Part 6

4K 333 8
                                    

Sinar matahari mengintip di celah tirai dan menganggu seorang gadis yang tengah tertidur.

"Aduhh,ini guling kok keras sih,tapi nyaman" gumam Laula setengah sadar sambil menekan-nekan dada dari Brian membuat siempunya terbangun.

Ia hanya diam dan tersenyum,kenapa efek dari cewe bar-bar ini sangat berpengaruh untuk dirinya.

Sikap polos,sok cantik,cerewet dan sok kenal nya itu mampu membuat dirinya tersenyum tanpa sadar,bahkan ia lupa kapan terakhir kali tersenyum.

"Mah kok ga bangunin Lau..whaaa" teriak Laula saat bangun langsung menghadap wajah Brian

"Om,ngapain dikemar aku sih" omel Laula sambil duduk

"Shtt,kamu lihat dulu amati dulu" ujar Brian bamgkit dari tempat tidur dan berdiri dihadapan Laula

Laula mengedarkan pandangannya meneliti seisi kamar,yang tentu saja bukan kamar dia.

"Haha,bukan kamar aku ya,maaf ya om" ujar Laula sambil tesenyum kikuk

"Morning" Brian mengecup kening Laula.

"Tapi ya om,kenapa sih om manis banget ke aku padahal kita baru ketemu" balas Laula yang sudah kembali memanggil Brian dengan sebutan "OM"

"Kau memang menantang ya" kata Brian mencondongkan tubuhnya kearah Laula hingga Laula bisa mencium parfume beraroma musk dan wood yang menguar dari Brian.

Laula terhanyut dalam tatapan elang milik Brian.
"Kau lebih suka aku mencium bibir mu daripada memanggil ku mas ya" ucapan Brian membuat jantung Laula berdetak

"Mas,aku suka kok manggil kamu mas,menyingkirlah" gugup Laula mendorong dada Brian.

Brian menjauh dan memberikan ruang untuk Laula berdiri.
"Aku mau cuci muka dulu"kata Laula kabur ke kamar mandi.

Brian hanya tersenyum sambil mendudukan diri di sofa.
"Dasar cewe bar-bar yang aneh"

Laula keluar dari kamar mandi terlihat lebih fresh karena semua makeup nya sudah dihapus.
"Ahh,segar banget wajahku,hilang semua makeup berat itu" ujar Laula sambil tersenyum.

Ia menghampiri Brian yang sedang duduk sambil menatap telpon genggam dan duduk di sebelahnya.

"Mas,aku mau tanya donk,kenapa sih kamu kaya berdebat terus sama kakak mu,emang bener dia mengambil pacar kamu ya" tanya Laula sambil menatap Brian.

Brian meletakan handphone nya di meja dan mengalihkan pandangannya kearah Laula.
"Aku akan memberi tahu mu saat waktu yang tepat"

"Kapan ihh,kepo tahu?" tanya Laula

"Saat aku benar-benar mencintai mu" kata Brian sebelum bangkit dan berjalan menuju pintu meninggalkan Laula yang termenung.

"Kau tidak akan pergi sarapan" tanya Brian menyadarkan Laula dari ketercengan

Laula langsung berdiri dan menghampiri Brian untuk sarapan.
"Om..ehh maksud ku mas,jangan terlalu manis nanti aku beneran suka ke kamu, sakit tahu dikasih harapan yang ga pasti" kata Laula ambigu.

Setelah ucapan Laula mereka jadi sangat diam bahkan ketika sampai diruang makan pun mereka masih membisu.

"Laula kamu kok gak ganti baju nanti badan mu bisa gatal-gatal,kau bisa meminjam baju Jasmine" ujar Sarah.

"Ga perlu pinjam baju Jasmine,nanti kita beli saja" tolak Brian lalu menarik tangan Laula untuk pergi.

"Tan om,Laula pulang dulu,ka Sandy,ka jasmine aku pulang yaa" pekik Laula sambil ditarik tangannya oleh Brian.

"Sampai kapan ia terus mendendam seperti ini" Sarah hanya menghela napas.

Laula mencoba melepaskan tangannya dari Brian.
"Sakit woy om,sakit tangan gue" teriak Laula

Brian berhenti dan melepaskan tangan Laula kemudian berbalik menghadap Laula dan menatap nya tajam.

"Berhenti membrontak dan lakukan apa yang saya mau itu yang tertera dikontrak ngerti" desis Brian.

Laula hanya diam dan mencerna akan sikap Brian yang berubah-ubah.
"Masuk" perintah Brian membukakan pintu mobilnya

"Sorry ya om,kita ini emang terikat kontrak,tapi anda ga berhak bentak atau perintah saya seperti budak,mending gue pulang sendiri aja" kata Laula kemudian berlalu meninggalkan Brian.

Laula berjalan dengan menggunakan sepatu heel dengan susah payah,hingga ia berhenti dan melepas sepatunya.

"Sepatu sialan,kaki gue jadi lecet gini" umpat Laula

Ia melajutkan jalannya tanpa menggunakn sepatu,sampai ia mendengar deru mobil disampingnya. Ia menoleh kesamping dan melihat mobil dari Brian.

Laula mempercepat jalannya bahkan berlari tapi begitupula dengan mobil Brian.

"Masuklah Laula,saya akan mengantarmu" ujar Brian,membuat Laula berhenti dan mendekatinya.

"Jangan pernah kamu mengatakan apapun sebelum kamu berpikir dengan jernih atas kesalahan mu" kata Laula bijak sebelum sebelum kembali berjalan....




Okss,jangan lupa votte dan comment ya.

Maaf ya kalo bahasa ku ga sesuai dengan tokohnya yang bule,tapi kalian bisa bayangin cast yang sesuai selera kalian ya..
Sorry for typo dan keanehan cerita ini

Love
Viadoa



Iam Not ChiderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang