14. Kurindu Baginda

227 26 2
                                    

   Sudah dua hari ini Arsya sangat gelisah. Ia masih belum berani mengambil keputusan. Ia takut jika ia bertindak kegabah, justru dapat kesalahan fatal.

   Maka dari itu, sampai detik ini pun ia tidak berani menceritakan masalah besarnya itu kepada kedua orangtuanya. Namun beruntung, sebab ia masih mempunyai ke empat sahabatnya yang siap membantunya. Sudah berulang kali mereka memberi saran ke Arsya dan Arsya pun menolaknya. Sebab, dengan alasan kurang tepat dan tetap salah.

   Karena itulah Arsya membuat pertemuan dengan para sahabatnya. Ia dan ke empat sahabatnya sudah bersiap untuk membuat rencana melawan pria misterius itu.

   Kini Arsya, Shafa, Reisya, Dinda dan Zahra tengah berkumpul di taman kota. Mereka sengaja berkumpul di sana untuk memudahkan membuat rencana.

   "Jadi gimana nih? Kalau udah dari tadi kita buat, pada belum ketemu titik tengahnya," celetuk Dinda.

   Semua hanya diam. Mencoba berpikir keras untuk mendapat solusi terbaiknya.

   "Kak Kahfi!" seru Shafa.

   Sontak semuanya menatap Shafa heran.  "Hah??" semua melongo.

   "Maksud kamu?" tanya Arsya.

   "Ih, ngga takut dibilangin modus Shaf?" tanya Reisya. "Kan, dia termasuk akhi, sama kayak Dzikri. Secara sama-sama ketua rohis." lanjut Reisya kembali yang mendapat tatapan tajam dari Arsya.

   Melihat mata Arsya yang hampir keluar. Reisya hanya dapat menyengir kuda sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal sama sekali.

   Arsya memberi kode pada Shafa untuk melanjutkan ucapannya tanpa perlu mengindahkan ucapan Reisya.

   "Lanjut Shaf," titah Arsya.

   Reisya hanya dapat mengerucutkan bibirnya berpuluh-puluh senti. Dinda dan Zahra yang melihat itu hanya dapat menahan tawa.

   "Jadi gini, berhubung kak Kahfi kan cowok. Dia pasti bisa bantu kita. Entah itu bantuan otak atau otot. Di sini kita bukan ngelawan  orang biasa Sya, karna disini udah jelas-jelas dia cowok dewasa bahkan ngga menutup kemungkinan kalau dia itu preman kelas kakap atau mungkin___"

   "PSIKOPAT!" teriak Reisya yang memotong ucapan Shafa.

   "REISYA...!!"  teriak ke empatnya secara bersamaan.

*****

Arsya POV

   Setelah aku berusaha untuk memecahkan masalah ini dengan sahabat-sahabatku---kini aku sudah matang untuk mengambil keputusan---terlebihnya lagi, tadi malam aku sudah sholat istikharah. Lewat sholat itulah aku memohonkan
untuk hatiku mantap dalam memilih jalan; antara minta bantuan kak Kahfi atau tidak sama sekali.

   Kini aku dan Shafa sudah janjian untuk bertemu dengan kak Kahfi. Tentunya aku tidak mau sendirian untuk bercerita dengannya. Bisa setan yang ketiga.

   Bukannya bermaksud apa-apa. Sebab, aku memilih kak Kahfi sebagai orang yang aku percaya untuk membantuku bukan karena alasan yang tidak pasti. Semua itu pasti dengan alasan yang jelas. Sebab, kak Kahfi sudah sangat dekat dengan adik-adikku.

   Terlebihnya lagi, ia juga bisa menemani Haikal---yang katanya Haikal; Haikal bersih keras untuk membantuku dengan syarat bersama kak Kahfi. Dan Haikal pun ingin Dzikri juga membantunya. Namun, aku tidak bisa memenuhi permintaannya kali ini. Sebab, aku dengan Dzikri masih terlalu jauh dan canggung jika harus meminta bantuan dan menyusahkannya.

Kurindu Baginda✔️ [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang