[36.5] Menikah... Dengan Saya?

9.7K 1.6K 101
                                    

Karena ini part bonus, jangan marah ya kalau pendek ☺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena ini part bonus, jangan marah ya kalau pendek ☺

Happy reading!

***

"Kenapa mata saya ditutup? Saya nggak lagi diculik, kan?!"

Levant mendengkuskan tawa di belakang telinganya, namun tangannya yang menutupi kedua mata Hafa masih belum lepas. Pria itu menuntunnya yang baru saja selesai berpakaian ke ruang tamu, lalu ke luar rumah.

Hari ini, Levant bersikap aneh. Ia meminta Hafa cuti bekerja usai mengantarkan anak-anak ke sekolah. Sebenarnya tidak hanya itu, ia meminta izin cuti sendiri untuk gadis itu, yang anehnya lagi, segera disetujui Tari. Tidak sampai di situ, Levant datang padanya dengan membawa sebuah dress yang ... cantik dengan kesederhanaannya. Dress itu panjangnya di bawah lutut, lengan pendek, bergaya vintage dengan warna putih tulang. Levant bilang Ayla membantunya, dan Levant bilang dress itu untuknya, untuk Hafa.

 Levant bilang Ayla membantunya, dan Levant bilang dress itu untuknya, untuk Hafa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dress yang kemudian ia pakai sekarang. Bersama sepatu merah yang juga pria itu hadiahkan.

Ketika langkah mereka berhenti tidak lama kemudian, Hafa yakin mereka berada tidak jauh dari rumah. Ia menggapai tangan Levant yang menutupi matanya, tangan yang pria itu turunkan perlahan.

"Sudah sampai."

Seperti dugaan, mereka tidak pergi jauh. Mereka masih berada di halaman rumah. Namun, ada yang berbeda. Di hadapan Hafa, di bawah pohon angsana besar yang berdiri di antara rumahnya dan rumah Ayla, kelopak bunga tampak berhamburan. Pohon itu sendiri dihias oleh lampu tali peri yang mengelilingi batang pohon serta menjuntai di dahan-dahannya yang berkerlap-kerlip lembut.

Hafa berbalik, menatap Levant keheranan.

Pria itu meletakkan sebuah buket mawar putih dan baby's breathe di tangannya, kemudian menatap gadis itu baik-baik, dengan kedua tangan mereka masih saling bertaut.

"Kamu bilang kamu ingin menikah?"

"Apa?"

"Menikahlah ... dengan saya."

Gadis itu mendongak, menatapnya, kehilangan kata-kata.

"Saya tahu semua ini aneh, konyol. Tapi saya nggak punya waktu untuk menyiapkan yang lebih baik, yang ... sungguhan. Jadi untuk sementara, bisa kita berpura-pura?"

"Saya nggak bisa berpura-pura." Jawaban Hafa terdengar lirih setelah beberapa saat diam. Levant menjatuhkan pandang, tahu bahwa ia telah ditolak karena hal yang memang pantas ditolak. Namun gadis itu kemudian meraih tangannya, memaksa Levant mendongak.

Ada senyum di wajah gadis itu yang membuat ... membuat Levant kembali berharap.

"Saya nggak bisa pura-pura. Semua ini cukup... cukup terasa nyata buat saya."

Akhirnya, senyumnya menular pada Levant. Hafa menyengir, lalu menepuk kedua tangannya. "Kita harus bertukar cincin!"

Tidak ada cincin di sana. Tetapi Levant meraih setangkai baby's breathe dari buket di tangan Hafa, kemudian mengikatnya di jari manis gadis itu.

Lalu, tanpa aba-aba, Hafa dapat merasakan wajah pria itu bergerak pelan mendekatinya. Ia bisa merasakan napasnya yang terasa panas menjadi semakin dekat dan terburu. Ia bisa mendengar detak jantungnya sendiri yang semakin lama semakin tidak karuan, bergema sampai terasa seperti menyumpal telinga. Ia tidak pernah punya perencanaan apa-apa, pengalaman apa saja, tapi kelopak matanya seperti telah diatur untuk menutup tepat ketika bibir hangat pria itu menyentuh miliknya. Pria itu menciumnya lembut.

Dan... otak Hafa terlalu macet untuk menghubungkan dengan logika ketika ia mengistirahatkan telapak tangan di hangatnya dada Levant, merasakan detak jantungnya yang cepat, sama cepatnya dengannya. Yang ia tahu hanya... ia merasa tidak keberatan, merasa nyaman dengan sensasi itu. Dan sama-sama tidak ingin waktu berlalu dengan cepat.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Tale of Rain [RE-POST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang