51. Again

31 4 0
                                    

       Entah mengapa suasana pagi ini begitu tegang. Padahal ini adalah weekend. Biasanya keluarga Bangthan menghabiskan waktu untuk quality time mengingat mereka di rumah hanya malam hari saja. Para hyung/oppa semuanya berkumpul di ruang tamu. Bedanya tidak berpakaian rapi seperti mau ke kampus atau ke kantor.
       Tahu tidak, kenapa semuanya tegang?
       Karena hari ini Taehyung akan mengantar Kim ke rumah Nenek. Sesuai rencana dan sesuai persetujuan Jimin. (Kayaknya hak Jimin ke Kim lebih besar dari yang lain, ya). Hari ini kenapa mesti terulang lagi. Walaupun tidak semenyakitkan 17 tahun yang lalu, tapi keluarga Bangthan akan kembali tidak utuh.
       Masing masing dari mereka hanya terdiam, merenung, dan menerawang. Mau dilarang bagaimana? Anak itu perempuan satu satunya dan kesayangan di keluarga ini. Kalau keinginannya ditolak, tidak tega. Benak mereka dipenuhi dengan bayang bayang hidup mereka saat Kim tidak di rumah ini lagi.
       Tidak ada lagi yang menjadi mood booster. (JHope?)
       Tap Tap Tap
       Suara langkah kaki Kim menuruni anak tangga. Sudah berpakaian rapi dengan skiny jeans hitam, sweater rajutan berwarna hitam, dan outer bludru tebal berwarna cokelat pudar. Lengkap dengan tas berisi pakaian dan peralatan lain yang sudah bertengger di punggung.
       Tidak ada pemandangan yang lebih buruk dari ini.
       Taehyung langsung beranjak saat melihat Kim sudah siap berangkat. Tidak ada yang bersuara. Sebelum pergi, Seok Jin dan Yoon Gi memeluk si bungsu tanpa ragu. Dipeluk erat, bahkan mereka mencium pipi Kim yang chubby. Seok Jin pipi kanan, Yoon Gi pipi kiri. Tidak mau kalah, Ho Seok juga gantian memeluk Kim. Sambil mengelus punggungnya beberapa saat. Kemudian ia mencubit gemas kedua pipi sang adik lalu mengecup keningnya. Meski Ho Seok sedang tersenyum, tapi jujur dadanya sesak.
       Nam Joon, seperti yang paling mengerti tentang kasus yang menimpa keluarganya. Tak ada hal yang bisa dilakukannya selain memberi ijin Kim untuk pergi. Ia peluk erat tubuh adik kesayangannya itu. Ia mengelus rambutnya, juga mencium dahi Kim. Dan Jungkook? Jungkook langsung menangis saat memeluk Kim. Benar benar tidak tahan. (Kok kayak acara perpisahan di sekolah gue April lalu, yah?).
       Meski tak bersuara, tapi wajahnya sudah basah oleh air mata. Terakhir. Jimin.
Jimin hanya menatap Kim sendu dan iba. Hanya sebuah senyum pahit, lalu ia persilahkan Kim untuk pergi bersama Taehyung yang sudah menunggu di depan pintu. Ya ampun, ini benar benar menyakitkan. Saat yang lain memeluk dan mencium Kim, hanya dialah yang tidak melakukan apapun.
       Kim kemudian melangkah pelan meninggalkan rumah. Melihat oppa oppanya seperti tadi membuat ia merasa tidak patut melakukan ini. Tapi jujur, ia hanya percaya Nenek bisa membantunya. Dan ketika Kim sudah menghilang bersama Taehyung juga mobilnya, Jimin langsung tumpah air mata. Sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan, ia menangis sesenggukan tidak karuan. Kali ini, Jimin tidak terlihat tegar seperti seorang pria tangguh. (Terus . . . ? Kayak kerupuk yang kena aer?)
       Hyung hyungnya yang lain, juga Jungkook hanya bisa mengelus punggung dan juga memeluknya. Ini juga sangat menyakitkan bagi mereka. Sudah, entah bagaimana Jimin akan menjalani hari harinya setelah ini.
                                        ***
       "Nenek!!!" seru Kim sambil berlari dan langsung menghambur ke pelukan Neneknya.
       Si Nenek yang semula tengah menyapu daun daun kering di halaman juga langsung menjatuhkan sapu dan balas memeluk cucunya. Sudah berbulan bulan Kim tidak mampir ke rumahnya. Terakhir kali saat Kim mengambil beberapa medali Taekwondonya bersama Jimin.
       Taehyung menatap sendu sambil menghembuskan napas berat ke arah Kim yang sedang memeluk Nenek sambil menitikkan air mata. Tampaknya memang seperti itu. Keputusan para oppa sudah benar dengan mengijinkan Kim menginap di rumah Nenek.
       "Aigoo, cucu Nenek. Sudah lama sekali kau tidak kemari," ucap Nenek sambil mengelus elus lengan Kim usai berpelukan.
       "Hey, kenapa menangis?" tanyanya lagi.
       "Aku rindu Nenek," jawab Kim sambil kembali memeluknya.
       "Sudah sudah. Ayo bicara di dalam saja," ajak Nenek.
       "Nak, ayo masuklah," Nenek pun turut mengajak Taehyung yang langsung diiyakan olehnya.
       Taehyung kemudian mengekori Nenek dan Kim sambil menyeret koper milik Kim untuk dibawa masuk ke dalam rumah.
       "Nenek, aku mau menginap di sini tidak apa apa, kan?"
       "Kenapa masih bertanya? Datang saja jika kau mau," jawab Nenek yakin.
       "Apa kau juga ingin menginap bersama adikmu di sini?"
       "Aniyo. Aku hanya mengantarnya saja," jawab Taehyung sambil menggeleng.
       Nenek mengangguk. Untuk sesaat, Nenek merasa ada yang aneh dengan kedua cucunya ini. Kim datang seperti membawa kegundahan dan wajah Taehyung yang memancarkan kekhawatiran.
       "Ayo cepat masuk ke kamar dan rapikan semua barangmu. Ppalli," (cepat) pinta Nenek.
       "Algaesseo," (baiklah) jawab Kim sambil meraih kopernya dari tangan Taehyung. Dan sesaat kemudian, Kim sudah tidak terlihat.
       "Taehyung(ah), kenapa sebenarnya?" tanya Nenek penasaran.
       "Eung? Maksud Nenek?" Taehyung tidak mengerti.
       "Anak itu kemari pasti karena ada masalah, ahngeurae?" (Aku benar, kan?) tebak Nenek.
       Taehyung terdiam sejenak sambil menunduk.
       "Sini, ayo duduk di sini," ajak Nenek.
       Taehyung menurut dan duduk berhadapan dengan Nenek angkatnya itu.
       "Cepat ceritakan padaku. Mungkin saja bisa membantu."
       "Benar. Dia minta di antar kemari karena ada salah paham dengan Jimin hyung. Padahal sebelum ini, Jimin hyung yang paling dekat dengannya. Dan benar juga. Seharusnya Nenek bisa membantu. Setidaknya Nenek bisa meyakinkannya," jelas Taehyung.
       "Memangnya ada masalah apa?"
       Bla bla bla, Taehyung menceritakan semua yang terjadi. Dari akar hingga pucuk, dengan bantuan rumus ADIK SIMBA. (Lah, author ngomong apaan, sih?). (Gue ngetik, kagak ngomong). (ADIK SIMBA apaan emang, Thor?). (Tanyain google sanah). Dari kejadian di restoran, foto foto terkutuk itu, dan Jimin yang melabrak Seul Gi. Taehyung juga tidak lupa menjelaskan tentang Seul Gi si biang masalah yang awalnya merupakan sahabat dekat Jimin. Yang melakukan hal gila karena terobsesi dengan cintanya pada Jimin. Dan setelah itu, boooom!!!! Jimin dan Kim tidak saling bicara 3 hari full.
       Nenek yang menjadi pendengar sedari tadi, juga hanya manggut manggut mengerti. Masalah seperti ini sudah sewajarnya terjadi antar saudara. Kim hanya sedikit kaget karena baru saja tinggal bersama oppa oppanya. Sedangkan hampir 17 tahun, Kim tinggal bersama Kakek dan Nenek di rumah ini.
       Nenek pun akhirnya setuju untuk membantu membujuk Kim. Namun ia tak janji 100% cucunya itu akan langsung mengerti. Taehyung sendiri tak masalah, karena Nenek pasti mengenal Kim jauh lebih baik dari padanya. Taehyung mempercayakan Kim secara utuh kepada sang Nenek untuk menanganinya. Sedangkan ia dan saudara saudaranya yang lain akan menangani Jimin di rumah. Ya, paling tidak menghiburnya sedikit.
       "Ya sudah, Nek. Aku akan segera pulang. Jimin hyung pasti sudah menangis di rumah," ucap Taehyung.
       "Ah, iya iya. Tunggu sebentar," jawab Nenek, kemudian memanggil Kim.
       Dan sesaat kemudian, Kim kembali muncul dan menghampiri mereka berdua.
       "Oppa harus pulang. Jaga dirimu baik baik, ya," ujar Taehyung sambil beranjak.
       "Ne. Jangan mengemudi terlalu kencang."
       Taehyung tersenyum lalu memeluk sang adik dengan eratnya.
       "Arraseo. Tapi jangan terlalu lama menginap di sini," ucap Taehyung lirih tanpa melepas pelukkannya.
       "Algaessaemnida," jawab Kim sambil mengelus punggung Taehyung.
       "keureom, oppa akan kembali ke rumah," Taehyung melepas pelukkannya dan beranjak meninggalkan rumah Nenek.
       "Ne," jawab Kim.
       "Nenek, aku pulang," Taehyung membungkuk hormat kepada Nenek.
       "Eung, keurae. Berhati hatilah. Lain kali singgahlah kemari bersama saudaramu yang lain. Pasti sangat menyenangkan kalau rumah Nenek jadi ramai," pesan Nenek.
       "A, Ne," Taehyung tertawa kecil.
       "Annyeongghi kyeseo," (sampai jumpa) Taehyung pun keluar dari rumah Nenek dan menuju mobil. Ia pulang menuju rumah setelahnya dan meninggalkan Kim di sana.

Apa lagi setelah ini? Apa Jimin hyung akan baik baik saja? Ah, ya ampun. Tidak pernah terjadi seperti ini sebelumnya.

Gumam Taehyung sambil terus fokus mengemudi.
                                         ***
      
Ayolah, tolong berikan komentar kalian!!!!!!
Apa iya nggak ada yang perlu dikomentari?
BERIKAAAAAAAAN!!!!!!!!!!!!
Hah, nggak ada gunanya treak treak. Kalian baca sampai chap ini aja udah alhamdulillah. Thank you yang udah vote.
Follow?

OUR HIDDEN FAMILY (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang