“Lo mau ngomong apa sih gam?”.
Satu pukulan melayang di sudut bibir abangnya.
“Gam lo apa-apaan pukul gue keterlauan lo!” bentak dafa.
“Lo yang keterlaluan bang, papah ga salah ngegedein lo, tapi lo ga punya hati banget sih jadi orang! Waktu pindah kesini lo bawa pacar lo dan setelah 2 bulan terakhir lo kemana aja selama ini? Lo ga inget pulang kerumah lo apa gimana. Apa lo ga pernah gitu inget sama rafa, lo enak-enakan berduaan sama elma setiap hari pagi siang malem. Terus apa yang dia mau lo selalu ngasih!, sedangkan rafa dia selalu bagun pagi masak buat lo tapi lo ga pernah gitu makan masakan dia! Dan malem dia selalu masak buat lo tapi lo ga pernah sentuh itu makanannya, itu dia beli pake uangnya sendiri asal lo tau itu! Lo ga pernahkan ngasih dia uang, dan siang ini gue liat lo sama elma dan lo tinggalin istri lo yang lagi pingsan, gue cuma mau bilang kalo lo ga bisa jagain rafa dan lo cuma mau nyakitin dia lo kasih rafa ke gue biar gue yang jagain dia karna lo ga pantes!”. Melengang pergi dan menghampiri rafa.
Dafa terdiam seketika mendengarkan mengingat kata demi kata yang dafgam ucapkan, Entahlah hatinya merasakan sesak. Adiknya sekarang bukan anak kecil lagi, sekarang ia sudah sangat dewasa.
“Lo ngomong apa sama dafa?”. Tanya rafa.
“Biasa urusan kakak sama adiknya”.
“Sekarang dafa mana?”.
“Masih di kamar lo”.
Rafa berusaha menghampiri dafa, entah kenapa ia tidak kuat sekali untuk berjalan sampai ia jatuh tersungkur.
“Lo ga apa-apa?”. Dafgam khawatir.
Dafgam membantu rafa berjalan“Lo di apain sama dafa sampe lo jalan aja kaya orang mabok”.
“Ini urusan suami istri dan lo ga perlu tau” ujarnya.
Rafa melihat dafa ia sedang duduk di tepi ranjang sambil mengobati sudut bibirnya yang terluka.
Rafa melepaskan pegangan tangan dafgam dan ia menghampiri dafa, rafa berjalan saja ia tidak sangup sampai ia tersungkur di depan dafa.
“Rafa” terkejut.
“Aww, kamu kenapa ko...”.
“Ga apa-apa”. Dafa membopong rafa dan mendudukannya di ranjang. “Kamu masih terpengaruh obat jadi kamu sedikit lemas” ujarnya.
“Bibir kamu kenapa ko berdarah?”. Tanya rafa
“Ga apa-apa, tadi cuma kegigit” alibinya.
“Ya udah fa, gue balik”. Sambar dafgam.
“Lah ko, katanya lo mau makan masakan gue gimana sih?”.
“Ga usah gue udah biasa makan masakan lo, gue juga ada urusan sama nadda kapan-kapan gue nanti kesini lagi”.
“Ya udah lo hati—hati dijalan”. Setelah dafgam pergi dafa hanya menatapnya saja.
“Loh kamu kenapa?”. Tanya rafa
“Ko kamu perhatian banget sama dafgam?”.
“Perhatian gimana? Dia adik ipar aku juga, dia juga temen aku curhat disaat kamu ga ada dirumah, dia juga yang makan masakan aku di saat kamu ga pernah nyetuh sama sekali masakan aku, dia juga yang pinjemin aku duit di saat aku ga punya du....”.
Dafa langsung memeluknya dengan sangat erat “Maaf” terisak.
“Maaf? Kamu ga salah apa-apa”. Melepaskan pelukannya “Ko nagis? Kamu ga salah apa-apa, aku tau kamu marah sama aku karna aku ga becus jadi istri yang baik ga nurut sama kata—kata kamu ga bisa layanin kamu, aku yang seharusnya minta maaf”.

KAMU SEDANG MEMBACA
DAFA RAFA (Selesai)
Teen FictionRank # 1 watsy 5 oktober 2019 Rank #1 watsy 22 september 2019 Rank #1 watsy 3 Desember 2019 Rank #1 tenlove 22 februari 2020 Rank #2 perjodohan 6 maret 2020 Rank #1 rumit 2 april 2020 🗣 Cerita dewasa 📢untuk kalian-kalian yang masih di bawah umur 1...