Arjuna Shanders
Semua yang telahku lalui, tak ubahnya seperti orang yang sedang memanjat sebuah tebing terjal sambil membawa benda yang sangat berharga di dalam ranselku. Semakin kau mendaki lebih tinggi, bebanmu akan semakin berat. Kau harus mengurangi beberapa barang bawaanmu jika kau ingin sampai ke puncak. Atau resiko yang akan kau terima adalah terjatuh kembali ke bawah bersama barang bawaanmu itu. Namun, jika kau merasa barang bawaanmu itu adalah benda yang lebih tinggi nilainya daripada dirimu sendiri, kau pasti akan mempertahankannya sampai ke puncak. Tak peduli seberat dan selelah apa peluh yang kau tanggung, benda itu berhak ikut bersamamu.
Dua jam yang lalu aku menerima telpon dari Nouvie. Perempuan itu terdengar panik sambil bicara padaku. Nadanya naik turun tak menentu. Adiknya sudah empat hari tidak pulang katanya. Empat hari sebelumnya Almira sudah berpamitan pada Nouvie bahwa ia akan menginap di hotel G untuk menghadiri closing ceremony of Asian Paralympic Games. Hanya dua malam saja katanya. Namun kenyataanya, adiknya itu tidak kunjung memberi kabar sejak kemarin malam. Nomornya tidak bisa dihubungi, pesannya tidak ter-delivered. Dan satu hal yang lebih mengerikan dari sekadar kabar yang tidak terunggah adalah, Nouvie tidak menemukan nama Almira sebagai tamu yang menginap di hotel G tersebut sejak malam pertama adiknya pergi meninggalkan rumah. Levin, pria yang membawanya pergi itu juga tidak bisa dihubungi sampai sekarang. Ia begitu yakin Levin juga terlibat dengan menghilangnya Almira. Yah, aku sekeyakinan dengan Nouvie.
Aku bisa membayangkan secemas apa Nouvie saat menghubungiku di depan lobi hotel G. Bahkan aku bisa menerka kegundahan hatinya saat aku mengatakan bahwa Almira terlibat dalam insiden pembunuhan dua pejabat GN di Gedung Konfrensi Bandung. Tentu saja Nouvie tidak akan percaya begitu saja dengan informasi yang kusampaikan, ia berusaha keras menyangkal omonganku. Namun ketika aku menceritakan detail kejadiannya dari awal sampai akhir, dan mengenai keyakinanku bahwa wajah dalam samaran itu adalah benar-benar seorang Almira, Nouvie pun menangis sejadinya.
"Apa yang terjadi dengannya, Juna! Kamu ngga menjaganya dengan baik. Oh, engak, aku―akulah yang pantas disalahkan karena sudah lalai sebagai seorang kakak." Suara Nouvie terdengar melesak di kejauhan sana. Aku hanya bisa menutup mata dengan saliva yang tertekan kuat, hingga jakunku bergerak naik turun. "Kamu tahu apa yang membuatku lebih khawatir daripada sekadar informasi yang kamu sampaikan padaku ini?"
Apa? Apa yang lebih mengkhawatirkanmu, Vie? Ketahuilah aku hanya bisa mengajukan selingan pertanyaan itu dalam hati. Sementara Nouvie masih berusaha menyesuaikan suaranya agar terdengar normal dan jelas.
"Dokter psikiater Almira mengatakan hal yang mengejutkan. Pil yang pernah dikonsumsi Almira itu, pil yang katanya cuma vitamin pemberian dokter pilihan bundamu, itu adalah jenis obat terlarang. Pil itu bahkan ngga beredar di pasar gelap. Itu―" Nouvie mengisak dalam-dalam. Bahkan aura tubuhku dingin manakala hal yang berkaitan dengan bunda tersebut oleh Nouvie. "Ya Tuhan, Almira pasti jadi berubah karena pengaruh obat itu."
Aku sedang duduk di atas kursi office yang terasa hampir rubuh. Kalimat Nouvie, benar-benar telah menghempaskan tubuhku seperti ombak laut yang menerjang. Menghantam dada serta persendianku tanpa ampun. Darahku berdesir tak karuan. Gila, sudah matang betul aku memikirkan cara untuk mendapatkan gadis berambut merah itu, tapi mendengar penuturan Nouvie barusan, tak ayal membuatku harus kembali berpikir keras untuk menemukan cara baru mengeluarkannya dari bencana ini.
Tidak, ini bukan bencana. Justru malapetaka bagi kami. Terlebih bunda yang sangat menyayangi Almira, secara tidak sengaja terlibat atas kekacauan yang terjadi. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya hati ibuku itu bila ia tahu bahwa gadis yang sudah dianggapnya sebagai anak sendiri telah berubah menjadi seorang pembunuh berdarah dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LADY HAMMER (Sudah Terbit)
ActionACTION, THRILLER, ROMANCE Arjuna Shander, seorang agen rahasia yang ditugaskan khusus untuk mencari barang bukti kasus pembunuhan seorang Pejabat Menteri bidang Kemaritiman 6 tahun lalu yg mungkin disimpan oleh mantan atlet downhill bike bernama Alm...