Exstra Part

3.7K 109 14
                                    

Sudah 5 hari dafa dan rafa menginap dirumah mamahnya, karna abangnya rei akan menikah lusa jadi rafa membantu persiapan abangnya itu.

“Sudah mendingan tidur temenin anak-anak lo sono” ujar rei, menyuruhnya untuk tidur.

“Lu juga sama harus tidur jangan banyak bengadang mulu”.

Barusan dirumah rei sudah selesai acara pengajian. “Si darren dia belum tidur kelonin sono biar tidur”. Usir rei.

“Darren mana bisa tidur lagi rame kaya gini bang”. Jengah. Memang rumahnya sangat ramai, banyak kerabat yang menginap dirumah, rumah sangat ramai tidak seperti biasanya. Bapak-bapak sedang mengobrol diluar.

“Ayah” teriak darren dengan suara imutnya itu “Yah kata mamah ayah mau nitah? Nitah itu apa”. Ya begitu lah darren semua hal ia tanyakan kepada semua orang kalo tidak di jawab ia akan menagis karna pertanyaanya di abaikan. Namanya juga anak-anak tidak mengerti apa-apa, anak-anak hanya ingin di mengerti saja.

Merangkul darren dan menyuruhnya duduk di pangkuannya “Nikah itu hanya untuk orang dewasa sayang, jadi laki-laki dan prempuan yang sudah dewasa itu boleh menikah”.

“Kenapa ayah enggak nitah sama mamah?”. Rafa hanya tersenyum mendengar setiap pertanyaan anaknya itu karna rafa tau kalau darren sudah bertanya pasti tidak ada habisnya sampe akar “Ayah enggak tanyang cama alen? Tama mamah?”. Dengan suara khas anak kecil yang tidak bisa huruf R S.

“Khmmm” mengaruk rambutnya yang tak gatal “Darren yang paling ganteng, ayah sama mamah itu enggak boleh nikah? Karna kita itu satu Abi, sama kaya darren enggak boleh nikah sama dara, karna darren sama dara itu kakak adik, jadi boleh nikahnya sama orang lain, nikah sama orang yang kita sayang jadi begitu” tersenyum “Ayah sayang banget dong sama darren, nanti ayah bakalan bawain mamah buat kamu gimana darren mau?”.

“Darren punya mamah 2 gitu ayah?”. Bingung.

“Iya darren punya mamah 2 seneng enggak?”.

“Seneng ayah ”.

“Sudah sebaliknya darren tidur”

“Nanti besok harus bangunya pagi”.

“Pagi banet?”.

“Iya pagi banget”.

•••

Rasanya seperti bermimpi abangnya akan menikah hari ini, rasanya baru kemarin ia makan es cream bersama lari-larian dan sekarang abangnya akan menikah dengan orang, rafa tidak tau kapan abangnya Ini punya pacar, karna yang rafa tau rafael sibuk terus dirumah sakit.

“Maaf ya bang, kalo gue punya salah sama lo” memeluk abang “Maaf gue enggak bisa bantu apa-apa, gue cuma bisa kasih suovenir doang”.

“Astaga, lo hadir di acara penting gue aja lebih dari cukup, apa lagi lo udah bantu-bantu gue bikin seserahan terus lo bawain souvenir 30 lusin mangkuk sama 30 lusin gelas aja gue merasa sangat beruntung punya adik berguna kaya lo”. Memeluknya “Lo ngurangin pengeluaran gue” terkekeh.

“Dasar lo” tersenyum “Gimana? Udah siapkan sekarang?, lo udah hapalkan ijab kobulnya awas jangan malu-mauin gue ya lo”.

Mereka semua berangkat menuju gadung tempat dimana rafael akan menikah dengan ratu, memang ratu adahal orang yang paling cocok untuk abangnya itu, abang mengikuti ajaran islam karna di haramkan untuk berpacaran, jadi rafael menta’aruf ratu setelah dua bulan saling mengenal satu sama lain, dan merasa cocok mereka langsung menjutkannya ke jenjang yang lebih serius ya itu pernikahan.

DAFA RAFA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang