7. Kurindu Baginda

488 46 3
                                    

"Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, maka Kami akan tunaikan sebagai balasan atas usaha mereka di dunia, dan mereka sama sekali tidak dirugikan di dunia. Mereka adalah orang-orang yang tidak memperoleh apa-apa di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan gugurlah semua apa yang telah mereka kerjakan."

(Qs. Hud ayat 15-16).

}}}}}}}}}}}}}}}}}

Author POV

Kegelapan malam kini kembali menyelimuti langit Lampung.
Seperti biasa. Aktivitas gadis keturunan Lampung itu tidak pernah ia lewatkan.

Kini Arsya hendak bercerita kepada Rahma dan Yusuf di kamar kedua adiknya.

"Cium...," ujar Yusuf manja.

Arsya sangat gemas pada adik bungsunya satu itu.

*Cup...

Yusuf mencium pipi Arsya. Adik kecil yang sangat manis nan nakal itu selalu berlaku manja pada kedua kakaknya terutama Arsya. Karena, itu semua semata-mata Arsya peruntukkan agar Yusuf juga dapat dekat dengannya. Dan dengan itu, memudahkan Arsya untuk mengajar dan mengajak kedua adiknya agar mengikuti keseharian Arsya. Baik berbagi tugas rumah sampai tanggung jawab sebagai seorang muslim pun Arsya lakukan---memberi contoh pada Yusuf.

"Ayo... Bacain duli, nanti Yusuf malah ngantuk," rengek Yusuf.

"Iya.. Iya.. Ini duli ceritain. Oke, di mulai yah sayang...," ujar Arsya pelan dengan menceritakan kisah Islam pada kedua adiknya.

Ia tidur di tengah-tengah kedua adiknya. Bedanya, Rahma tidur di kasur Atas, sedangkan Yusuf di kasur bawah. Mengapa demikian? Karena tak jarang pada waktu itu Yusuf jatuh dari ranjang.

"... Inilah kisah Wanita Perisai Rasulullah...," Arsya menggantungkan kalimatnya.

"... Saw.," jawab ketiganya kompak.

"Ummu Imarah r.ha. adalah seorang sahabiyah dari kaum Anshar yang telah memeluk Islam pada masa permulaan Islam. Ia ikut berbai'at pada Bai'atul Aqabah yang pertama. 'Aqabah' artinya jurang atau lembah."

"... Ummu Imarah masuk islam secara diam-diam,  karena pada saat itu orang-orang musyrik dan orang-orang kafir banyak yang menganiaya kaum muslimin. Banyak orang datang dari Madinah ke Makkah untuk mengerjakan ibadah haji, dan secara diam-diam mereka memeluk agama Islam di Mina---sebuah lembah di dekat Makkah---agar tidak diketahui oleh orang-orang kafir Quraisy. Dan Ummu Imarah r.ha. termasuk rombongan ketiga yang datang dari Madinah ke Makkah dan kemudian memeluk Islam di tempat itu." ujar Arsya mengelus puncak kepala Yusuf.

"Setelah Rasulullah Saw., hijrah ke Madinah, Ummu Imarah sering menyertai peperangan yang dilakukan kaum muslimin pada saat itu, di antaranya; perang Uhud, Perjanjian Hudaibiyah, perang Khaibar, Umratul Qadha, perang Hunain, dan perang Yamamah."

".... Ummu Imarah menceritakan pengalamannya dalam perang Uhud; "Aku mempunyai sebuah kantung kulit yang aku isi dengan air, kemudian aku berjalan ke medan Uhud untuk melihat bagaimana keadaan mujahid-mujahid Islam. Apabila ada yang terluka atau kehausan, maka aku akan memberinya minum.", ketika itu usia Ummu Imarah 43 tahun, suami dan kedua orang putranya juga ikut perang itu. Ummu Imarah melanjutkan ceritanya; "Sebenarnya, pada saat itu tentara Islam telah mendapat kemenangan. Ketika kemenangan atas orang-orang kafir itu tampak, saat itu aku berada di dekat dengan Rasulullah Saw.. Apabila ada orang kafir mendekati Beliau, maka aku akan melawannya", pada awalnya Ummu Imarah r.a tidak memiliki sebuah perisai untuk menahan serangan orang kafir, tapi pada akhirnya ia mendapatkan juga perisai itu. Ia membawa sebuah bantulan kain berisi perban yang diikat dipinggangnya. Jika ada tentara Islam yang terluka, ia segera mengeluarkan satu perban dan membalut luka itu." Arsya memperhatikan wajah Yusuf dan Rahma. Nampak belum ngantuk sepertinya mereka.

Kurindu Baginda✔️ [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang