♥Dafa Rafa #34♥

9.8K 156 8
                                    

Semenjak sore ini rafa merasakan sakit di bagian punggungnya tapi ia mencoba menahannya, tapi rasa sakit itu tidak kunjung hilang sampai malam hari, ia mencoba berbaring di kamarnya, dafa pun tidak ada dirumah malam ini, mamah dan abinya mungkin sudah tidur.

Semakin lama sakitnya pun semakin bertambah, ia merasa keram dan tanpa sadar darah berceceran di kasur, rasa sakitnya tidak bisa di tahan lagi. Rafa berfikir sekarang apakah waktunya untuk melahirkan tapi bukankah masih bulan depan.

Ia mencoba menahannya sedikit lagi, mengambil ponsel dan menghubungi suaminya.

‘Daf, dafa sakit sakit’. Dengan nafas turun naik.

‘Rafa kamu kenapa?, aku bentar lagi sampe rumah bantar ya 5 menit lagi’.

‘Tolol lo buruan sakit nih’.

‘Iya iya’.

Dafa tidak mematikan ponselnya, ia mendengar rafa menahannya sakit, ia menagis tersedu-sedu, menjerit-jerit dafa sampai berfikir mamah sama abinya apakah tidak mendengar rafa kesakitan, dafa lupa kalau kamarnya rafa itu kedap suara, dafa tidak peduli rafanya berbicara kasar padanya, karna ia tidak mau mempersalahkan itu, yang ia khawatirkan ialah rafa.

Buru-buru dafa masuk kedalam rumah berlarian menuju kamarnya, benar saja rafa sedang menagis menahan sakit banyak sekali darah di tempat tidur, buru-buru dafa membopong  rafa dan membawa kerumah sakit, ia tidak peduli dengan pakaiannya.

“Mamah, abi rafa mau melahirkan”. Teriak dafa sekeras-kerasnya berulang-ulang.

Dafa membawanya kedalam mobil, mamah dan abinya berlarian kedalam mobil, dengan mata abi yang masih terpejam kini mengambil alih kemudi. Jam menunjukan pukul 23:10 jadi jalanan cukup sepi.

“Kamu, tahan ya nak”. Mamahnya mencoba menguatkan rafa.

“Sayang kamu yang kuat ya”.

“Kuat, sakit tau” menarik rambut dafa mengigit pergelangan tangan dafa, dafa hanya bisa pasrah saja. Padahal sebenarnya sakit.

Sampai dirumah sakit rafa langsung dibawa keruang persalinan, abinya yang mengurus semuanya, tangan dafa terus saja di gigit entahlah sudah berapa banyak bekas gigitan.

Dafa ingin masuk tapi tidak di perbolehkan.

Dafa mengabari orang rumah agar datang menyusul juga, ia juga mengabari rafael untuk membawa baju-baju milik rafa.

Tidak sesuai parkiran kalau rafa melahirkan diusia kandungan 30 minggu padahal besok rencananya dafa dan rafa ingin membeli perlengkapan bayi.

Tidak lama kedua orang tua dafa pun datang di susul dengan rafael yang nafasnya terengah-engah.

“Gimana keadaan rafa?”. Tanya bundanya.

“Rafa didalem sama mamah”. Bundanya pergi masuk.

“Kamu yang kuat, rafa pasti bisa ko ngelewatin ini semua kamu banyak-banyak berdoa”. Ujar papah.

“Tapi pah rafa”.

“Permisi dimana suami ibu rafa?”. Ujar dokter keluar

“Sa...saya dok ada apa ya?”.

“Jadi begini....”.

“Begini apa?”.

“Kami tidak bisa menolong keduanya karna ibu rafa tidak bisa melahirkan secara normal dan ibu rafa kahabisan banyak darah dan bayi yang di dalam sudah banyak minum air ketuban, bapak harus pilih salah satunya, ibu atau anak?”.

Mimpi itu, mimpi rafa menjadi nyata?. Tidak mungkin dafa tidak bisa memilih salah satunya dari keduanya, dafa mengiginkan keduanya tidak salah satunya karna semuanya sama-sama penting bagi hidup dafa.

DAFA RAFA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang