Epilog

2.9K 78 4
                                    

Dafa dan rafa sedang duduk berduaan ditaman sore ini. Menikmati alunan musik, mereka menikmati dan sekarang cuacanya sangat pas.

'Jangan pernah berubah untuk mencintaiku akupun kan slalu mencintaimu'. Lirihnya sambil melihat sunset. Mengikuti alunan musik.

Handsat sebelah kanan ditelinga rafa sedang yang kiri di dafa. Dafa mencium kening rafa 'satu yang aku minta engkau tetap setia setia selamanya denganku'. Mendongkak mencium pipi dafa sekilas "Setia selamanya denganku". Merangkul pingang dafa.

"Terimakasih selama 4 tahun pernikahan kita kamu selalu ada untuk aku" menatap lekat wajar rafa.

"Itu memang udah kewajiban aku sebagai istri kamu" tersenyum "Kamu harus janji, kamu bakalan setia sama aku dan selalu mencintai aku". Memeluknya dengan sangat erat.

"Enggak perlu janji, karna janji itu cuma membuat kamu hanya penenang doang, aku bakalan buktiin dengan tindakan". Mengacak-acak rambut rafa "I love you istriku".

"Love you too suami".

"Mamah! papah!" teriak anak-anaknya berlarian menghampiri dafa dan rafa.

"Uh anak-anak papah" merangkul kedua anaknya dan istrinya.

"Enak banget sih berasa dunia milik berdua gitu, gue yang harus jagain anak-anak lo". Gerutu dafgam sambil menuntun anak bungsunya "Liat kamu gak di anggap ya sama mereka" tunjuk dafgam.

"Kamu aman sama om".

Terkekeh "Ya maaf, lagian gue sama rafa itu jarang banget buat berduaan, kita sama-sama sibuk".

"Masa sih" ledek dafgam.

Dafgam duduk di sebelahnya rafa dan posisi rafa ditengah, dafa memangku darren, rafa memeluk dara, dan dafgam memangku darga.

"Eh kita lucu ya" ujar rafa.

"Lucunya dimana?" tanya dafgam.

"Iya lucu aja, kalian bayangin kalo kita sekarang kita itu poliandri, satu istri dua suami" rafa mulai masuk ke dunia fantasinya "Lucu kali yah punya dua suami sekaligus" terkekeh.

Dafa membuyarkan dunia fantasinya rafa "Kamu ngomong apaan sih" tukas dafa tidak suka "Yang bener aja dua suami".

"Berjanda, eh maksutnya bercanda" terbahak "Emang bisa poliandri? Setau aku poligami".

Dafgam berdehem "Di kasih kode bang".

Nyengir "Emang kalo aku poligami diizinin?" tanya dafa dengan polos.

"Boleh aja, tapi awas aja nanti aku bunuh kamu" menunjukan tangannya keleher "Kek! Kek! Bakalan abis" menatap dafa horor.

"Berarti kalo abang kek! Lo jadi janda dong, dan gue punya kesempatan untuk nikahin lo" terbahak. "Enggak apa-apa janda yang penting dengan rasa yang masih sama" terbahak.

Dafa menaruh darren disamping rafa, dafa menarik lengan dafgam tatap dafa sulit diartikan sama sekali.

"Mas, kamu tuh apa-apaan deh jangan kaya gitu malu di liat anak-anak". Ujar rafa.

"Gak baik tau gak anak-anak liat".

Suasananya menjadi tegang seketika "Gam, lagian lo juga cuma bercanda kan?". Khawatir tatapan dafgam dan dafa sulit di artikan "Gam, mas"

Dafgam dan dafa sama-sama mengepalkan tangan, tatapan mereka sulit ditebak.

Teriak "Gunting batu kertas" serempak dafa dan dafgam.

"Huh" menaikan kedua alisnya "hampir aja sport jantung ternyata mean gituan". Mengusap dadanya.

"Gue menang lo kalah" teriak dafgam. mengelitiki abangnya dan dafgam mengambil dompet abangnya itu ia mengambil semua uang abangnya yang berada didalam dompet, ternyata itu sudah menjadi kebiasaan kakak beradik ketika mencairkan susana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DAFA RAFA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang