Lampung, 11 April 2020
***
Dret... Dret... Dret...
Ponsel Arsya berdering berulang kali. Namun sang pemilik tidak menyadari. Bagaimana mungkin bisa menyadari jika Arsya saja tengah masak di dapur.
Yusuf yang sedang bermain di kamar, ralat! Lebih tepatnya lagi dia mengacaki kamar sang kakak tampa sepengetahuan Arsya. Kali ini Rahma juga tidak mengetahui kelakuan sang adik. Sedangkan kedua orangtua tengah bekerja.
"Duli...." Yusuf berteriak dari kamarnya.
Mendengar hal itu, Arsya memberhentikan memotong bawangnya. "Dek, itu adeknya kenapa. Sana gih, samperin," titah Arsya pada Rahma, saat mereka di dapur.
Rahma mengangguk seraya menutup telinganya dari jeritan Yusuf yang semakin menjadi.
"Ih... Dek! Dibilangin jangan suka teriak-teraik!" sungut Rahma pada Yusuf ketika sampai di kamar Arsya.
"Astagfirullah haladzimmm...!! Yusuf!" suara Rahma semakin melengking ketika melihat kamar Arsya berantakan, ulah Yusuf.
Sebenarnya tidak terlalu berantakan. Hanya saja banyak boneka dan mainan yang ditaburkan Yusuf.
"Dek! Ada apa si?" tanya Arsya ketika baru sampai di kamar. Niatnya yang tidak ingin meninggalkan pekerjaannya, jadi ia urungkan ketika suara gaduh dari kedua adiknya.
"In----"
"Nih, HP duli tadi geter-geter..." Yusuf menyela ucapan Rahma yang ingin mengadukannya pada Arsya.
"Reisya," lirih Arsya melihat layar ponselnya.
"Hallo, Ass---wa'alaikummusalam warahmatullahi wabaraktuh...." Arsya yang hendak mengucapkan salah lebih dulu tergantikan dengan jawaban salamnya ketika Reisya memberi salam secara tergesa-gesa.
Terdengar isak tangis di seberang telfon. "Sya... Sya, ak.. Aku,"
Reisya tengah menangis."Astagfirullah haladzim... Kamu kenapa Rei? Reiii? Kamu kenapa?" tanya Arsya khawatir ketika suara tangis Reisya kian menjadi.
"Di rumah, sekarang ada bunda sama ayah engga?"
"Engga Rei... Belum pulang kerja,"
"Aku minep di sana ya. Udah pokoknya engga usah pake tanya. Sekarang aku ke sana."
"Iya. Rei.. Rei.. Eh, deng---"
"Udah... Aku engga apa-apa, Assalamu'alaikum..."
"Eh. Rei, denger dulu... Eh, wa'alaikummusalam warahmatullahi wabaraktuh...."
"Kenapa si ini bocah," lirih Arsya.
****
Arsya POV
Tidak sampai dua puluh menit. Kini Reisya sudah di depan rumahku.
Tok... Tok... Tok...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurindu Baginda✔️ [END]
SpiritualKisah ini sangat mengajarkan saya arti dari istiqomah yang sesungguhnya. Berubah karena Allah, mencintai karena Allah, melupakan karena Allah, persahabatan karena Allah, juga meyakinkan saya bahwa takdir tidak akan berpindah haluan. Apapun yang dini...