♥DafaRafa #12♥

13.7K 207 0
                                    

Setelah pergi dari acara makan malam yang membuat rafa kecewa kepada mamah dan abinya, rei mengajak rafa ke rumah sakit tempat di mana rei ia bekerja.

Bang, pulang yuk rafa takut di marahin abi”.

“Bentar-bentar abang lagi serius nih”.

“Bang nanti di marahin abi”. Menguncangkan badan abangnya, abangnya memang begitu kalau ia sudah fokus mabar bersama dengan teman-temannya sulit sekali untuk di ajak pulang.

Pasalnya sekarang ini sudah jam 11 malam, entah rafa tidak tau semarah apa abinya nanti, rafa ia jarang sekali keluar malam.

Ponselnya rafa terus saja berdering tertara nama harriseee❤ yang sedari tadi terus menelfonnya. Rafa mengeser tombol hijau dan menempelkannya ke telinga.

‘Hallo, fa lo di mana? Tadi gue kerumah lo tapi rumah lo sepi, terus gue telfonin lo berkali-kali tapi kenapa gk lo angkat-angkat? Lo kemana sih sebenarnya?’.

Laper’ terisak. Tidak menjawab pertanyaan dari harris.

‘lo nagis? Nagis kenapa? Lo laper? Sekarang lo di mana?’

‘Gue di rumah sakit’.

‘Rumah sakit? Siapa yang sakit? Okok kirim alamatnya gue kesana sekarang’.

Setalah mengirim alamat rumah sakit kepada harris ia berharap kalau harris akan datang dan menjemputnya untuk pulang. Dan tidak lupa membawakan makanan untuknya.

Tidak lama harris datang dengan motor cbrnya. Dan tanganya membawa satu bungkus plastik martabak telor kesukaan rafa, rafa melihat harris dari pos keamanan.

Harriseee

Lo di mana?

Pos keamanan

Harris masuk ke pos keamanan ternyata di sana banyak sekali laki-laki seumuran dengan abangnya rafa, harris tau kalau rafael adalah seorang dokter bedah dan mungkin mereka semua adalah seorang dokter, semuanya sibuk dengan ponselnya masing-masing, tidak menghiraukan akan kehadiran seseorang.

Menagkubkan kedua pipi rafa“Rafa? Lo abis di apaain? Muka lo kusut amat? Ngk mungkin kan lo abis di....” mengantungkan kalimatnya.

Rafa memeluk harris dengan sangat erat “Harris”.

“Iya ada apa harris udah di peluk rafa?”.

“Rafa laper”. Memajukan bibirnya.

Melepaskan pelukannya “Nih harris udah bawain martabak telor” mengagkat satu bungkus martabak telor.

Rafa mengambilnya dan memakan satu persatu martabak telor itu. Tidak menawarkan kepada yang lianya.

“Lo ngapain malem-malem ada di sini? Pake dress pula? Itu make up luntur?”. Tanya harris. Harris terus saja bertanya dari tadi tetapi rafa terus saja makan tidak mendengarkan harris yang berbicara.
Harris membersihkan sisa make up yang luntur dengan sapu tangannyan. “Lain kali jangan dandan” ujarnya “Cantikan juga natural”.

“Terus aja terus ngomong melulu ngk tau orang lagi laper apa”. Dengan mulut penuh dengan martabak telor.

“Iya iya maap, dan udah cantik lagi seperti semula”. Menunjukan sapu tangannya yang penuh dengan bedak.

Menoleh “Lo ko lo ada di sini? Dari kapan?” tanya rei.

“Dari tadi bang, lo sibuk sama hp lo aja sih ngk kasian adek lo yang kelaparan”. Menunjuk rafa yang sedang makan martabak telor yang belepotan seperti anak kecil.

“Wih–wih ada martabak telor mau dong”.

Abangnya mengambil satu martabak, tetapi rafa langsung mengambil martabak itu dari tangan abangnya. “Hp aja terus nanti juga kenyang” sindir.

Rei melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, jam sudah menunjukan pukul 23:30 wib. “Dek balik yuk Mamah sama abi pasti nyariin”.

“Kan rafa udah bilang, bang pulang bang pulang tapi apa abang bilang. bentar lagi serius nih” menirukan suara abangnya tadi dengan mulut yang penuh dengan martabak telor.

“Lo kesini naik apa?” tanya rei.

“Naik motor bang”.

“Ya udah gayor aja ga apa-apa kan?”.

“Ga apa-apa sih bang tapi gue takut di tilang gimana?”.

“Tenag aja sama gue mah ngk bakalan kena tilang percaya aja”. “Ya udah bro gue balik kasian adek gue, lanjutin yah tugas malemnya”.

“Ya ati-ati di jalan”.

Rafa rei dan harris ia pulang menggunakan motor harris, rafa di tengah yang mengemudikan motor rei dan harris ia duduk di belakang, kalau rafa yang duduk di belakang takut jatuh.

Sekitar 20 menit ia sampai di rumah, rumahnya sangat sepi, rafa berfikir apa mamahnya belum pulang?, tapi tidak mungkin juga. Apa sudah tidur?.

“Lo tidur di sini aja jangan balik udah malem juga, nanti lo tidur di kamar gue, nanti gue bilang sama mamah”. Ujar rei.

“Ngk lah bang gue balik aja”.

“Beneran?, sekarang jam 00:00, mau sampe apertement jam berapa coba udah lah lo nginep di sini aja, besok juga lo sekolah, udah besok pagi baru pulang”.

“Emang boleh?”.

“Boleh”.

“Ya udah sih ris, abang gue lagi baik tuh, lagian tidur aja di sini jarang-jarang loh tidur di rumah pacar”.

“Ya udah deh kalo kalian maksa, udah mau pagi lagian”.

Rafa rei dan harris masuk kedalam rumah, rumahnya tidak di kunci mamah dan abi ia sedang menuggu kedua anaknya yang belum pulang.

“Assalamualaikum”. Serempak.

“Waalaikumsalam, dari mana aja kalian! makan malam belum selesai udah main pergi-pergi gitu aja! Di ajarin sama siapa ga sopan sama orang tua?”. Abinya selalu begitu ia tidak marah tapi di setiap kata penuh dengan penekanan.

“Abi takut kalian kenapa-kenapa, di luar mau hujan, emang kamu ga liat langit udah gelap banget?”.

Suara petir menyambar dengan sangat keras sehingga membuat rafa berteriak histeris, rafa ia sangat takut sekali dengan suara petir.

“Abiiiiii” berteriak. Rafa langsung memeluk abinya dengan sangat kencang, abinya yang tadi menasehati anak-anaknya kini ia mengusap punggung anak bungsunya.

“Tuh kan, baru juga di bilangin”.

Harris berbisik bertanya kepada rei “Rafa kenapa?”. Berbisik.

“Rafa takut petir”. Berbisik.

“Abi, rafa tidur bareng mamah ya, rafa takut”.

“Ya sudah, kali ini abi maafkan kalian berdua, tapi lain kali kalo pulang malem-malem lagi abi kunci pintunya dari dalam, biar kalian tidur di luar aja sekalian”.

Rafa dan mamahnya ia pergi untuk tidur bersama, malam ini petir terus saja bergemuruh, itu yang membuat rafa semakin takut.

“Abi, ini temen rei, boleh yah dia tidur di sini, kasian apertementnya jauh, terus dia juga besok sekolah, bentar lagi juga pagi”.

“Ya sudah, ajak dia tidur di kamar kamu”.

“Makasih om”.

“Iya sama-sama” melengang pergi.










Tbc.

Terimakasih yang sudah mau baca cerita saya semoga kalian semuanya pada suka, maaf kalo ada kata-kata yang kurang berkenan bagi para pembaca.

Jangan lupa tinggalkan vote guys karna satu vote anda sangat berharga bagi saya sendiri.

Miradeidaraw

DAFA RAFA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang