♥Dafa Rafa #36♥

9.7K 158 27
                                    

3 hari sudah dafa menjaga rafa dirumah sakit, sampai sekarang rafa engan untuk membuka mata, apa alam mimpi lebih indah dari dunia nyata?. Sampai-sampai rafa engan untuk membuka matanya sama sekali.

“Bang, mendingan lo balik biar gue yang jagain rafa. Lo pasti capek”. Ujar dafgam “Lo mandi ganti baju terus besok lo kesini lagi” Menepuk bahu abangnya.

Mendongkak“Ga, mendingan lo aja yang balik udah malem juga”.

“Ga bang, mendingan lo balik sono biar gue yang jagain, lo udah seharian disini sama tante mendingan lo balik, kalo ada apa-apa gue pasti kabarin lo ko”.

“Ya udah kalo gitu gue titip rafa, kalo ada apa-apa lo langsung kabarin gue”.

“Pasti bang”.

Vapilium rafa tidak pernah sepi sama sekali, pasti ada saja yang berkunjung untuk membesuk rafa, abi dan mamahnya selalu bulak-balik melihat kondisi putri bungsunya, dan mertuannya pun sama selalu bulak-balik melihat kondisi rafa dan cucu-cucunya.

“Rafa, lo harus bangun. Kami disini khawatir sama lo, apa lo ga mau liat anak-anak lo?”.

Dafgam mengangkat telfonnya, karna ponselnya berbunyi.

'Daf, kamu tau nadda kenapa?'.

'Duh saya ga tau nadda kenapa soalnya dia aneh ga kaya biasanya, memangnya apa yang terjadi?'.

'Semenjak kamu antar nadda kerumah sikapnya berubah, dia selau ngurung diri dikamarnya sampai sekarang dia tidak mau keluar kamar, kamu kan temen deketnya nada, tolong kamu bujuk dia ya nak'.

'In sya Allah besok siang saya kerumah tante'.

'Tante minta tolong ya nak'.

'Iya tan'.

Memang nadda sangat aneh semenjak hari itu sebenarnya apa yang terjadi. Dafgam kembali masuk matanya sudah sangat kantuk. Ia berbaring di sofa.

★★★

Nadda lupa kalau bulan ini ia belum datang bulan, dan tanggalnya pun sudah lewat. Apa mungkin nadda hamil, tapi tidak mungkin nadda hanya melakukannya satu kali saja mana mungkin ia hamil, dan itupun dua hari yang lalu. Karna nadda sudah biasa datang bulannya tidak teratur, tapi kali ini berbeda. Ia merasakan mual-mual, pusing dan nadda mencarinya di browser dan itu tanda-tanda hamil.

Sekarang pukul 00:00, nadda mindik-mindik keluar, ia mau membeli tespack. Jujur saja ia sangat malu saat bertanya kepada penjaga toko obat itu, nadda pergi ketempat harris, harris dan teman-temannya yang sedang berkumpul mereka sibuk memainkan ponselnya.

“Ris, gue mau ngomong”.

Mendongkak “Nadda? Lo ngapain disini?”.

“Lo anter gue ketoliet sekarang!”.

“Lo ngajak gue ketoliet? Ogah banget! Gue di suruh nyebokin lo? Ogah! Kalo rafa sih mau apa aja gue bakalan turutin, tapi kalo lo ga sudi gue”.

Nadda menarik lengan harris dan mengajaknya berbicara jauh dari teman-temannya “Waktu itu, lo udah ambil keperawanan gue bukan! Waktu gue ga sadarkan diri lo taro sesuatukan diminuman gue sampe gue ga inget apa-apa, sekarang gue mau periksa ini” menunjukan tespack.

“Maksut lo apa ya? Gue ga inget” mengedikan bahu “Lo bawa kaya gituan buat apa coba?”.

Nadda pergi ke toilet setelah itu tagisannya pun pecah, dua garis merah nadda hamil. Semuanya hancur masa depan cita-citanya semuanya gara-gara harris, ia harus bertanggung jawab atas semuanya.

DAFA RAFA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang