♥Dafa Rafa #26♥

14.6K 190 9
                                    

Semenjak dafa membawa pacarnya di hari pertama rafa dan dafa tinggal bersama, dan semenjak itu pula hubungan rafa dan dafa sangat menjauh. Dafa berangkat pagi dan selalu pulang malam, bahkan sampai rafa sudah tidur, rafa tidak tau jam berapa dafa pulang. Dan itu sudah terjadi 2 bulan belakangan ini.

Sampai ada seseorang yang meminta pakaian dafa, dan rafa pun tidak memberikannnya.

Malam ini hujan petir, rafa tidak bisa tidur karna ia takut ia hanya mengambil selimut dan memakainya di ruangan tv karna ia tidak berani kekamar. Dan dafa pun belum pulang, rafa mencoba menunggu dafa malam ini.

Petirnya seperti sedang marah sampai kilatnya pun terlihat jelas, sampai lampu rumahnya pun mati. Cukup sudah rafa tidak bisa apa—apa lagi sekarang, ingin mengambil lilin pun ia tidak berani. Tapi rafa berusaha untuk mengambil lilin tapi entah benda apa yang ia tabrak sampai membuatnya jatuh pingsan.

★★★

Dafa tidak berniat untuk pulang malam ini, karna pulang pun tidak ada yang istimewa juga. Dan hujan sangat deras, gemuruh petir terus saja menyambar.

Pesan masuk dari mertuanya.

Abi

Daf, kamu lagi sama rafa kan?

Ga abi, dafa masih di rumah sakit

Apa!
Jadi rafa sendirian di apertement?
Kamu pulang abi takut terjadi sesuatu sama rafa.

Rafa ga apa—apa ko abi
Abi tenang aja

Ga apa—apa gimana rafa takut petir di luar petirnya kenceng banget.
Gimana saja bisa tenang

Dafa terkejut saat mertuanya bilang kalau rafa takut dengan petir, dan petirnya bergemuruh dengan sangat kencang malam ini.

Dafa langsung pulang ke apertementnya perasaannya juga sangat tidak enak.

★★★

Gelap hanya itu, dafa takut dengan kegelapan dafa meneriaki rafa tapi tidak ada suara yang menyawut.

Batarai di ponselnya pun habis, tapi untung saja lampu menyala, dafa melihat rafa jatuh pingsan.

“Rafa bangun”.

“Rafa”.

“Rafa” Dafa membawanya ke kamarnya, dafa tidak peduli bajunya yang basah karna ia hujan—hujanan menuju parkiran yang ia pedulikan saat ini adalah rafa.

Dafa mengoleskan minyak angin.

“Rafa bangun”.

“Da...dafaa” setengah sadar.

“Fa, lo ga apa—apa kan?”.

“Dafa” rafa langsung memeluknya dengan sangat erat ia tidak peduli bajunya dafa sangat basah kuyup “Gue... Takut”. Gemetar.

“Iya, lo tenang udah ada gue” melepaskan pelukannya. “Ya udah gue ganti baju dulu baju gue basah”.

“Ga boleh, lo ga boleh kemana-mana”. Entah lah petirya sangat keras sekali “Aaaaaaaa, lo ga boleh pergi” memeluknya dengan sangat erat.

“Gue bisa masuk angin rafa kalo gue ga ganti baju, celana gue juga basah”.

“Ya udah lo ga usah pake baju!”. Betaknya.

DAFA RAFA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang