Exstra Part 2

3.1K 105 29
                                    

Rafa ia pulang, tapi tidak dengan dafa ia masih disana, ia di minta menemani rei sampai acaranya selesai.

“Assalamualaikum” ucap rafa masuk pintu.

“Assalamualaikum” ulangnya sekali lagi. Tapi tidak ada yang menyaurinya. Ia masuk saja kedalam, tapi saat masuk ia terkejut dafgam sedang tertidur sambil mengendong darga.

Rafa tidak ada niatan untuk membangunkannya karna ia kasian sepertinya dafgam kelelehan. Rafa pergi ke kamarnya tapi anak-anak kembarnya tidak ada. Rafa membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. Setelah itu ia pergi mencari anak-anak, saat membuka kamar dafgam ternyata anak-anak sedang tidur pulas sekali.

“Rafa sudah pulang?”. Tanya papahnya sehingga membuatnya terkejut.

“Astagfirullah” ujarnya mengusap dada “Papah, ngangetin aja”.

“Maaf, kamu sudah pulang? Dafa mana? Tidak ikut pulang bersamamu?”.

“Iya tadi rafa ucap salam berkali-kali tapi enggak ada yang nyaurin ya rafa masuk aja, mas dafa masih di sana sampe acaranya selesai, rafa di suruh pulang kasian jugakan anak-anak”.

“Owh gitu, eh ia kamu bangunkan dafgam untuk solat dia belum solat”.

“Solat apa pah jam 2?”.

“Ya solat dzuhur lah, dia dari tadi jagain darga. Bunda lagi solat”.

“Iyaa”.

Rafa turun menghampiri dafgam yang tengah tertidur pulas, sambil memeluk darga. Aneh dafgam bisa tidur dalam posisi duduk dan tidurnya pun sangat nyenyak.

“Gam” menepuk pundaknya pelan “Gam, bangun”.

“Gam, woi bangun”. Sedikit membentak.

Menguap “Mhoahhhhhh” terkejut “Rafa? Lo udah balik?”. Tanya dafgam.

“Iya, eh belum ganti baju? Ya udah sono mandi solat, sini biar darga sama gue” mengambil darga dan mengendongnya “Uh sayang cup-cup” darganya bangun menagis.

Rafa pergi ke kamarnya dan menidurkan kembali darga.

Dafgam pergi ke kamarnya, anak-anak rafa tidurnya sangat lelap. Ia pergi mandi dan mengganti pakaiannya, dan ia pergi ke tempat solat.

“Dalam sujudku aku tidak pernah memohon agar bisa melupakanmu, tapi aku memohon agar ikhlas menerima kehilangan dirimu, bahkan ketika hatiku sudah sepatah ini dan itu doaku setabah ini, lihat betapa aku menginginkanmu sampai saat ini, Ya Allah ajari aku ikhlas menerima semuanya, Engkau  yang membolak-balikan hati manusia, tunjukan jalanmu”. Selesai berdoa, dafgam masih duduk di atas sajadah ia menangis saat mengucapkannya, disisi lain seseorang memperhatikannya dari jauh, saat selesai soat dafgam pergi ke kamarnya.

“Gam” panggil seseorang.

Berbalik “Eh iya ada apa?”.

“Mata lo kenapa? Ko merah gitu, baru selesai solat yah?”.

“Ah? Kelilipan tadi gue kucek jadi merah gini” Ujar berbohong.

“Sini gue tiupin” tawar rafa.

“Apa? Gak usahlah, udah mendingan ko” tolaknya.

“Sini nanti tambah perih mata lo merah gitu ko” berjinjit menagkubkan tangannya dipipi dafgam, rafa meniup kedua mata dafgam mata mereka saling bertemu, rafa tau itu bukan kelilipan, tapi dafgam menangisi dirinya di hadapan Allah, dafgam paling pandai menyimpan semuanya. Ia sangat terharu dengan dafgam.

‘Masih sama, kenapa semuanya masih sama’ batin dafgam.

Disisi lain kedua orang tuanya memperhatikan mereka dari jauh.

DAFA RAFA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang