♥Dafa Rafa #33♥

10.4K 186 10
                                    

Rafa di bawa kerumah sakit ibu dan anak, tempat dimana rafa selalu periksa kandungannya.

Tetapi saat di tengah perjalanan rafa meminta untuk berhenti.

“Kenapa?”.

“Perut aku udah ga sakit lagi ko, mas”.

“Ko bisa?, tadi aku liat kamu banyak banget keluar darah, aku khawatir sama kamu, kamu yakin kalo Kamu ga apa-apa”.

“Iya mas, aku tadi tuh cuma kasih pelajaran aja sama harris biar dia tuh ga deket-deketin aku lagi”.

“Apa? Jadi kamu! Sumpah ini tuh ga lucu, rafa kalo kandungan kamu kenapa-kenapa gimana, kamu ga tau betapa aku khawatirnya tadi”.

“Aku minta maaf”. Menagkubkan kedua tangan rafa dan memohon maaf. Tapi dafa tidak mengubris “Mas, aku minta maaf”. Mencubit pipi dafa “Ah, ga asik”.

“Dafa”.

“Dafa Daniel Datten Darendrha suamiku yang paling ganteng, baik hati, penyanyang sama istri, rafa yang cantik minta maaf”.

“Mas?”. Mengoyang-goyangkan tubuh dafa.

“Sayangkuh cintakuh belahan jiwaku aku minta maaf ya”.

“Dafa, tega banget sih, aku minta maaf nih”. Dafa selalu acuh, rafa tau kalau dafa itu pura-pura marah.

Rafa mengambil handphone dafa ia memainkan permainan cacingnya yang sudah level 29, ponselnya dafa penuh dengan permainan itu perbuatannya rafa yang selalu ngegame.

“Udah?, rafa ko kamu tega sih aku masih ngambek tau sama kamu ko malah mainan sih”. Merebut ponselnya dari tangan rafa.

“Mas-mas ih kamu tuh ngeselin banget sih cacing aku udah gede tau”. Memajukan bibirnya sambil melipat tangan kedada.

“Owh, kamu lebih milih cacing ketimbang sama aku? Iya?”.

“Bukan gitu” memeluknya “Tadikan aku udah minta maaf sama kamu tapi kamu malah ngambek kaya anak kecil, maafin aku ya”. Rafa mencoba mencium pipi dafa agar luluh karna dafa akan luluh kalo dicium, tapi malah di dorong dengan telapak tangannya yang besar.

“Dafa!”.

“Kamu beneran marah sama aku!”.

“Aku kan udah minta maaf sama kamu masa kamu masih kaya gini aja!”. Mengigit lengan dafa sampai membekas dan di lanjut menarik leher dafa mengigit bibir bawahnya sampai berdarah.

“Rafa”.

“Apa?” berdecak pingang.

“Kamu ini, sakit tau! Gini nih caranya”. Dafa mencengkram leher rafa dan melumat bibir mungil dengan sangat rakus dan ia juga mengigit bibir rafa.

“Kamu juga ga bisa!”. menjulurkan lidahnya “Maafin aku yah”. Nyengir.

“Iya aku maafin”. Terkekeh. Bagi rafa dafa itu gampang sekali luluh oleh ciumannya, semarah-marah apapun dafa, jika semakin dibalas dengan kemarahan juga maka tidak akan ada habisnya, karna keduanya sama-sama egois dan mau menang sendiri, jadi rafa mencoba ketika dafa marah menenagkannya dengan pelukan atau ciuman karna dafa hanya butuh perhatian dan kasih sayang, maupun sebaliknya, saat wanita marah jangan membentak dan menganggapinya serius karna saat marah, wanita akan bertingkah layaknya anak kecil. Dan kau pun tau bila seorang anak mengis? Sering kali dia butuh pelukan bukan bentakan. Jika saling berdebat maka tidak ada ujungnya juga. Ketika keduanya sama-sama egois maka salah satunya harus mengalah, baik dafa mau pun rafa. Karna setiap rumah tangga tidak selalu berjalan mulus pasti ada saja pertengkaran didalamnya maupun hal sepele atau pun hal besar sekalipun. Dan rafa berharap di dalam hubungan semoga tidak ada kata sudah berada dititik bosan atau berada di titik jenuh. Karna kalau sudah sayang satu sama lain maka tidak akan meninggalkan karna, kalau hubungan berakhir hanya karena dititik jenuh semuanya akan berakhir sia-sia. Kalian harus ingat janji awal untuk saling berkomitmen dan percaya yang sudah mereka bangun semenjak awal jadi bukan alasanya untuk berpisah jika sudah bosan. Dan itu alasan klasik meninggalkan jika bosan, seharusnya beritahu dia bukan pergi meninggalkan.

DAFA RAFA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang