22. Apakah sudah waktunya?

235 29 6
                                    

***

"Jangan anggap remeh, sebuah perpisahan. Sebab tidaklah disebut sebagai tahun kesedihan bagi Rasulullah Saw ketika kehilangan orang terkasih beliau, Siti Khadijah, salah satunya."

***

Arsya POV

  

    Dimana aku?

    Ya Allah... Dimana hamba? Kenapa semua tempat ini terlalu  terang.

    Aku terbangun dari tidur panjangku. Aku sendiri  bingung, sebenarnya ini mimpi atau memang nyata? Ya Allah dimana aku?

   Aku terperanjat ketika melihat sekelilingku. Mereka dalam jumlah banyak namun juga berkelompok-kelompok duduknya. Mereka memakai pakaian serba putih. Hingga seakan memancarkan cahaya dari tubuh mereka. Mereka bermain di atas rerumputan hijau dan dikelilingi banyak macam bunga. Oh, ayolah apakah ini taman surga? Kenapa seumur hidupku, aku tidak pernah melihat taman seindah itu? Sekalipun itu di ponselku.

   Aku benar-benar bingung saat ini. Kenapa keberadaanku seakan tidak dianggap oleh mereka yang ada di sini. Sampai kebingunganku terhenti ketika indera pendengaranku menangkap suara-suara yang tak asing lagi.

   "Allah'umma Shalli'ala sayyidina Muhammad...,"

   MasyaAllah... Semua anak di sini bersholawat semua. Ya Allah, di
mana hamba? Dimana ini?.

   "Allah'umma Shalli'ala sayyidina Muhammad...," dengan sendirinya aku juga mengikuti sholawat itu.

   Tes...

   Air mataku mengalir dengan sendirinya. Hati ini terus bergetar hebat.

   "Astagfirullah, ternyata aku ada di....,"

   "Ayo pergi... Ayo ke sana,"

   "Ayo ke sana...."

   Ucapanku terhenti tatkala melihat semua anak-anak kecil itu berlarian ke arah depanku.

  "Hei.. Hei.. Tunggu, mau kemana kalian?" aku berteriak namun tak ada yang mendengar.

   Satu detik...

  Dua detik...

  Tiga detik...

   "Ya Allah...," cahaya yang benar-benar terang dari arah depanku terpancar ke segala penjuru.

   Anak-anak ini berlarian dan bersahutan menuju tempat datangnya cahaya itu.

   "Hai, adik.. Adik... Mau ke mana?" tepat ada gadis kecil berjilbab putih yang sekarang berhenti tepat di depanku.

   Alhamdulillah, setidaknya dia adalah satu-satunya anak yang mendengarku.

   "Mau kemana dik?" aku bertanya padanya yang kini tersenyum padaku.

   "Kami ingin kembali pada Rabb kami," jawabanya yang masih membuatku bingung.

Kurindu Baginda✔️ [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang