Lampung, 27 Maret 2020
***
Di malam yang indah akan gemerlap bintang. Kini, Arsya tengah berkumpul bersama kedua adiknya. Seperti biasa, ia akan membacakan kisah islam pada kedua adiknya.
"Ayo duli... Cepetan ah, ceritanya lama banget," rengek Yusuf ketika Arsya tengah mengikat rambutnya.
"Iya.. Iya sabar, adek..." ujar Arsya. "itu diminum dulu susunya," titah Arsya.
Yusuf pun meminum susunya dan kini Arsya sudah siap----- dengan bukunya dan mengambil posisi duduk di tengah-tengah kedua adiknya.
"Kisah Umar r.a Memeluk Islam..." Arsya membacakan judul kisahnya.
"Umar bin khaththab r.a adalah seorang sahabat yang namanya menjadi kebanggaan bagi kaum muslimin hingga hari ini. Namanya dapat menyebabkan iman menjadi meningkat, dan dapat menggentarkan hati orang-orang kafir sejak seribu tiga ratus tahun yang lalu hingga saat ini. Sebelum memeluk Islam, ia sering menentang Nabi Saw., dan mengganggu kaum muslimin. "
"Pada suatu hari, orang-orang kafir Quraisy bermusyawarah untuk menentukan siapakah di antara mereka yang bersedia membunuh Rasulullah Saw.. Umar r.a segera menyahut, "Aku siap melakukannya!" Semua orang Quraisy yang hadir di pertemuan itu berkata, "Ya, memang engkaulah yang pantas melakukannya!"... "
"Sambil menghunuskan pedang, Umar r.a melangkah menuju kediaman Rasulullah Saw.. Dalam perjalanan ia berpapasan dengan salah seorang dari Kabilah Zuhrah, yang bernama Sa'ad bin Abi Waqqas r.a. (sebagian ahli sejarah mengatakan bertemu)."
"Sa'ad bertanya pada Umar,"Engkau akan pergi ke mana?", "Aku akan membunuh Muhammad!" jawab Umar. Sa'ad berkata "Jika demikian, Banu Hasyim, Banu Zuhrah dan Banu Abdi Manaf tidak akan berdiam diri atas perbuatamu itu. Mereka pasti akan menuntut balas."..."
"Mendengar ancaman seperti itu, Umar terkejut, lalu berkata, "Oh, nampaknya kamu juga telah meninggalkan agama nenek moyang kita. Jika begitu, aku akan membunuhmu lebih dahulu!", Sa'ad berkata, "Ya, aku memang telah masuk Islam." Umar pun segera mencabut pedangnya. Sebelum bertarung dengan Umar, Sa'ad sempat berkata, "Lebih baik engkau urus keluargamu dulu, saudara perempuanmu dan suaminya juga telah masuk Islam."..."
"Tak terbayangkan kemarahan Umar ketika mendengar berita ini. Ia pun segera meninggalkan Sa'ad dan pergi menuju rumah saudara perempuannya. Ketika itu, di rumah saudara perempuan Umar ada Khabbab r.a (salah seorang sahabat Nabi Saw., yang tubuhnya penuh dengan keberkahan karena telah mengalami berbagai ujian dan cobaan. Sebab, ia adalah orang yang kelima atau keenam yang memeluk Islam ketika islam berkembang, karena itu penderitaan yang dialami pun lebih lama)."
"Dengan menutup pintu dan jendela suami istri itu membaca ayat-ayat Al-Qur'an. Umar mengetuk-ngetuk pintu sambil berteriak supaya dibukakan pintu. Mendengar suara Umar, Khabbab r.a bersembunyi. Karena tergesa-gesa, mushaf-mushaf Al-Qur'an yang sedang ia baca itu tertinggal. Begitu pintu dibukakan oleh saudara perempuan Umar. Umur memukul wajah saudara perempuannya itu sambil berkata, "Pengkhianat! Kamu sudah meninggalkan agama nenek moyangmu!" Tanpa menghiraukan wajah saudara perempuannya yang berdarah, Umar masuk ke dalam rumah dan bertanya, "Apa yang sedang kamu lakukan, dan siapa orang yang suaranya aku dengar dari luar?", "Kami hanya berbincang-bincang," jawab iparnya."
"Umar bertanya lagi, "Apakah kamu juga telah meninggalkan agama nenek moyangmu dan memeluk agama baru?" Iparnya menjawab, "Bagaimana jika agama baru itu lebih baik dari agama dahulu?" jawaban ini menyebabkan Umar marah dan memukul iparnya serta menarik-narik janggutnya sehingga wajahnya berlumuran darah. Saudara perempuannya segera melerai, namun ia pun dipukulnya sehingga wajahnya berdarah. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurindu Baginda✔️ [END]
SpiritualKisah ini sangat mengajarkan saya arti dari istiqomah yang sesungguhnya. Berubah karena Allah, mencintai karena Allah, melupakan karena Allah, persahabatan karena Allah, juga meyakinkan saya bahwa takdir tidak akan berpindah haluan. Apapun yang dini...