Arjuna Shanders
Jika kau pernah patah hati, mungkin kau akan tahu seperti apa rasanya kekosongan itu menggelembung di dalam rongga dadamu. Udara hampa seakan berputar-putar menggeluti kedangkalan hatimu, ia tidak akan pernah berhenti menyalurkan gelombang keresahan hingga masuk ke dalam pembuluh darah dan mengalir sempurna ke dalam otakmu. Kau akan meranyah sepanjang hari, tidak bisa berpikir jernih, tidak bisa berkata wajar, dan terlebih kau tidak akan bisa menghilangkan semburat wajah seseorang yang terus saja membayangi alam sadarmu. Otakmu tidak akan bisa berhenti cemas.
Kejadian menyakitkan saat terakhir kali aku melihatnya terus saja membayangiku. Malam itu, di balik pintu luar apartemennya, aku mendengar suara tembakan dan pecahan kaca kembali. Aku tidak tahu ke mana gadis itu membuang pelurunya, tanganku sudah tidak sabar untuk membuka pintu, tapi urung lantaran intimidasi yang aku dapatkan seolah membuatku menjadi makhluk terkutuk. Tak ada yang bisa kulakukan selain menyandarkan keningku ke permukaan pintu kayu damar itu. Meratapi kekalahanku yang pasti akan beringsut pedih.
Almira, bukankah aku sudah berjanji pada bunda untuk membawamu pulang sebagai istriku? lihatlah apa yang telah kulakukan padamu, bahkan aku selalu gagal melindungimu. Aku sama sekali tidak pernah berpikir cinta kita akan berakhir seperti ini. Apa yang harus kukatakan pada Bunda?
"Maafin aku, My Lady—"
Aku berbalik, pergi menjauh meninggalkanmu. Tetaplah kuat dan tersenyum, hanya itu yang aku minta darimu. Tetaplah jadi Almira yang periang dan ketus, karena dengan begitu aku bisa memastikan kau sudah bisa melupakanku. Meski tidak denganku.
====== =======
Malam ini, adalah malam pertamaku tanpa kehadiran Almira sejak aku bertemu dengannya. Ini adalah langkah kaki pertamaku menelusuri tujuan tanpa gadis itu. Seketika aku seperti kehilangan nyawa, rohku pergi begitu saja entah ke mana. Saat kakiku menapaki lantai gedung markas ISS ini, permukaan terasa bagai lumpur hidup bagiku, berat dan seakan menghisap kakiku tanpa sadar.
Mataku tak bisa melihat ke arah mana pun selain memandangi petak demi petak lantai marmer yang memantulkan raut wajah kubra yang tergambar jelas. Aku benci tempat ini, aku benci karena di saat yang bersamaan para staf dan agen rahasia lain yang melihat kedatanganku memandangi seolah aku adalah zombie yang tak bernyawa. Mereka semua, termasuk Triana dan Jhon, hanya bisa berdiri dalam diam menatap diriku yang tak punya daya apa-apa saat memasuki ruangan Roger. Menyapaku saja mereka tidak berani. Apalagi setelah mereka telah selesai menonton rekaman peristiwa intimidasi antara aku dan Almira yang sengaja kuhubungkan langsung dengan komputer Triana, aku yakin mereka sudah tahu bagaimana perangaiku setelah ini.
"Come in, mr. Shanders! Oh, You're faster than i thought." Roger bangkit dari kursi empuknya begitu melihatku masuk keruangannya. "Well, do you bring it? Aku tahu kau tidak akan pernah mengecewakanku, mr. Shanders," serunya. Ia membuat hisapan terakhir pada puntung rokoknya yang masih setengah lalu memadamkannya pada asbak rokok berbentuk singa tidur.
Aku berdiri di depan mejanya yang hitam mengkilap, tidak berniat duduk meskipun dia mempersilakanku. "Aku sudah mengirimnya ke surelmu lima menit yang lalu," ujarku memberitahu. Pria itu tidak salah, hanya saja ia memaksaku di saat yang tidak tepat dan membuatku kacau.
"Really? Sorry, aku terlalu sibuk menonton dramamu dengan gadis itu sampai-sampai tidak menyadari notifikasi email masuk."
Drama? Sialan! kalau saja dia bukan leader, aku pasti sudah memukul wajah tuanya yang lebih tampak seperti Frankenstein berdasi.
Roger membuka layar laptopnya dan melihat video rekaman pembunuhan itu dengan volume sedang dan berdurasi lengkap. Lantas bibirnya tersungging bangga kemudian. "Matilah kau, Handoko! Aku sudah menduga itu adalah ulahmu. Haha haha ... bravo, mr. Shanders, kau memang agenku yang terbaik. Seharusnya dari awal aku menugaskanmu untuk mendekati gadis itu, jadi tidak perlu membuang waktu mengirim tiga agen bodoh yang tak bisa berbuat apa-apa."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LADY HAMMER (Sudah Terbit)
ActionACTION, THRILLER, ROMANCE Arjuna Shander, seorang agen rahasia yang ditugaskan khusus untuk mencari barang bukti kasus pembunuhan seorang Pejabat Menteri bidang Kemaritiman 6 tahun lalu yg mungkin disimpan oleh mantan atlet downhill bike bernama Alm...