"Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad) maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah dan cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui."
(QS. An-Nisa [ 4]: 69-70)
***
Dunia kembali malam di bagian Bumi belahan Timur. Angin berhembus pelan; membelai setiap permukaan kulit manusia. Tak banyak berubah aktivitas siang ataupun malam. Manusia tetap berlomba-lomba mengais rezeki yang tak seberapa. Loko-loko seakan terus menerus mejajakan isinya. Laju kuda besi seakan berpacu dengan waktu. Kelalaian akan urusan akhirat marak di mana-mana. Mendustakan perintah Tuhannya. Menyepelekan urusan yang nomor satu dengan dijadikan urusan ke sekian.
Sungguh miris!
Berbeda dengan gadis manis keturunan Lampung itu. Kini seperti biasa, di malam hari ia menceritakan kisah-kisah Islam—pada kedua adiknya—yang sering disebut mereka-—kislam.
Kali ini Arsya menceritakan tentang 'Kecintaan Para Sahabat Kepada Rasulullah Saw' kepada kedua adiknya, Rahma dan Yusuf.
"Ada seseorang yang bertanya kepada Ali bin Abi Thalib r.a., "Apakah engkau mencintai Rasulullah? Dan sejauh manakah kecintaan itu?", Ali r.a menjawab, "Demi Allah, bagiku Rasulullah lebih kami cintai daripada harta, anak dan ibu kami, bahkan lebih kami cintai daripada meminum air yang dingin ketika berada dalam kehausan.". Hikmah: itulah yang terjadi pada para Sahabat r.a.. Hakikatnya mereka mencapai keadaan demikian dikarenakan kesempurnaan iman mereka. "
Arsya melirik kedua adiknya. Alhamdulillah, batin Arsya, ketika ia menangkap keseriusan dari wajah kedua adiknya.
Ia kembali melanjutkan ceritanya. Membelai lembut pucuk kepala sang adik.
"Anas r.a berkata bahwa Rasulullah Saw. Bersabda,"Tidak akan menjadi seorang mukmin yang sempurna seseorang diantara kalian sehingga aku lebih dicintainya dari bapak ibunya, anak-anaknya, dan seluruh manusia.", Abu Hurairah r.a pun telah meriwayatkan hadits ini. Para ulama mengatakan, "Yang dimaksud cinta di sini, adalah cinta yang harus diusahakan, bukan cinta yang tidak dapat diusahakan atau cinta yang sudah menjadi fitrah manusia. Namun dapat juga dikatakan bahwa jika yang dimaksud Adalah cinta fitrah, maka maksudnya adalah iman yang sempurna, seperti keimanan yang dimiliki oleh para Sahabat r.hum..,"
"Anas r.a berkata bahwa Rasulullah saw., bersabda, "Tiga hal yang jika terdapat pada diri seorang muslim, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu: (1) mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari mencintai segalanya; (2) mencintai seseorang semata-mata karena Allah Swt.; (3) benci untuk kembali menjadi kafir sebagaimana dia benci dilemparkan ke dalam neraka.". Suatu ketika Umar bin Khathab r.a. berkata, "Wahai Rasulullah, saya mencintaimu lebih dari segalanya kecuali nyawa saya." Nabi Saw. Bersabda, "Seseorang tidak akan menjadi mukmin yang sempurna sebelum ia lebih mencintai aku daripada dirinya sendiri.", lalu Umar berkata lagi, "Sekarang saya mencintai engkau lebih dari diri sendiri." Beliau bersabda, "Sekarang ya, Umar." Para ulama menjelaskan bahwa jawaban Rasulullah Saw., tersebut mengandung dua maksud: pertama, sekarang sudah sempurna keimananmu. Kedua, ini adalah peringatan, mengapa baru sekarang ia mencintai Rasulullah daripada dirinya sendiri. Padahal seharusnya perasaan ini harus sudah dimiliki sejak dulu. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurindu Baginda✔️ [END]
EspiritualKisah ini sangat mengajarkan saya arti dari istiqomah yang sesungguhnya. Berubah karena Allah, mencintai karena Allah, melupakan karena Allah, persahabatan karena Allah, juga meyakinkan saya bahwa takdir tidak akan berpindah haluan. Apapun yang dini...