Arjuna Shanders
"Kabari bunda jika kalian sudah sampai di Soeta." Bunda membungkuk untuk bisa memeluk Almira dan mengelus punggungnya. "Bunda menyayangimu, Nak." Mereka lerai. Namun bunda menyempatkan diri untuk mencium kening Almira yang sudah dianggapnya seperti anaknya sendiri. Pengayoman yang sulit Almira dapatkan selama ibunya tiada. "Jaga Almira baik-baik," serunya padaku dengan nada mengancam dan mata awas. "Atau bunda akan menghukummu jika ia luput dari pengawasanmu."
Iba-bukan karena sesuatu hal yang tampak di depan matanya. Aku tahu bahwa bunda masih tidak bisa menerima keputusan putranya yang belum mau mengungkap identitas aslinya pada gadis malang itu. Apa yang akan terjadi seandainya Almira tahu jika ia telah ikut andil dalam kebohongan putranya? Sementara hatinya sudah menetapkan bahwa gadis itu adalah perempuan yang harus menjadi istri putranya suatu hari nanti.
"Terima kasih untuk semuanya, Bunda benar-benar sudah Almira anggap seperti ibu sendiri. Almira janji untuk menghubungi Bunda setiap hari dan memberi kabar."
Senyum tulus terukir di wajah bunda. "Yah, aku memang ibumu. Dan akan selalu menjadi ibumu, Sayang. Jaga dirimu dan semoga kamu berhasil, Nak." Kecupan terakhir kembali mendarat ke kening Almira.
Kini ia kembali padaku, memandangi wajahku yang kini telah lebih tinggi darinya. Memeluk lantas berbisik, "Bunda mohon, jangan sampai kamu melepaskannya. Kalian saling mencintai 'kan? Jadi jangan membuat Bunda resah menunggu keputusanmu."
"Aku akan berusaha dan membawanya kembali ke rumah ini sebagai menantu Bunda," ucapku bermaksud menenangkan.
Kami memastikan bahwa percakapan itu tidak akan didengar oleh Almira. Beruntung suara erangan kendaraan di jalanan depan rumah membuat kadar gelombang suaraku dan Bunda menurun.
Setelah bunda selesai memberi ungkapan perpisahan, ia hanya bisa menatapku yang tampak sudah terbiasa membopong Almira, membawa sang gadis menuruni anak tangga dengan hati-hati, kemudian mendudukkan sang gadis di kabin penumpang mobil. Aku memasukkan beberapa tas keperluan ke bagasi belakang dan tak lupa membawa serta kursi adaptif Almira.
Aku duduk di jok penumpang depan, sementara ayah masuk ke jok kemudi untuk mengantarkan kami ke bandara. Masalah mobil crown biru langit itu, aku sudah minta pada ayah untuk mengirimkan mobil tersebut sampai ke tempat di mana aku membutuhkanya setelah misi selesai.
Suara mobil menderu, kami saling melambaikan tangan dan meninggalkan Bunda yang masih berdiri di halaman hingga rumah itu tampak mengecil dan hilang sama sekali dari pandangan.
====== ======
Aku tidak bisa mengkategorikan tempat yang kami masuki sekarang adalah sebuah keramaian yang padat. Kesibukan para petugas Bandara Sultan Iskandar Muda laksana rutinitas sebagaimana biasanya. Mereka melayani para penumpang dengan tata krama yang sangat baik dan sesuai berdasarkan SOP (System Operation Procedure).
Dengan kekuatan otot tangan, aku mengangkat dua koper berukuran sedang keatas mesin pemindai. Namun sebelumnya aku sudah terlebih dahulu melaporkan senjata api milik Almira kepada petugas pengaman bandara udara (AVSEC) untuk di laporkan hingga bisa mendapatkan izin terbang dari petugas check - in.
Almira dan aku harus meyakinkan diri bahwa tidak ada lagi ponsel, belt, maupun aksesoris berbahan logam yang masih menempel di tubuh. Kecuali kursi roda yang Almira tunggangi, tidak masuk akal jika ia harus ikut masuk ke mesin pemindai itu sementara benda tersebut terus menempel di tubuhnya seperti perekat sepatu. Petugas mesin pemindai butuh waktu hingga sepuluh menit hanya untuk memeriksa setiap sela kursinya dan memastikan semuanya aman dan tidak ada material yang membahayakan. Tentu saja perilaku mereka mendapat pengawasan ketat dari mataku, atau sepertinya itu adalah hal yang baru bagiku. Diperlakukan seperti itu di setiap bandara adalah hal yang lumrah bagi Almira, ia sudah terbiasa dan melazimkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LADY HAMMER (Sudah Terbit)
ActionACTION, THRILLER, ROMANCE Arjuna Shander, seorang agen rahasia yang ditugaskan khusus untuk mencari barang bukti kasus pembunuhan seorang Pejabat Menteri bidang Kemaritiman 6 tahun lalu yg mungkin disimpan oleh mantan atlet downhill bike bernama Alm...