"Sungguh mengherankan, bagaimana suatu kaum yang dahulu menguasai dunia, tetapi sekarang malah jauh? Suatu kaum yang mengajarkan adab dan kemajuan kepada dunia, mengapa SEKARANG TIDAK BERADAB dan TIDAK MAJU?"
******
Arsya POV
Di pagi hari seperti ini, bukan suatu hal yang baru jika aku sudah duduk manis di halte bus. Ya, untuk menunggu angkot tentunya.
Tak biasanya di sekeliling halte ramai ibu-ibu. Ya sudah, apa bedanya. Aku akan tetap berdiam diri sendiri di sini. Tak ada ubahnya juga jika ada ibu-ibu. Tidak mungkinkan jika aku ikut menimbrung dengan mereka.
Akhirnya aku memutuskan untuk membaca buku. Oh, ayolah. Jangan mengira aku ini kutu buku, aku membaca buku pada pagi ini---dikarenakan nanti jam pertama di kelasku ulangan harian biologi.
Satu menit... Dua menit... Dan, hingga menit ke tiga---konsentrasiku tak kunjung datang. Yang ada hafalanku semakin buyar. Yang ada kini telingaku terfokuskan pada pembicaraan beberapa ibu-ibu itu.
"Ya Allah..., iya itu tadi malem filmnya bagus banget tahu,"
"Ah, iya buk.. Saya jadi nambah suka sama pemeran cowoknya."
Aku sedikit mencuri-curi pandang pada mereka yang berada di sebelah kananku. Pura-pura melihat sekitarlah---agar tak ketahuan jika aku termasuk anak-anak yang kepo.
"Aduh ya buk, masa ni ya, saya tu sampe ribut sama suami saya,"
"Lah kok bisa bu?" Ku-dengar suara ibu yang lainnya bertanya.
"Arghh,,," prustasi jika begini terus. Ingin pindah tetapi hendak ke mana aku?. Namun, hati ini terus saja menahanku untuk pergi.
"Iya, karna tadi malem tu ya, suami saya sibuk bener mau nonton ceramah di channel yang lain... Dan saya ngga mau lah, berhubung itu lagi seru-serunya, ya kan buk. Sayang kalau harus di lewatkan," jawab ibu itu.
Naudzubillah!
Ya Allah... Kenapa ada istri yang begitu. Ya Allah..., berikanlah ibu itu hidayah... Sadarkanlah beliau ya Rabb.. Aamiin.
Bagaimana cerita ini? Demi sebuah sinetron yang un-faedah dan ceramah yang luar biasa faedahnya---bisa membuat suami dan istri bertengkar?.
Ya Allah... Jauhkanlah keluarga hamba dari penyakit seperti itu. Amin..
Rasanya aku sudah tidak tahan menunggu lama. Dan, syukurlah angkot yang kutunggu pun akhirnya sampai.
Kini angkot sudah melaju dengan kecepatan rata-rata. Di sini tak begitu ramai---hanya ada beberapa pelajar SMA sama sepertiku. Beberapanya ada adik kelas-ku.
Baiklah, setidaknya situasi angkot ini tak seburuk dari halte tadi. Hingga pada akhirnya telingaku kembali mendengar perkara yang lebih un-faedah. Argh... Bolehkah aku pergi saat ini juga. Terbang menembus angkasa luar.
"Ya Allah, greget sendiri. Masak si oppa seganteng dia bisa di tempatin di pemeran kayak gitu, aaaaa.. Baper sendiri deh,"
"Sama, gue juga ci, masa ni ya. Gue tadi malem sampe ngga belajar, karna nonton drakor terbarunya."
"Halah tenang, Zhila-kan ada. Toh, biasanya kita nyontek sama dia. Ya ngga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurindu Baginda✔️ [END]
EspiritualKisah ini sangat mengajarkan saya arti dari istiqomah yang sesungguhnya. Berubah karena Allah, mencintai karena Allah, melupakan karena Allah, persahabatan karena Allah, juga meyakinkan saya bahwa takdir tidak akan berpindah haluan. Apapun yang dini...