roda, karena hari ini adalah jadwal untuk Badai kemoteraphy. Tak lupa, Bulan, dan Devita yang setia menemani.
"Maaf silakan kalian berdua, tunggu sini ya. Pinta seorang Suster.
"Baik Sus. Jawab Bintang, lalu Badai dibawa masuk ke dalam ruangan untuk menjalankan kemoteraphy.
"Bintang.
"Yeah.
"Aku rasa, Badai suka sama Devita, menurut aku Devita itu baik, terus cantik, and cocok aja sama Badai. Kalau menurut kamu bagaimana? Tanya Bulan.
"Kalau aku, apa yang membuat dia bahagia. Aku, akan mendukungnya selama itu baik. Dan, menurut aku juga begitu, Devita itu juga kayaknya suka sama Badai. Ya, kalau mereka saling suka.. Ya, biarkan aja, aku nggak bisa larang.
Bulan hanya mengangguk paham, lalu berkata.

***
@Ruang ICU
"Kamu yang sabar ya, sebentar lagi Grego juga akan sembuh. Ucap Tante Oliv, sambil mengusap pelan tangan Tante Dina.
"Tapi Liv, Grego itu anakku, dan Mas Anton satu-satunya. Ucap Tante Dina sambil menangis.
"I know, tapi ya apapun itu. Harus, kita serahkan sama yang diatas.
"Makasih ya Liv, kamu emang sahabat Terbaik ku.
"Sama-sama Din.
"Tante, Ismi izin ke Masjid bentar ya. Pamit Ismi, pada Tante Oliv.
"Iya, kamu hati-hati ya.

***
@Masjid
"Ya Allah..... Hamba mohon Pada-Mu. Angkatlah, penyakit Grego, angkatlah penyakit orang yang sangat Hamba, cintai. Ya Allah... Berilah, kesembuhan kepada GREGO. Jika semua itu, harus digantikan olehku, aku rela.
"Aamiin...
Setelah Sholat, Ismi merapi kan kembali Mukena, dan menyimpan ke tempat semula.

***
Badai yang baru selesai melakukan Kemo, keluar dari ruangan, dengan bantuan dari Devita. "Cieee yang, dibantu sama Suster cantik. Goda Bintang.
"Apa si Ka?
"Udah Badai, kalau kamu suka, jangan terlalu sering dipendam. Timpal Bulan.
"Ihhhh, Ka Bulan, sama Ka Bintang mah sama aja. Ucap Badai kesal.
"Ya udah, ya udah nggak usah ribut. Mending, kita kebawah aja yuk. Ajak Devita.
"Kita makan, biar aku yang traktir.
"Serius Dev? Tanya Bulan.
"Iya Ka, serius. Udah yuk ah, aku lapar. Ucap Devita, sambil mendorong kursi roda.

***
Grego kini, berada disebuah tempat yang cukup indah. Ia, merasa heran, di manakah ia sekarang? "Masya Allah... Indah sekali, tempat ini. Aku, belum pernah ke tempat seindah ini.
Tapi tiba-tiba, ia melihat Bulan, dan Bintang sedang berlari-larian, bersama.
"Bulan. Sapa Grego.
"Hai Grego. Sapa Bulan, sambil pergi menjauh diikuti Bintang.
"Bulan kamu mau kemana? Tanya Grego.
"Aku mau kasih tahu Ka Ismi, kata Ka Ismi. Kalau, aku ketemu Ka Grego, segera kasih tahu dia.

"Ka Ismi, itu ada Ka Grego. Ucap Bulan memberi tahu Ismi.
"Grego. Sapa Ismi.
"Hai Ismi, kamu ngapain disini? Tanya Grego.
"Aku, mau ketemu kamu. Mau, nemenin kamu.
"Jangan, lebih baik kamu pulang ya. Pinta Grego.
"Kenapa?
"Belum waktunya kamu disini, kalau aku udah waktunya. Jelas Grego.
"Maksud kamu?
"Aku harus pergi. Ucap Grego, sambil meninggalkan Ismi.
"GREGOOOOOOOO. Jerit Ismi.
"Ismi, Ismi bangun kamu kenapa? Ucap seorang wanita membangunkan nya.
"Bunda?
"Iya ini Bunda, kenapa kamu? Bunda dengar, kamu meneriaki nama Grego? Tanya sang Bunda.
"Ismi, mimpi Grego pergi Bun. Jelas Ismi.
"Mimpi, kan bunga tidur. Jadi, udah nggak usah kamu pikirkan. Udah, sekarang kamu mandi sana, abis itu bantu Bunda.
"Iya Bun.

***
Wajah cemas, campur sedih masih terlihat dari wajah Tante Dina, ia terus memandangi tubuh sang putra yang terpasang beberapa alat bantu, ia selalu memanjatkan doa, untuk kesembuhan sang anak.
"Udah Ma, kita berdoa aja terus, Papa yakin. Grego, akan segera sembuh.
"Pa! Papa, selalu aja ngomong gitu! Tapi, apa buktinya? Grego nggak sembuh-sembuh? Mama, ini seorang Ibu. Papa pikir Pa? Ibu mana, yang nggak sedih. Melihat, kondisi anaknya seperti ini? Ucap sang Mama, masih menangis.
"Ma, Papa juga sedih. Papa, sebagai seorang ayah tidak kalah sedih. Ucap, Om Anton sambil memeluk sang istri.
"Maafkan Mama, Pa.
"Sudahlah, tak mengapa. Yang penting, kita berdoa untuk kesembuhan anak kita.

***
1 jam kemudian.
"Gimana kondisi anak saya dok? Tanya, Papa kepada dokter yang biasa merawat Grego.
"Maafkan saya Pak, Bu. Saya, sudah berusaha semaximal mungkin. Tapi, Allah berkehendak lain. Grego, baru saja menghembuskan nafas terakhir.
"Innallilahiwainnailaihirojiun..... Gregoooooo. Ucap sang Mama historis, sambil berusaha menerobos ruang ICU.

BRAK!!!
Ismi, yang mendengar pun tak kuasa membendung air matanya. "Grego, kenapa kamu cepat sekali ninggalin aku?
Ia, terus saja menangis sambil memasuki Ruang ICU.

***
@Pemakaman
Langit kini berwarna kelabu, seakan ikut bersedih. Tak ada senyum yang, terpancar di wajah Tante Dina, hanya kesedihan yang begitu mendalam. Karena, baru saja ditinggal oleh Putera kesayangan nya.
Begitupun dengan Ismi, ia terus menatap batu nisan. Yang bertuliskan nama Grego, ia tak kuasa menahan air mata nya. "Grego, kenapa sebelum kamu tahu perasaan ku. Kamu, udah pergi? Ucapnya sambil terus menangis.
"Ka Ismi, Kakak sabar ya. Kakak, jangan terus bersedih. Ucap Bulan, sambil merangkul Ismi.
"Makasih ya Dek, aku jadi nggak heran kenapa Grego suka sama kamu. Ucap Ismi tulus.
"Udah Ka, nggak usah gitu. Kakak, sekarang harus banyak berdoa ya. Biar, Ka Grego tenang disana.
"Iya sayang, makasih banyak ya Dek.
"Ismi, Bulan. Panggil Tante Dina.
"Ya Tante.
"Ini, ada surat dari Grego untuk kalian. Ucap Tante Dina, sambil memberikan masing-masing 1 lembar surat.
Bulan membukanya, dan ternyata isinya adalah sebuah puisi.
Begitupun, dengan Ismi ia, membuka dan membacanya.

Hai Ismi.
Mungkin, saat kamu baca surat ini. Aku, udah nggak ada disamping kamu.
Aku udah pergi jauh, aku cuma mau bilang dua hal sama kamu.
1. I Love You.
2. Kalau, aku pergi tolong jangan tangisin kepergian ku.

Karena, aku tak ingin melihat air mata jatuh. Dari, mata indah orang yang kucintai.
Aku baru sadar, kalau sebenarnya, aku mencintaimu. Tapi, aku tak ingin mengungkapkan nya, karena. Aku, takut saat aku pergi. Kamu, menangisi kepergian ku. Aku, mau bilang sama kamu. Apabila, nanti aku pergi. Kamu, jangan menangisi keperhianku.
Aku, ingin kamu selalu mendoakan ku.

GREGO💕.

Ismi, yang membaca nya hanya bisa menitipkan air mata, sambil menatap nisan Grego.

Biarlah kusimpan.
Sampai nanti aku,
kan ada disana.
Tenanglah dirimu, dalam kedamaian.
Ingatlah cintaku.
Kau tak terlihat lagi.
Namun cintamu abadi.
(Mengenangmu- Kerispatih).

BERSAMBUNG

BULAN & BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang