Lampung, 17 April 2020
***
"Aku pun sangat kagum dan ingin sekali mencontoh Syahidatul ‘Isyqil Ilahi (Rabiatul Adawiyah)...
Sosok wanita yang hanya mempersembahkan hatinya hanya untuk Allah. Tidak ingin menikah karena sangat takut jika cintanya kepada Allah terbagi. Senantiasa menangis karena rasa rindunya pada Allah Swt.. Namun apalah daya, diriku yang hina ini, diriku yang lemah iman ini, juga tak sanggup sepertinya. Sebab, kini aku telah jatuh... Ya Allah... Aku jatuh... Maafkan hamba yang kini telah jatuh, cinta."-Danisya Arsya Baihaqie-
***
Tiga hari-----setelah hari di mana Arsya ke rumah Dzikri, Arsya sangat berbeda dari biasanya. Namun, ia tidak sadar dengan perubahannya itu. Hanya saja, semua sahabatnya pasti sadar dengan perubahannya itu.
Entah apa yang Arsya rasakan saat itu, yang jelas ia benar-benar merasa aneh dengan dirinya sendiri.
"Rabiah al Adawiyah atau yang dikenal juga dengan Rabiah Basri adalah seorang sufi wanita yang terkenal karena kesucian dan kecintaannya terhadap Allah. Ia dilahirkan tahun 713 M sebagai putri keempat dalam keluarga miskin di Basrah, Irak." suara Arsya yang lembut, sangat mampu menyihir pendengaran kedua adiknya----yang kini tengah mendengarkannya membacakan kislam.
Kali ini Arsya membacakan salah satu kisah dari wanita muslim yang mulia. Kisah dari wanita yang sangat mencintai Allah Swt.. Beliau lah... Rabiatul Adawiyah.
Arsya terus membacakan ceritanya.
"Kelahirannya diliputi berbagai macam cerita aneh. Dikisahkan dalam buku 'Seratus Muslim Terkemuka' karya Jamil Ahmad, pada malam ketika ia lahir, di rumahnya tidak ada apa-apa. Minyak untuk menyalakan lampu pun tak ada, begitu juga tak ditemui sepotong kain untuk membungkus bayi yang baru dilahirkan itu. Ibunya meminta sang ayah sepaya meminjam minyak dari tetangga. Tapi ayahnya ragu karena ia sudah berjanji kepada Allah untuk tidak meminta tolong kepada sesamanya.".
"MasyaAllah...." Lirih Rahma. Yusuf melirik Rahma, lantas ia langsung berujar demikian. Dilanjutkannya lagi dengan mengecap dotnya.
"Akhirnya ia terpaksa pergi ke rumah tetangganya untuk meminjam minyak. Tapi saat ia menegetuk pintu, tak ada jawaban yang muncul dari dalam rumah. Ia merasa lega dan mengucap syukur kepada Allah karena tak perlu mengingkari janji yang sudah ia buat. Saat ia tidur malam, ia bermimpi Nabi Muhammad Saw. memberikan tanda kepadanya dengan mengatakan bahwa anaknya yang baru lahir itu telah ditakdirkan menduduki tempat spiritual yang tinggi."
"Singkat cerita... Rabiah tumbuh sebatang kara. Kedua orangtuanya meninggal saat ia masih kecil. Saudara-saudaranya juga meninggal terkena wabah kelaparan yang melanda Basrah saat itu. Ia jatuh ke tangan orang kejam yang menjualnya sebagai budak dengan harga murah. "
"Rabiah kecil menghabiskan waktu siangnya dengan melaksanakan segala perintah majikannya. Malam hari ia lalui dengan berdoa. Hingga pada suatu malam majikannya melihat tanda kebesaran rohani Rabiah saat ia berdoa; 'Ya Robbi, Engkau telah membuatku menjadi budak belian seorang manusia sehingga aku terpaksa mengabdi kepadanya. Seandainya aku bebas, pasti aku akan persembahkan seluruh waktu dalam hidupku ini untuk berdoa kepada-Mu.' kata Rabiah. "
"Di saat itu pula majikannya melihat ada cahaya di dekat kepala Rabiah. Melihat hal itu, majikannya sangat ketakutan. Esok harinya, atas kehendak Allah, Rabiah dimerdekakan oleh majikannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurindu Baginda✔️ [END]
DuchoweKisah ini sangat mengajarkan saya arti dari istiqomah yang sesungguhnya. Berubah karena Allah, mencintai karena Allah, melupakan karena Allah, persahabatan karena Allah, juga meyakinkan saya bahwa takdir tidak akan berpindah haluan. Apapun yang dini...