Arjuna Shanders
Hari kian malam. Aku, Nouvie dan juga Almira telah berada di dalam mobil crown. Pergi untuk mencari tempat peristirahatan. Aku cukup lega karena perjuangan kami telah berhasil dan musuh utama telah mati. Meskipun aku keberatan dengan itu.
Triana menyesalkan kematian Danggo yang terlalu cepat sebelum polisi berhasil menangkap dan menginterogasinya, menanyakan padanya siapa sebenarnya orang yang telah membayar perbuatannya. Namun kukatakan pada Triana, bahwa terakhir kali Danggo mengatakan hal mengenai video yang tidak bisa dihapus dan masih ada pada Almira. Aku tidak terlalu yakin akan hal itu, barangkali aku harus memastikannya lebih dalam lagi. Jika benar Almira masih menyimpan video itu, lalu kenapa ia tidak menyerahkannya saja pada polisi dan membuat kasus ini menjadi lebih mudah. Kenapa ia harus menyimpannya selama bertahun-tahun, membiarkan kejahatan terpendam dan tidak terungkap. Gadis itu, tidak pernah bisa kuterka apa yang ada dibenaknya. Bahkan cenayang sekalipun mungkin menyerah menghadapinya.
Baiknya kuanggap ini sebagai pertanda bahwa aku harus lebih lama lagi bersama dengannya. Sesekali aku mencuri pandangan pada gadis di sebelahku yang telah tertidur lelap. Membayangkan ia yang hampir saja dikerjai Danggo—kurasa bukan hampir lagi, tapi ahhh—mengingat itu membuatku lagi-lagi terpukul.
Itu adalah kali pertama aku menangis, sungguh. Hatiku serasa teriris melihat keadaannya yang terbuka menampakkan sebagian isi tubuhnya yang berantakkan. Aku menangis karena telah gagal melindunginya, meskipun hampir, tapi aku tetap merasa bersalah dan mengutuk diriku sendiri atas itu. Rasa menyakitkan ketika melihat Almira tidak bisa berbuat apa pun karena tubuhnya yang tidak bisa bergerak dan terpaksa menerima perlakuan Danggo yang hina. Perasaan gadis itu pasti sangat hancur.
Mengingat kisahnya yang dulu, bahwa ia adalah gadis yang sangat enerjik, pemberani dan juga terkenal. Ia memiliki kaki yang sangat kuat dan itu sebabnya ia dijuluki The Lady Hammer. Wanita yang sanggup mengenjot pedal sepeda sambil berdiri dalam medan apa pun. Namun kini, pasti sangat menyedihkan mengingat keadaan tubuhnya yang hanya setengah berfungsi, memiliki batas dan tidak seleluasa dulu. Senyum yang selalu ditunjukkannya itu, seolah menjadi sebatas pengalihan penderitaan yang dialaminya.
Kali ini, aku tidak menyalakan musik agar Nouvie dan Almira bisa sedikit beristirahat dengan tenang. Aku lelah, tapi para wanita ini lebih membutuhkan istirahat dibandingkan aku.
Sedangkan aku harus berusaha fokus dengan tugas menyetir. Kulihat gadis di sampingku itu tertidur pulas. Ia kelelahan pasti, hingga tak menyadari kepalanya yang miring ke kanan dan ke kiri seperti hampir lepas. Aku terpaksa menyetir dengan satu tangan, sebab tangan kiriku sibuk memegangi kepalanya agar tetap tegak dan—panas?
Kusentuh keningnya memastikan, suhu panas tubuhnya menghantarkan hawa panas pada telapak tanganku. Tanganku beralih menyentuh lehernya, juga dengan suhu yang sama panas.
Aku segera menepikan kendaraan dan berhenti sejenak, kembali menyentuh keningnya yang seakan merambat pucat pada wajahnya.
"Almira...," panggilku pelan. "Almira? Apa kamu sakit?"
Sepertinya ia tidak ingin menjawab. Hanya membuka matanya sedikit dan mengecap bibirnya yang kering. Aku meminumkan air mineral ke bibirnya, lalu ia pun meneguknya meski hanya sedikit.
"Badanmu panas, Ra." Aku memanggil Nouvie yang tiba-tiba terbangun begitu mendengar suaraku. "Nouvie, badan Almira panas. Kurasa dia sakit."
"Apa?" Nouvie menyentuh kening adiknya memeriksa. "Almira apa kepalamu sakit?" Almira menggeleng pelan.
Nouvie yang tidak puas dengan jawaban Almira, turun dari mobil dan dengan cepat membuka pintu depan di mana Almira duduk. Membuka seat belt lalu membungkukkan badannya untuk memeriksa tubuh bagian belakang Almira dengan sangat teliti. Sontak Nouvie terkejut ketika mendapati pinggang belakang adiknya telah tertutupi perban yang tidak steril.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LADY HAMMER (Sudah Terbit)
ActionACTION, THRILLER, ROMANCE Arjuna Shander, seorang agen rahasia yang ditugaskan khusus untuk mencari barang bukti kasus pembunuhan seorang Pejabat Menteri bidang Kemaritiman 6 tahun lalu yg mungkin disimpan oleh mantan atlet downhill bike bernama Alm...