Kasih VOTE 🌟🌟dulu donk... BONUS Comment apalagi...
Almira Freddie
Malam ini tidak ada persiapan apa-apa yang harus kulakukan. Satu jam yang lalu aku menerima telepon dari Levin, katanya dia akan segera bertandang ke rumahku. Pria itu, entah sudah berapa kali datang dengan tujuan yang itu-itu saja. Memintaku jadi pacarnya, dan entah sudah berapa kali juga kukatakan padanya kalau aku tidak bisa. Aku tidak mencintainya, bagaimana mungkin aku menerima dia sebagai kekasihku. Aku sudah menganggapnya seperti abang sendiri, seharusnya itu sudah cukup untuk membuatku tetap dekat dengannya.
Aku tahu ia sudah berjasa banyak untukku. Levin adalah salah satu orang yang memberikan support terbanyak semenjak keadaanku seperti ini. meskipun aku sudah mengenalnya sejak lama. Sejak aku masih menjadi The Lady Hammer yang digemari banyak orang, Levin sudah memberi sinyal perasaanya. Hanya saja kutegaskan aku tidak mencintainya. Hingga sekarang, aku bahkan sudah muak jika harus menyampaikannya lagi.
Ia bahkan rela melakukan perjalanan udara dari Jakarta ke Medan hanya untuk bertemu denganku. Kurasa ia akan datang untuk tujuan yang sama. Aku malas sebenarnya, jadi kusibukkan saja diriku dengan membaca buku novel yang baru kubeli dua hari yang lalu melalui situs belanja daring.
Duduk di atas sofa putih dan kaki berselonjor, didampingi secangkir Tiramisu Bliss hangat meskipun aku tidak sepenuhnya berkonsentrasi membaca. Aku masih teringat dengan peristiwa tadi siang, saat Han muncul tiba-tiba di mana aku sedang berburu reptil di lahan kebun milik keluargaku. Senyumku menyungging dengan sendirinya saat mengingat ia memendam rasa malu dan juga keterkejutan mendapati gadis sepertiku berkeliaran membawa senapan. Dia termasuk pria yang lucu. Namun juga menyebalkan.
Untung saja Nouvie yang sedang duduk di ujung kakiku tidak memperhatikan gelagatku, ia sibuk terus bersuara dan bercerita sendiri sambil membuka instagram. Ah, kakakku satu-satunya ini memang hobby sekali bercerita.
"Idih... keponakan DePe ini aku nggak suka ngelihatnya, dia itukan cuma numpang tenar aja. Bisa-bisanya cari popularitas dari tantenya." Nouvie menggerutu kesal dengan mata masih fokus pada layar ponsel.
"Dia juga nggak suka sam kamu," timpalku yang kesal juga—kesalnya karena mulut Nouvie yang dari tadi terus-terusan menyoal akun gossip selebriti. Nouvie langsung memandang sinis ke arahku. "Bisa nggak, sih kamu diam dulu sebentar? Aku nggak bisa konsentrasi membaca."
Nouvie melirik, melihat judul pada sampul bukuku. "Bacaanmu berat banget. Awas nanti kamu depresi lagi karena terlalu banyak berpikir."
"Kamu pikir aku orang gila yang sering kumat-kumatan?"
"Ahhh, meskipun dr. Delaney bilang kamu sudah sembuh seratus persen. Aku masih ingat banget, dia sampai bolak-balik mengirimku sms untuk memantau pikiranmu. Pakai nada ancaman lagi. Aku benci berurusan sama dokter bule itu." Nouvie memajukan bibirnya beberapa mili. "Jangan kamu buat aku berhadapan dengannya lagi!"
Aku menyeruput kopiku. "Kurasa maksud dr. Delaney itu bukan kamu yang memantauku, tapi kamu diminta memantau pikiranmu sendiri. Lihat deh, kamu sering banget ngomel nggak jelas setiap kali main sosmed, nonton sinetron apalagi drakor. Persis nenek-nenek!"
"Diam!" Nouvie tiba-tiba merebut cangkirku lalu meneguknya hingga tak bersisa.
"Eh, kopiku!!"
"Seminggu ini kamu udah sepuluh kali minum kopi. Aku malas mendengar keluhan bladder-mu itu setiap kali kamu selesai minum kopi."
"Aku nggak pernah mengeluh! Terkadang kamu suka berlebihan!" Yah, Nouvie adalah kakak perempuanku yang paling cerewet yang pernah kupunya. Oh tidak, dia satu-satunya kakakku dan hanya dia yang kupunya sebenarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/189688065-288-k508136.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LADY HAMMER (Sudah Terbit)
ActionACTION, THRILLER, ROMANCE Arjuna Shander, seorang agen rahasia yang ditugaskan khusus untuk mencari barang bukti kasus pembunuhan seorang Pejabat Menteri bidang Kemaritiman 6 tahun lalu yg mungkin disimpan oleh mantan atlet downhill bike bernama Alm...