♥DafaRafa #4♥

21.4K 332 0
                                    

“Rafa ngk mau kuliah bang”.

Rei ikut berhenti dan melihat wajah adiknya itu.

“Apa?”.

“Iya bang. Rafa serius!” menatap lekat wajah abangnya.

Kembali berjalan beriringan, sedangkan rafa enak-enak makan es cream sambil berjalan sedangkan abangnya membawa semua barang-barang belanjaan.

Suara deru mobil sport berwarna merah berhenti tepat di depannya. Rei dan rafa mengerit heran karna tidak mengenal seseorang yang berhenti di depannya itu. Orang itu menghampiri rei dan rafa.

“Permisi”.

“Ya ada apa yah pak?” ujar rei.

Tersenyum“Apa mas putranya dokter Anggoro?” tanya.

“Benar, ada apa yah?”.

Rafa sangat capek berdiri dari tadi sudah mah jalan kaki.

“Perkenalkan nama saya Dafa Daniel Datten Darendrha” mengulurkan tangan “Tunggu sebentar yah mas” orang itu pergi ke mobilnya untuk mengambil sesuatu di dalam mobilnya.

“Ini mas buat bapak” memberikan kantungan berwarna merah jangan di tanya entah itu isinya apa tapi itu terlihat sangat berat kelihatannya.

“De, ambil!” rei menyikut lengan adiknya yang sedari tadi mulutnya tidak bisa diem terus saja ngunyem.

“Apa bang?” polosnya.

“Ambil noh”.

“Nih de” tersenyum “Ya sudah salam ke bapak yah mas”. Tersenyum “Bilang kalo ini dari dafa”.

Orang itu pergi dengan mobil sport berwarna merahnya, setelah orang itu pergi rafa seperti mengenal orang itu entah di mana ia tidak ingat tapi yang pasti wajahnya tidak begitu asing di matanya.

“De!”.

“De!”.

“Rafaaaaa!”.

“Eh iya bang, ada apa?”. Menoleh.

“Lo kenapa Hah? Lo naksir sama tuh cowo!”. Kembali berjalan beriringan.

“Mulut lo ngk bisa di jaga yah bang! Ya kali gue suka yang sama begituan. Lu sama dia aja tuaan dia kali bang” meninggalkan rei. Rafa ia berjalan meninggalkan barang yang di kasih oleh orang tadi.

“Woy lo mah dibawa jangan di tinggal! itu titipan buat abi!”.

“Abang aja yang bawa abangkan kuat!” setengah teriak.

“Tangan abang cuma dua bukan tiga faaa!”.

Rafa terus saja berjalan tidak mengubris kakaknya, ya akhirnya rei lah yang membawa semua barang-barang belanjaan dan barang titipan dari abinya. Kalau bukan adiknya udah ia tendang sampai sumur kering biar tau rasa. Tapi dia adalah adik tersayangnya.

“Assalamualaikum, abi rafa yang cantik pulang”. Teriak.

“Waalaikumsalam, ya ampun anak mamah mulutnya”.

“Maaf mah” nyengir.

“Abang kamu mana?”

“Di belakang, emang abang tuh kaya siput”. Nyengir dan meninggalkan mamahnya yang geleng-geleng.

Rafa pergi kekamarnya untuk mengambil ponselnya, pasalnya belum mendapatkan kabar dari harris dari pulang sekolah.

Rafa mencari-cari ponselnya di tas dan di jeket bajunya, seingatnya ia menaruh ponselnya di meja belajarnya. Tapi nyatanya tidak ada. Ia mencoba bertanya kepada mamahnya yang ada di bawah.

DAFA RAFA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang