PROLOGUE

21.6K 824 250
                                    

HAPPY READING

3 tahun yang lalu

KRING!!!

PLAK!!!

Shit!

"BANGUN RAMA!"

Orang yang dipanggil hanya merespon dengan menggeliatkan badannya. Ia memeluk gulingnya tambah erat membuat seorang wanita paruh baya melihatnya dengan geram. Wanita tersebut kemudian kembali menampar pantat lelaki tersebut.

"RAMA!"

Orang itu membuka matanya pelan pelan dan langsung bangun terduduk melihat wajah garang dari wanita paruh baya yang selalu ia panggil Mami.

"Mandi"

Lelaki itu hanya merespon dengan mendesah gusar, "Aku masih ngantuk, mi"

"Makannya kamu jangan pernah ke tampat terkutuk itu lagi, Rama. Mami itu pusing ngadepin kamu yang terus terusan kayak gini. Kamu mau kalau nanti Papi kamu masukkin kamu ke asrama?"lelaki itu menggeleng dengan matanya yang sayu.

"Sekarang cepat mandi dan sekolah" lelaki itu mengangguk dan akhirnya berjalan lemas ke kamar mandi.

Wanita yang masih berada di sana hanya dapat geleng geleng kepala melihat tingkah dari anak keduanya, "Punya 5 anak cuma satu yang kayak anak pungut"

*

Seorang lelaki melepas helmetnya dan langsung turun dan motornya. Terlambat? No problem baginya. Mendapat hukuman? Dirinya malah senang dan dengan senang hati menerimanya. Karena itu akan membuat dirinya bisa pergi ke kantin, tidak belajar walaupun hanya mapel pertama, dan tidak perlu mencatat catatan yang tidak begitu penting baginya.

Tidak belajar dirinya sudah pintar.

"RAMAYANA RAFAELA!"

Rama tersenyum senang, ia kemudian berbalik dan menatap seorang wanita bertubuh gemuk dengan kaca mata dimatanya. Dihukum setiap pagi adalah sarapan bagi dirinya.

"Keliling lapangan 10 kali!"

"10 kali aja?"

"Rama! Ibu itu udah capek, plis"

Rama manggut manggut dan menerima hukumannya dengan lapang dada. Biasanya ia akan dihukum keliling lapangan 10 kali, mencuci wc kamar mandi, dan menyirami kebun sekolah. Ia melepas tas selempangnya dan langsung melemparnya ke arah guru yang bisa dibilang killer itu.

"Rama! Apa seperti ini sikap kamu sama orang tua?!"

"Ibu! Saya itu capek, plis!"

Gurunya itu menganga, Rama langsung berlari menuju ke arah lapangan membuat gurunya itu geram dibuatnya.

Namanya Ramayana Rafaela. Namanya memang Rama, tapi sikapnya bisa dibilang seperti Ramayana dalam cerita? Tidak. Sama sekali tidak sama.

Play boy, sombong, dan angkuh bisa mencerminkan seorang Ramayana dalam cerita ini.

Rama menyisir rambutnya ke belakang dengan masih terus berlari mengelilingi lapangan. Berkat hukumannya setiap pagi ini membuat dirinya memiliki tubuh atletis bak seorang atlet lari.

The King Of PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang