13. After A Week

10.9K 1.7K 97
                                    

Happy reading ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading ❤

***

"Teteh sakiiit!"

Ayres mengangkat tangannya, berusaha menghalau air yang akan menyentuh bekas luka di pipinya. Namun tentu saja, Hafa tidak tinggal diam. Ia justru mengusapkan lebih banyak air ke wajah Ayres, membuat anak itu menjerit seketika.

"Periiihhh! Nggak mau! Ayes nggak mau sekolah!"

"Apa? Kamu bilang apa tadi?"

Byurr. Lebih banyak air menghantam luka Ayres. Anak itu itu terkesiap, nyaris langsung melompat lari seandainya Hafa tidak memeganginya dengan demikian kuat.

"Perih, Teh! Periiih!"

"Rasain! Siapa suruh kamu berantem segala? Minggu kemaren berantem, sekarang berantem lagi. Nggak kapok juga?!" Ia meraih shampoo, lalu dengan brutal mencuci rambut Ayres, tidak peduli cairan shampoo membuat Ayres semakin keperihan.

"Ampun, Teh! Ayes nggak lagi!"

"Janji, kamu nggak berantem lagi?!"

Membalas tatapan Hafa yang begitu galak, dengan mata besarnya yang dibulatkan, Ayres menunduk. Ketika ia mendongak lagi, ia telah memutuskan untuk menggunakan taktik berbeda. Menjadi keras kepala tidak akan berguna, kakak perempuannya itu hanya akan menyiksanya lagi. Jadi, ia memasang wajah memelas.

"Mereka gangguin Nasya. Ayes cuma belain. Ayes nggak akan berantem lagi kalo mereka nggak macem-macem."

"Kamu lain kali bisa minta bantuan orang dewasa, tahu. Sok jagoan kamu."

Lalu, meskipun masih bertahan dalam mode singa-nya, Hafa melembutkan gosokannya di rambut Ayres, menyabuninya dengan hati-hati sehingga tidak mengenai luka baru yang ditorehkan kemarin. Kemudian, dengan lebih berhati-hati juga, ia menyiramnya hingga bersih.

"Handukan sana!"

"Tapi Ayes nggak usah sekolah, ya?"

"Ayes!" Hafa melotot, berusaha mengintimidasi anak itu semaksimal mungkin. "Hari ini kamu ada ulangan, ingat?"

"Nggak mauuu. Pipi Ayes luka! Nanti diejek."

"Makanya nggak usah berantem!"

Ayres merengut. Kali ini, ia juga kembali memasang tampang galak sehingga meatapnya, Hafa serasa sedang menghadapi cermin. "Pokoknya nggak mau!"

"Ayes!" Dalam usaha pengendalian dirinya, Hafa menarik napas dalam, lalu mengembuskannya dalam embusan panjang. Percuma, bersitegang dengan anak keras kepala ini. "Gini, kalau kamu dapat nilai ulangan bagus, Teteh ajak jalan-jalan."

"Ke Trans Studio?"

"Itu─" Hafa tergagap, dan sebelum gadis itu sempat menolak, Ayres telah mengangkat kedua tangannya ke udara. "Horeeee!!!"

The Tale of Rain [RE-POST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang