♥Dafa Rafa #23♥

13K 203 2
                                    

Ketika masih di penginapan ia merasa biasa saja, tapi sekarang ketika ia melangkah masuk kedalam masjid ia merasa gugup sekali.

Rafa di bawa ke sebuah tempat atau bisa di bilang ruangan yang khusus untuk pengantin prempuan untuk menunggu ijab kobul atau akad selesai, kalau sudah selesai rafa akan keluar dan di rendengkan dengan pengantin laki-laki, karna apa kalau pengantin prempuan dan pengantin laki-laki di satukan takutnya membuat pengantin laki-laki merasa gugup.

Acara pun sudah di mulai acara demi acara sedang berlangsung, dan sekarang adalah acara inti yang membuat rafa semakin sangat gugup.

“Saya nikahkah dan kawinkan Rafa Reina Angraeni Puji dengan Dafa Daniel Datten Darendrha dengan maskawin 50 gram mas dan seperangkat alat solat di bayar tunai” ujar abi dengan tegas

“Saya terima nikahnya dan kawinnya rafa reina agraeni puji binti Rafhi Anggoro Saroharso Kusuma dengan maskawin 50 gram mas dan seperangkat alat solat di bayar tunai”. Satu tarikan satu nafas.

Rafa merasa gemetaran mendengarkan suara dafa dengan tegas dan lantang mengucapkan ijab kobul.

Rafa di bawa keluar dan di dudukan di samping dafa, entahlah ia merasa sangat gemetaran saat dafa membuka niqabnya.

Ia tersenyum dan rafa pun menimpali senyuman itu.

‘SubhanAllah’ batin dafa.

Dafa mulai memasangkan cincin di jari manis rafa, dan rafa pun sebaliknya memasangkan cincin di jari manis dafa. Rafa mencium punggung tangan dafa dan rafa mencium kening rafa.

Yang terkejut saat ini ialah kedua orang tuanya harris ia tidak percaya kalau pengantin prempuannya adalah calon yang ia harapankan di masa depan nanti.

Rafa dan dafa diiringi dari masjid sampai kerumah kakek basuki, jangan di tanya lagi banyak sekali tamu yang berdatangan padahal rafa atau pun dafa tidak mengundag siapa—siapa, tamu yang berdatangan mungkin teman-temannya abi dan teman-temannya papahnya dafa.

Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi dafa dan rafa, untung saja resepsi hanya sampai jam 4.

Rafa ia sudah pergi kamar, sedangkan yang lainnya sibuk beres—beres, rafa ia ingin mengganti pakaian karna terasa sangat tidak nyaman.

Saat mau masuk kamar, kamarnya di hias begitu sangat cantik ada kelopak bunga di atas ranjang yang berbentuk love foto—foto praweding yang di tempel, lilin—lilin yang berjejer dimana—mana, rafa hanya mematung tidak ada niatan untuk masuk karna menurutnya ia salah kamar.

“Rafa kamu tidak masuk kedalam? Dafa sudah menunggu”.

“Tante?”. Terkejut.

“Kenapa kaget?, tante ga nyangka kalo kamu seperti ini”. Ujar tante astri.

“Tan, tunggu dulu biar rafa jelasin”.

“Rafa, sudah sana masuk dafa sudah di dalam”. Ujar kakek setelah tante pergi.

“Eh ia kek” tersenyum.

Rasanya ia ingin pergi saja sekarang ia tidak mau masuk.

“Daa...dafa”. Ternyata tidak ada siapa—siapapun.

“Daf?”. Panggil rafa sekali lagi

Ternyata dafa tidak ada untung saja, jadi rafa bisa leluasa tidak perlu malu.

Rafa membuka baju pengantinnya karna terasa sangat berat sekali, ketika hendak melepaskan sepatunya ia terkejut saat itu juga dafa keluar dari kamar mandi memakai handuk yang melilit di pinggangnya.

“Aaaaaaaa” teriak rafa.

Dafa buru—buru membekap mulut rafa“Lo bisa diem ga sih hah”.

“Pppp” melepaskan tangannya. “Lo kapan masuk?” ia berjalan mundur mengambil selimut dan menutup tubuhnya “Tadi gue panggililn ga nyawut—ngawut gue kira ga ada orang makanya gue buka baju di sini”.

DAFA RAFA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang