40. Kuatkan

6.9K 1.3K 95
                                    

"Bu, makan dulu, ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bu, makan dulu, ya?"

Tidak peduli telah berapa orang, ataupun dengan cara apa mereka membujuknya, Ayudya bergeming. Ia tidak ingin makan. Ia tidak ingin keluar. Ia tidak ingin apapun. Jadi, ketika asisten rumah tangga di sisinya mulai memaksa menyuapinya, wanita itu berontak. Tangannya yang kurus menyergah sendok yang diangsurkan padanya, lalu melempar piringnya serta. Hal yang membuat kaget bukan hanya asisten rumah tangga yang bersangkutan, namun para pekerja lainnya.

"Levant... mana Levant?" teriaknya. Airmata mulai mengumpul di pelupuk matanya.

Semua mendadak diam. Jika Ayudya sudah berkata begitu, tidak ada yang bisa mengatakan apapun, tidak ada lagi yang bisa membujuknya. Tidak juga Arun Aditya, suaminya sendiri, ayah Levant. Pria itu hanya berdiri diam di ambang batas pintu kamarnya. Terpaku. Kenyataan bahwa Levant menghilang turut menampar pria itu, keras. Ia sudah menghubungi polisi, sudah mengerahkan sebanyak mungkin orang untuk menemukan anak itu. Tetapi hingga saat ini, belum juga ada kabar soal keberadaannya.

"Saya nggak butuh makan! Saya hanya butuh anak saya!" teriak Ayudya lagi, entah kepada siapa pastinya.

Arun maju selangkah, bermaksud menghampiri wanita itu saat sebuah suara menegurnya.

"Pak, mobilnya sudah siap. Mau berangkat sekarang?"

Ia harus ke kantor. Perusahaan tidak akan berjalan tanpanya, dan tanpa Levant. Ia harus pergi meski tidak ingin.

"Ya. Kita pergi sekarang." Pria itu pun melangkah lebar menuju teras, meninggalkan para pembantu yang setengah mati membujuk nyonya mereka untuk makan. Membiarkan istrinya tidak mengisi perut, tidak juga mengisi kekosongan yang begitu terasa setelah tidak ada Levant.

***

Remy merapikan sebagian rambutnya yang mulai jatuh menutupi kening hingga ke matanya. Kapan terakhir ia memotong rambut? Ia selalu membuat catatan di kepala untuk segera melakukannya, namun setiap usai dari lembur, rasa lelah selalu membuatnya melupakan itu. Sekarang saja, saat kantornya masih sepi, bahkan, ia telah duduk di depan meja kerjanya, berkawan dengan laptop dan ratusan file dokumen yang harus ia periksa. Asistennya berdiri di samping meja, matanya berkantung lantaran terpaksa bangun pagi-pagi mengikuti sang atasan.

Pria kurus itu mempunyai kantung mata yang sama dengannya. Raut wajahnya lelah namun ia masih terus memaksakan diri minggu-minggu belakangan ini. A-One berada di tangannya, apakah perusahaan itu akan hancur dan seluruh pegawai terancam kehilangan pekerjaan, semua itu adalah beban yang sedang Remy sandang. Setelah kejadian Levant mendatangi kantornya dan seenak jidatnya mengklaim bahwa ia akan menggantikan posisi Remy, di hari itu juga dengan sesuka hati ia memecat hampir semua manager dan kepala bidang, menggantinya dengan orang-orang baru yang katanya terpercaya. Lalu tiba-tiba pria itu menghilang, sama tiba-tibanya seperti kedatangannya. Sehingga kembali, Remylah yang menduduki kursi kepresidenan perusahaan.

The Tale of Rain [RE-POST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang