"Jadilah Wanita yang menginspirasi, bukan wanita yang suka dipuji, bukan pula wanita yang menebar sensasi, dan bukan pula wanita yang sibuk mempercantik diri."
[Imam Al-Ghazali]
🍁🍁🍁
Author POV
Langit Lampung kini tengah menggelap. Mentari kembali keperadabannya. Menyisakan sedikit Asa bagi satu insan Tuhan yang tengah berbahagia.
Kini di padepokan Silat Lampung Tengah ramai oleh para pesilatnya. Terlihat jelas bahwa beberapa orang pria yang tengah melatih adik didik mereka.
Beberapa gerakan ini dan itu sudah berulang kali mereka peragakan. Bermenit-menit mereka lakukan hal yang serupa. Sampai pada puluh keempat, akhirnya mereka beristirahat.
"Eh Zik, lo gila ya?" tanya salah seorang dari mereka.
"woiii!" teriak Salah seorang teman dari yang memanggil 'Zik' tersebut.
Dan benar saja. Teman yang mereka panggil dengan 'Zik', itu memang sedang tersenyum sendiri.
"Allahhuakbar..., woi Zikrii!" teriak Salah seorang temannya, tepat ditelanganya.
Brugh...
Dengan reflek, Pria itu pun membanting temannya yang sedari tadi di belakangnya.
"Aw,, wah. Parah lo," protes temannya yang kini tengah terbaring ditanah tepat dihadapannya.
"Ah, elo Raf?"
Pria itu pun menyengir kuda--membantu temannya yang beberapa detik lalu Ia banting kedepan.
"sor,, sorry gue ngga tahu kalau lo, ya lagian si. Buat kaget aja lo."
"oh, ayo lah Zik, Dzikri Ahmad Al Ghazali! Lo lagi mikirin siapa si ha?!"
Ya. Jelas, pria itu bernama Dzikri Ahmad Al Ghazali. Dan temannya yang bernama Rafky Firdausy telah menjadi sasaran empuknya tatkala lamunannya telah dibuyarkan oleh Rafky.
Dzikri pun mengerutkan keningnya, "mikirin apa?" tanyanya memastikan.
"Iya, tadi gue liat lo Senyam-senyum sendiri," Jawah Rafky.
Dzikri pun terdiam. Ia menatap kedepan. Bola matanya bergrilya kemana saja, sampai pada akhirnya bola mata itu singgah menatap langit hitam. Persis seperti sedang mencari jawaban atas pertanyaan temannya.
"Astagfirullahaladzim....," Dzikri seolah baru sadar sesuatu. Ia mereka rambutnya prustasi, "Arghh,, gue kenapa sih," tanyanya pada diri sendiri.
Rafky menautkan kedua alisnya menatap Dzikri. Lantas tak berselang lama dari itu Ia tertawa terbahak-bahak. "Hahahaha," Ia tertawa terpingkal-pingkal melihat ekspresi dari sahabat kecilnya itu.
"eh, lo kenapa ketawa?"
Seakan tawa itu sangat setia dengan Rafky, sampai-sampai tawa itu tak kunjung henti. Rafky sampai memegangi perutnya, sudut matanya keluar air.
"eh, elo goblok apa gimana si Zik, jelas jelas tadi lo ngelamun sambil Senyam-senyum sendiri. Ngga pernah lo gitu," ujar Rafky yang di selingi tawanya yang tak kunjung mereda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurindu Baginda✔️ [END]
SpiritualKisah ini sangat mengajarkan saya arti dari istiqomah yang sesungguhnya. Berubah karena Allah, mencintai karena Allah, melupakan karena Allah, persahabatan karena Allah, juga meyakinkan saya bahwa takdir tidak akan berpindah haluan. Apapun yang dini...