♥Dafa Rafa #38♥

9.2K 165 19
                                    

6 bulan kemudian

Apertement milik dafa sudah laku terjual, dan uangnya sudah dafa belikan bahan bangunan rumah, karna untuk tanahnya sudah di belikan oleh  kakeknya. Abi dan papahnya juga ikut menyumbang. Rafa dan dafa selalu bulak-balik dari rumah mamahnya ke rumah bundanya. Berpindah-pindah sebelum rumah itu jadi.

Darren dan dara bergerak sangat aktif, sehingga membuatnya kewalahan untuk menjaganya. Bayangkan saja menggurus satu anak aja susah, dan rafa di berikan kepercayaan untuk menjaga dua anak sekaligus, rafa tidak pernah meminta bebysister rafa dan dafa menggurusnya secara bergantian, dan itu juga di bantu oleh mamah dan bundanya.

“Mas, aku udah ngantuk banget ini kamu jagain mereka yah sampe mereka tidur lagi”.

“Ya udah, pasti kamu capek banget kan?”.

Sekarang sudah jam 3 pagi tapi Darren dan dara bangun lagi, padahal sudah tertidur pulas tadinya. Untung saja dafa besok libur jadi akan ada banyak waktu untuk main bersama dengan anak-anak.

Pagi ini Darren dan dara sudah mandi sedangkan dafa ia masih tidur pulas.

“Dara mau bangunin papah yah?”. Dara merangkang menuju papahnya.

Dara memukul-mukul wajah dafa sampai ia terbangun.

“Sayang, ada apa mau main sama papah?” memeluknya “Wangi banget sih anak papah” mencium pipi anaknya. Darren pun menangis ingin juga di gendong oleh papahnya “Uh ko si jagoan malah nangis sini-sini sama papah ya sayang ”. Disusul memeluk istrinya.

“Ih papah bau ya” mutup hidungnya dengan tangannya “Papah belum mandi”.

“Mas, hari ini kamu liburkan?” dafa mengganguk mengiyakan “Kita kerumah bunda aja gimana? Kita nginep disana gimana?”.

“Ya udah ayo, berangkat sekarang?”. Rafa mengganguk.

★★★

Disana bundanya sedang memasak di dapur, sedangkan papah baru saja pergi saat dafa dan rafa datang.

Ya begini ketika sudah menjadi seorang ibu, yang dulunya isi tas penuh dengan make up sekarang berubah dengan popok bayi.

Dafa mengendong darren, sedangkan rafa mengedong dara, ya begitu lah satu orang satu, dan anak kemabar juga tidak harus sama dalam berpakaian walaupun dara dan darren tidak kembar secara identik, tapi rafa selalu membelikan pakaian yang sama satu sama lain. Karna jika rafa membelikan barang secara berbeda dara ataupun darren akan menangis.

“Uwuhhhh, keponakan gue. Tambah ganteng aja jagon gue”. Mengendong Darren. “Mau main sama om?”. Saat dafgam membawa pergi darren, Dara menangis ya begitulah dara tidak mau pisah. Karna hubungan batinnya sangat kuat mungkin.

“Usss, sayang”. Menepuk-nepuk punggung dara “Om, gitu ya. Ga kasian sama dara, dara sama mamah aja yah nak”.

“Mendingan dara sama nenek aja yah”. Dara di bawa oleh bunda menyusul darren “Nak, kamu lanjutin masak yah, bunda mau main sama cucu” teriaknya.

“Owh, iya bun”.

Rafa melanjutkan masak, dibantu dafa di dapur, dafa bukannya membantu ia malah mengganggu rafa masak.

“Mas, kamu tuh ini rumah bunda loh, kalo dafgam atau bunda liat akukan malu”.

Mencubit hidung rafa“Ya ampun ga apa-apa, biarin aja. Jarang-jarang kita bisa berduaan kaya gini kan biasanya di ganggu anak-anak”. Memeluk pinggang istrinya dan mencium pipi istrinya itu.

DAFA RAFA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang