30. Tentang Cinta

156 23 3
                                    

Lampung, 31 maret 2020

***


   "Foto yuk!!"

   Hah?? Arsya terbelalak seketika----- melihat seseorang yang kini sudah ada di depannya.

   Seorang cowok mengajaknya foto? Tapi, tunggu dulu! Arsya berusaha untuk tidak ke GR-an. Ia menoleh ke belakangnya, memastikan cowok itu bukan mengajaknya, dan mengajak orang lain.

   Ketika Arsya hendak menoleh ke belakang. Suara cowok itu menghentikan pergerakan Arsya.

   "Engga usah nengok ke belakang kali dek," ujarnya.

   Ya, pasti itu adalah kakak kelas Arsya.

   Arsya berhenti dan kembali menghadap ke depan. Ia tersenyum kikuk. "Maaf, kakak ngajak siapa ya?" tanya Arsya polos.

   Cowok itu terkekeh melihat Arsya yang begitu polos dengan pertanyaannya barusan. Arsya justru mengernyit heran menatap kakak kelasnya satu itu.

   "Hahaha... Arsya, Arsya.... Ya gue ngajak lo lah, mau siapa lagi?" cowok itu tertawa sangat cool. Namun tidak bagi Arsya.

   Lagi lagi Arsya tersenyum kikuk. "Maaf kak Arfan, tapi apa kak Arfan engga malu foto sama saya, " ujar Arsya menolak dengan sopan.

   Sebenarnya ingin sekali ia katakan tidak mau. Tetapi, berhubung ia tipikal manusia yang tidak enakan, jadi Arsya berusaha menolak dengan cara halus, agar Arfan---- kakak kelas itu, tidak sakit hati.

  Bukannya berpikir, Arfan justru mengembangkan senyuman jauh lebih mengembang dari adonan kue. Oke, lewatkan!

   "Kenapa harus malu, apa yang dimaluin dan----"

   "Maaf kak, intinya saya engga bisa." Arsya memotong ucapan Arfan cepat.

   Menyebalkan sekali, batin Arsya.

   Nah, barulah senyum Arfan mengundur, bahkan hilang begitu saja. "Kenapa?" tanyanya.

   "Karna saya masih ada kerjaan, maaf kak permisi." ujar Arsya yang sudah tidak mempedulikan Arfan. "Assalamu'alaikum..." pamit Arsya.

   Arfan hanya diam dengan seribu bahasa  menatap kepergian Arsya. "Wa'alaikummusalam..." lirihnya tak bersemangat.

   Ia menatap kosong ke depannya. "Gimana mau gue tembak, di ajak foto aja engga mau. Apalagi pacaran," lirihnya bermonolog.

   "Gelar doang yang keren. MAN-TAN KE-TUA OSIS." tiba-tiba seorang cowok-----teman Arfan datang dari belakang. Sedari tadi ia memang sudah mendengar pembicaraan Arfan dan Arsya.

   Ia sengaja menekankan dan mengeja kata-kata akhirnya seraya mempergakannya lewat tangan.

   Ya. Arfan Sanjaya. Mantan ketua OSIS yang dikategorikan salah satu most wanted SMAN 22.

   "Maksud lo apa?" ketus Arfan.

   "Ya iyalah... Maksud gue buat ngejek lo!" nyolot si teman Arfan. "masa gelar udah keren-keren, mantan ketua OSIS... Tapi otak kek udang," makinya lagi.

   "Eh... Bisma! Gue hajar lo nanti di sini, maksud lo apa ha?!"

  "Woi BEGO!!!" ngegas si Bisma.

Kurindu Baginda✔️ [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang